Liputan6.com, Moskow - Rusia memiliki persediaan bom tandan dan akan mempertimbangkan penggunaannya dalam melawan Ukraina jika senjata yang sama digunakan untuk memeranginya. Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Presiden Vladimir Putin.
"Rusia memiliki persediaan yang cukup untuk berbagai jenis bom tandan," ungkap Putin seperti dilansir CNN, Senin (16/7/2023). "Jika itu digunakan untuk melawan kami maka kami berhak melakukan tindakan serupa."
Advertisement
Pernyataan Putin tersebut muncul beberapa hari setelah Ukraina mengakui telah menerima pengiriman bom tandan pabrikan Amerika Serikat (AS). Namun, seorang pejabat tinggi militer Ukraina menggarisbawahi bahwa senjata jenis itu belum digunakan.
Keputusan AS untuk mengirim bom tandan ke Kyiv kontroversial dan dikritik oleh kelompok hak asasi manusia.
Bom tandan sangat berbahaya bagi warga sipil dan non-kombatan ketika ditembakkan di dekat daerah berpenduduk karena senjata itu menyebarkan bom-bom kecil ke area luas. Bom-bom kecil yang gagal meledak saat ditembakkan bisa meledak hingga bertahun-tahun kemudian, menimbulkan risiko jangka panjang yang mirip dengan ranjau darat.
Bahaya yang ditimbulkan oleh bom tandan telah mendorong lebih dari 100 negara termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menandatangani perjanjian yang melarang penggunannya.
Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa keputusan pengiriman bom tandan ke Ukraina sangat sulit. Namun, dia memilih melakukannya karena Ukraina membutuhkan lebih banyak amunisi untuk melanjutkan perjuangannya mendorong pasukan Rusia keluar dari wilayahnya.
Ukraina Bikin Komitmen Tertulis Soal Bom Tandan
AS berusaha meredam kekhawatiran komunitas internasional terkait pengiriman bom tandan ke Ukraina. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan pada Kamis bahwa Ukraina hanya akan menggunakan bom tandan pada tempat yang tepat.
"Kyiv telah berkomitmen secara tertulis untuk memastikan bahwa amunisi ini tidak digunakan di daerah berpenduduk," ujar Menhan Austin.
"Mereka akan mencatat tempat-tempat di mana mereka menggunakan dan mereka akan memprioritaskan upaya pembersihan ranjau."
Pentagon menggarisbawahi bahwa Ukraina tidak punya minat menggunakan bom tandan di dekat warga sipil, tidak seperti Rusia.
Sementara itu, Putin mengklaim bahwa Rusia belum menggunakan bom tandan meski bukti disebut menunjukkan hal sebaliknya.
Pada Maret, PBB mengatakan telah menyusun laporan kredibel bahwa pasukan Rusia telah menggunakan bom tandan di daerah berpenduduk setidaknya 24 kali.
Advertisement