Liputan6.com, Jakarta - Si Manis Jembatan Ancol menjadi salah satu legenda yang telah banyak dikenal masyarakat. Hal itu ditunjukkan dari cerita Si Manis Jembatan Ancol yang diabadikan dalam serial hingga film.
Legenda Si Manis Jembatan Ancol yang berawal pada abad ke-19 itu berkisah tentang seorang ibu dan anaknya yang bernama Siti Ariyah (nama lain Maryam). Kala itu, Ariyah masih berusia 16 tahun dan tinggal di sebuah paviliun yang dimiliki juragan kaya raya.
Advertisement
Dikutip dari Merdeka.com, juraga itu merayu dan berniat menikah Ariyah namun ditolak olehnya. Menurut Ariyah, keinginan itu hanya untuk menjadikannya selir juragan.
Tak mau dinikahi juragan tersebut, Ariyah pun memilih kabur. Dalam pelariannya, ia bertemu dengan orang kaya di Batavia yang punya vila di kawasan Bintang Mas (Ancol) bernama Oey Tambahsia.
Kecantikan Ariyah membuat Oey bergerak cepat memerintahkan dua orang centengnya, yakni Pi'un dan Surya untuk memburu dan menangkap Ariyah. Oey ingin menikahi dan akan menjadikan Ariyah koleksi tambahan perempuan mudanya.
Pi'un dan Surya berusaha keras menangkap Ariyah. Namun, Ariyah berlari dan berusaha melawan keduanya hingga tewas tak kuasa dan kehabisan tenaga takluk di tangan kedua centeng tersebut di bendungan dempet dekat Danau Sunter yang kini terkenal sangat angker.
Mayat Ariyah dibuang begitu saja di area persawahan sekitar 400 meter dari jembatan Ancol. Peristiwa itu terjadi pada 1817, menurut catatan Ridwan Saidi, tokoh Betawi yang meneliti tentang legenda Ariah dari saksi-saksi hidup pada 1955--1960.
Digarap Jadi Film Si Manis Jembatan Ancol 2
Dikutip dari Showbiz Liputan6.com, Si Manis Jembatan Ancol 2 tengah diproduksi dan diproyeksikan tayang di jaringan bioskop pada Desember 2023. Film produksi MVP Pictures ini digarap sutradara Anggy Umbara.
Dalam Si Manis Jembatan Ancol, Indah Permatasari menjadi pemeran utama, menghidupkan tokoh Maryam. Kini, kisah Maryam berlanjut ke panti asuhan di kampung Bahari Ancol.
Dalam film Si Manis Jembatan Ancol 2, penonton diajak mengenal dua karakter baru yakni pasutri Harun dan Rima, yang membangun panti asuhan untuk merawat anak-anak telantar.
Panti asuhan Harun dan Rima diguncang musibah. Salah satu anak panti yakni Mira mendadak meninggal dunia. Sahabatnya, Nirmala syok sekaligus terpukul.
Spekulasi muncul berbareng dengan meninggalnya Mira. Diduga, tewasnya anak panti ada kaitannya dengan teror hantu Maryam. Nirmala yang punya bakat indigo menyelidiki spekulasi ini.
Ia berkomunikasi dengan Maryam yang ternyata baik. Nirmala menyimpulkan tak mungkin Maryam sekejam ini. Ia menduga ada kekuatan besar dan jahat, yang ingin menguasai kampung Ancol Bahari.
Kekuatan jahat ini mengancam nyawa anak-anak panti asuhan. Di sisi lain, warga Ancol Bahari rupanya sudah lama takut pada teror si Manis. Tak tahan dirundung teror, satu per satu warga menjual tanah lalu meninggalkan kampung Ancol Bahari yang dulu aman dan menyenangkan.
Advertisement
Hadir dalam Format Pementasan
Tak hanya film, kisah Si Manis Jembatan Ancol juga hadir dalam format pertunjukan teater "Ariyah dari Jembatan Ancol". Pementasan ini mengangkat legenda urban "Si Manis Jembatan Ancol" yang sudah ada sejak abad ke-19.
Kisah ini memiliki berbagai versi yang berkembang tentang awal kisah Si Manis Jembatan Ancol. Namun, satu kesamaan yang mencolok adalah tokoh utama dalam cerita, yaitu Ariyah.
Melalui pementasan ini, penonton diajak merasakan atmosfer mencekam, sekaligus berkenalan lebih dekat sosok ikonis dari legenda urban yang telah dikenal luas. Memboyong cerita horor ke atas panggung dimaknainya sebagai keanekaragaman dari seni teater itu sendiri.
"Ini merupakan pertunjukan yang berani dan kritis bagi kami," sebut Happy Salma, produser pertunjukan teater "Ariyah dari Jembatan Ancol" saat jumpa pers di bilangan Jakarta Pusat, 13 Juli 2023. Lakon horor pertama Titimangsa, yang kembali bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, dijanjikan tidak hanya mencekam, namun juga memberi perspektif baru.
Pemain Pementasan Ariyah dari Jembatan Ancol
Dalam menampilkan lakon yang menghadirkan ragam emosi dari para karakter, pementasan ini menghadirkan nama-nama besar dari panggung teater dan dunia seni peran layar kaca. Mereka adalah:
- Chelsea Islan sebagai Ariyah
- Mikha Tambayong sebagai Yulia
- Ario Bayu sebagai Tambas/Mintarjo Sasongko
- Gusty Pratama sebagai Karim/Yudha
- Lucky Moniaga sebagai Biqi/Bardi
- Derry Oktami sebagai Surya/Cakil
- Sarah Tjia sebagai Ipeh/Giwang
- Rahayu Saraswati sebagai Tante Mustika
- Ririn Ekawati sebagai Mak Sabilah
- Joind Bayuwinanda sebagai Hasan/Barzah/Narator
- Josh Marcy sebagai Hantu Putih
- Siko Setyanto sebagai Hantu Jenglot
Pementasan diawali dengan latar tahun 1817-an. Ariyah dikisahkan sebagai seorang wanita yang jadi jaminan utang ibunya pada Juragan Tambas. Ketika mereka tidak bisa membayar utang, Ariyah terpaksa jadi istri muda si Juragan.
Hal ini mendapat pemberontakan dari kekasihnya Karim yang akhirnya berujung pada tragedi dan kematian keduanya. Mayat Ariyah dibuang di Jembatan Ancol, sedangkan mayat Karim tidak diketahui keberadaannya.
Ariyah yang tidak pernah merasa dirinya mati akhirnya gentayangan mencari kekasihnya. Ia juga gentayangan karena tidak sempat meminta maaf dan berpamitan pada ibunya setelah usulnya jadi jaminan utang berakhir petaka.
Di masa kini, Ariyah yang gentayangan bertemu dengan Yulia, Yudha, dan Tante Mus yang berusaha menghadapi mafia tanah bernama Bos Mintarjo yang mengancam rumah mereka. Dalam prosesnya, hubungan masa lalu dan aroma kayu manis jadi kunci dalam memecahkan misteri yang melibatkan cinta, dendam, dan keberanian.
Advertisement