Top 3 Tekno: Penjelasan Pakar Soal Dugaan 337 Juta Data Dukcapil Jadi Sorotan

Dugaan kebocoran 337 juta data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjadi sorotan para pembaca.

oleh Iskandar diperbarui 14 Jan 2024, 08:13 WIB
337 Juta Data Dukcapil Kemendagri Diduga Bocor dan Dijual di Dark Web. (Doc: Twitter | @DailyDarkWeb | @secgron)

Liputan6.com, Jakarta - Dugaan kebocoran 337 juta data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (16/7/2023) kemarin.

Berita lain yang juga populer datang dari penjelasan pakar keamanan siber terkait dugaan 337 juta data Dukcapil bocor.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Dugaan 337 Juta Data Dukcapil Kemendagri Bocor, Ini Penjelasan Pakar Keamanan Siber

337 juta data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diduga bocor di forum hacker, menambah satu lagi daftar kasus kebocoran data marak terjadi dalam beberapa tahun belakangan.

Terkait hal ini, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, dari sampel sebanyak 1 juta data yang bisa diakses hal ini cukup memprihatinkan.

"Data ini lebih banyak daripada data penduduk Indonesia. Data penduduk Indonesia sekitar 270 jutaan, namun diduga karena ini memuat data penduduk yang sudah meninggal," kata Alfons.

Melalui video yang diberikan kepada Tekno Liputan6.com, Minggu (16/7/2023), Alfons menjelaskan, dari 337 juta baris, mengandung 69 kolom. Sehingga, terlihat yang berhasil diakses adalah server database-nya disalin mentah-mentah.

"Dan kalau lihat dari isi kolomnya, memang cukup kuat ini diduga berasal dari Dukcapil. Jadi harap pihak berwenang melihat kolom-kolom data yang diberikan secara gratis ini, lalu diinvestigasi dari mana sumber kebocorannya," kata Alfons.

Meski dari 69 field database tersebut cukup banyak yang kosong, namun ada 28 field penting dan mengandung informasi-informasi pribadi.

Baca selengkapnya di sini 

 


2. Dugaan 337 Juta Data Dukcapil Bocor, Pakar Keamanan Siber: Audit Pengelolaan Harus Dilakukan

Kasus kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, sebanyak 337 juta data Dukcapil Kemendagri diduga dijual di dark web oleh peretas.

Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya pun menegaskan, ada hal yang wajib dilakukan untuk mencegah agar kebocoran data semacam ini tidak terjadi, apalagi, kejadian serupa kerap berulang belakangan ini.

"Selain berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga pengelola data disadarkan akan amanah yang diberikan ini, harus dilakukan audit terhadap pengelolaan data," kata Alfons kepada Tekno Liputan6.com, Minggu (16/7/2023).

Menurutnya, pengelolaan data harus diaudit apakah sudah menerapkan standar pengelolaan data yang baik, dan audit harus dilakukan secara teratur.

Selain itu, harus juga diberikan sanksi yang tegas apabila terjadi pengelolaan yang tidak sesuai standar yang baik seperti ISO 27001 atau yang lain.

"Mungkin Badan yang berwenang melakukan ini, kami harapkan adalah BSSN," kata Alfons. "Seharusnya sebelumnya BSSN sudah memberikan warning. Data kependudukan kan data paling inti dari masyarakat Indonesia."

Yang perlu diperhatikan juga, hal ini adalah konsekuensi dari pengelolaan data terpusat, di mana bisa diakses oleh semua pihak yang membutuhkan.

"Nah dalam mengakses ini, kalau kita melakukan enkripsi, itu kan menjadi sulit. Tetapi kalau tanpa enkripsi sekali bocor maka seperti hari ini. Maka perlu dicari caranya," kata Alfons.

Baca selengkapnya di sini 5346017

 


3. Pertama dalam 15 Tahun! Microsoft Office Bakal Punya Font Baru Pengganti Calibri

Font Aptos, default font yang akan dipakai Microsoft Office Suite untuk menggantikan Calibri yang berusia 15 tahun. (Foto: Gizchina/ Microsoft).

Belum lama ini Microsoft mengumumkan perubahan mayor pada layanan office suite mereka, yakni dengan kehadiran default font baru. Hal ini dilakukan untuk pertama kali dalam 15 tahun terakhir, dengan mengganti jenis huruf atau font default di Office suite.

Sekadar informasi, default font yang dipakai di Microsoft Office saat ini bernama Calibri. Selanjutnya, Microsoft akan mengganti font default tersebut dengan font bernama Aptos, tipe huruf baru yang dirancang Steve Matteson.

Mengutip Gizchina, Minggu (16/7/2023), dalam unggahan di blog Medium, Principal Manager Microsoft Office Program Design, Si Daniels, menjelaskan kalau Calibri sudah jadi font default yang disukai selama 15 tahun terakhir.

Meski disukai, Calibri sudah waktunya diganti. Penggantinya, menurut Daniels adalah Aptos yang akan jadi default font baru di Microsoft Word, Outlook, PowerPoint, dan Excel. Dengan begitu, ratusan juta pengguna Microsoft Office bakal segera berkenalan dengan font baru, Aptos.

Lalu, seperti apa Aptos? Masih dari sumber yang sama, Aptos adalah font jenis sans-serif. Itu artinya, Aptos tidak memiliki garis-garis kecil atau hiasan yang muncul di ujung huruf (dikenal sebagai serif).

Baca selengkapnya di sini 


Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya