Mentan Syahrul Sebut Ada 6 Provinsi di Indonesia yang Punya Peran Penting Hadapi El Nino

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa enam provinsi di Indonesia yang selama ini berperan sebagai sentra produksi pangan nasional, juga memiliki peran penting untuk menghadapi iklim ekstrim El Nino.

oleh stella maris diperbarui 17 Jul 2023, 15:19 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Antisipasi Iklim Ekstrim El Nino bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di Palembang, Senin (17/7) siang/Istimewa.

Liputan6.com, Palembang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa enam provinsi di Indonesia yang selama ini berperan sebagai sentra produksi pangan nasional, juga memiliki peran penting untuk menghadapi iklim ekstrim El Nino. Mentan Syahrul pun sudah melapor keenam provinsi tersebut kepada Presiden Jokowi. 

"Saya sudah lapor kepada presiden bahwa yang bisa menyelamatkan Indonesia ada enam provinsi, salah satunya Sumatera Selatan. Beliau sudah setuju untuk segera disiapkan langkah-langkahnya," ujar Mentan Syahrul saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Antisipasi Iklim Ekstrim El Nino bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di Palembang, Senin (17/7) siang. 

Dampak El Nino terhadap pertanian nasional akan sangat besar bila tidak ditangani dengan baik. Syahrul menyebut, kekeringan dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Bahkan El Nino akan menyebabkan penundaan dalam penanaman tanaman yang berimbas pada penurunan luas tanam, bahkan kegagalan panen.

"Selain itu, penyakit akan bermunculan, terutama pada kawasan yang terkena kekeringan ekstrim," katanya.

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Antisipasi Iklim Ekstrim El Nino bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di Palembang, Senin (17/7) siang/Istimewa.

Selain itu, Mentan Syahrul mengapresiasi kapasitas produksi beras Sumatera Selatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Sumatera Selatan disebut memiliki kelebihan produksi sebesar 743 ribu ton. Mentan Syahrul pun mendorong agar provinsi tersebut dapat meningkatkan produksinya hingga bisa mencapai 1 juta ton. 

"Tentunya hal ini akan menjadi statement bagi masyarakat Indonesia bahwa jangan khawatir, stok nasional bisa terpenuhi," ujarnya. 

Di sisi lain, Mentan Syahrul juga meminta Gubernur Sumatera Selatan bersama jajarannya, agar dapat turut serta membela kepentingan bangsa dalam menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia. 

"Sumatera Selatan sudah beres. Tapi kepentingan Indonesia belum selesai. Untuk itu, saya minta kita semua harus turun untuk bisa memastikan stok pangan nasional tercukupi," ujar Syahrul. 

Untuk mengantisipasi dampak iklim ekstrim El Nino terhadap sektor pertanian, Syahrul bersama jajarannya telah menyiapkan sembilan strategi. Sejumlah strategi tersebut meliputi identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, percepatan tanam, peningkatan ketersediaan alsintan, peningkatan ketersediaan air, penyediaan benih tahan kekeringan, program 1.000 hektare, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian, serta penyiapan lumbung pangan sampai tingkat desa. 

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Antisipasi Iklim Ekstrim El Nino bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, di Palembang, Senin (17/7) siang/Istimewa.

"Kami memiliki program 1.000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino untuk setiap kabupaten. Sumatera Selatan memiliki 17 kabupaten/kota. Jika semua kabupaten kompak, masalah Indonesia selesai," katanya. 

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyebutkan pihak BPS telah mengingatkan mereka bahwa cuaca panas yang akan terjadi tahun ini akan menjadi salah satu yang terekstrim. Meskipun begitu, Herman mengapresiasi peran Kementan yang telah turut mendorong produksi pangan Sumatera Selatan. 

"Berkat dorongan Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo.red), Sumatera Selatan bisa surplus," ujar Herman. 

Dia berharap Bulog bisa memaksimalkan penyerapan. Menurutnya, produksi yang baik bila tidak diimbangi dengan penyerapan yang baik akan sia-sia, apalagi saat ini serapan Bulog surplus dan dapat ditingkatkan. 

"Saat ini kami juga bermitra dengan swasta untuk penyerapan. Kami bersyukur pihak swasta baik-baik, tidak ada yang menimbun dan mempermainkan harga," kata  Herman. 

 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya