Pakar Kerajaan Puji Kate Middleton dan Pangeran William saat Hadiri Wimbledon 2023

Pakar Kerajaan menilai chemistry Kate Middleton dan Pangeran William sangat ideal. Hal ini juga ditunjukkan saat hadiri Wimbledon 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jul 2023, 20:07 WIB
Keluarga Wales, Pangeran William, Pangeran George, Putri Charlotte, dan Kate Middleton, menghadiri pertandingan Wimbledon. (dok. AP Photo/Alastair Grant)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Kerajaan menilai Pangeran William senang membiarkan Kate Middleton menjadi pusat perhatian di Wimbledon 2023. Pakar klaim kalau Kate Middleton dan Pangeran William telah mencapai keseimbangan sempurna di depan umum dan menolak untuk bersaing satu sama lain.

Dikutip dari Daily Mail, Senin (17/7/2023), Pangeran William dan Kate Middleton (41) bersama putra dan putrinya yakni Pangeran George (9), Putri Charlotte (8), untuk menyaksikan kemenangan Carlos Alcaraz atas Novak Djokovic di Final Tunggal Putra Wimbledon pada Minggu sore, 16 Juli 2023.

Dalam perannya sebagai Patron of the All England Lawn Tennis Club, ibu tiga anak ini menyaksikan pertandingan yang berlangsung lebih dari 4,5 jam dari Royal Box sebelum mempersembahkan trofi kepada kedua pemain di lapangan.

Kepada Femail, pakar kerajaan Richard Fitzwilliams menuturkan, dinamika Pangeran William dan Kate Middleton di Wimbledon menunjukkan bagaimana mereka bekerja dengan luar biasa sebagai sebuah tim.

Ketika pasangan itu tiba di SW19, Pangeran William berjalan di belakang istri dan anak-anaknya, dengan Kate memimpin rombongan sambil memegang tangan Charlotte.

Terlebih lagi, Kate juga memimpin keluarga ke Royal Box, sementara Pangeran William mengikuti Pangeran George.

Mengomentari engagement keluarga pada akhir pekan lalu, Richard menuturkan, Pangeran William dan Kate Middleton bekerja dengan luar biasa sebagai sebuah tim.

“Catherine menjadi pusat perhatian karena dia Patron of the All England Lawn Tennis Club. Seorang penggemar tenis, peran itu ideal untuknya,” ujar dia.

“Tidak diragukan lagi Catherine memancarkan kepercayaan diri. Sangat menyenangkan melihat ini tumbuh selama bertahun-tahun,” ujar dia.

“Dia adalah pelindung dan mempersembahkan trofi dan “piring” runner up dan berada di tengah panggung. Pangeran William tampak benar-benar santai tanpa peran resmi,” kata dia.


Pakar: Chemistry Kate Middleton dan Pangeran William Sangat Ideal

Kate Middleton, Putri Wales memberikan bola basket kepada Pangeran Inggris William disaksikan Gubernur terpilih Massachusetts Maura Healey (kiri) selama pertandingan NBA antara Boston Celtics dan Miami Heat di TD Garden di pusat kota Boston, pada 30 November 2022. (Photo by Brian Snyder/Pool/AFP)

Meski pasangan tersebut sebelumnya telah menunjukkan semangat kompetitif dalam sebuah engagement, sang ahli menuturkan, Pangeran William dan Kate Middleton tidak memiliki masalah mengambil langkah mundur untuk membiarkan yang lain menjadi pusat perhatian.

“Mereka menikmati berkompetisi dalam permainan untuk bersenang-senang dan sering melakukannya saat melakukan tur untuk menyenangkan tuan rumah mereka, tetapi mereka tidak bersaing satu sama lain,” kata dia.

Ia menuturkan, final Wimbledon yang gemilang dan Pangeran William tidak diragukan lagi senang menjadi bagian penting darinya mengingat peran Catherine sebagai patron.

"Chemistry mereka bersama sangat ideal, juga penting karena masa depan monarki sangat bergantung kepadanya,” tutur dia.

 


Raih Wimbledon 2023 Usai Kalahkan Novak Djokovic, Carlos Alcaraz: Ini Mimpi Jadi Kenyataan

Selebrasi petenis Spanyol, Carlos Alcaraz dengan mencium trofi juara setelah memastikan kemenagan atas petenis Serbia, Novak Djokovic pada laga final tunggal putra turnamen tenis Grand Slam Wimbledon 2023 di All England Lawn and Tennis Club, London, Minggu (16/7/2023) malam WIB. Carlos Alcaraz menang 3-2 (1-6, 7-6 (6), 6-1, 3-6 dan 6-4). (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Sebelumnya,  Carlos Alcaraz memenangkan gelar tunggal putra Wimbledon 2023 untuk pertama kali. Petenis Spanyol itu akhiri dominasi Novak Djokovic baru-baru ini dengan kemenangan yang menakjubkan.

Dikutip dari BBC, Senin (17/7/2023) Carlos Alcaraz (20) bangkit dari awal pertandingan yang gugup untuk menang dengan skor 1-6,7-6 (8-6), 6-1,3-6, 6.-4 melawan juara bertahan Novac Djokovic.

Djokovic mengincar kemenangan kelima berturut-turut, kemenangan kedelapan untuk tunggal putra dan juara utama ke-24, semua prestasi yang samai rekor.

Akan tetapi, Novak Djokovic kalah dari unggalan teratas Alcaraz yang memenangkan gelar besar kedua.

“Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya,” ujar Alcaraz yang baru bermain di turnamen lapangan rumput keempatnya.

“Bahkan jika saya kalah, saya akan bangga pada diri saya sendiri. Untuk dapat bermain pada tahapan seperti ini, sebagai anak laki-laki berusia 20 tahun, sangat cepat,” ujar dia.

“Aku sangat bangga pada diriku sendiri,” ia menambahkan.

Alcaraz yang memenangkan gelar Grand Slam pertamanya di Amerika Serikat terbuka tahun lalu. "Mengalahkan Novak, memenangkan Wimbledon, ini adalah sesuatu yang saya impikan sejak saya mulai bermain tenis,” ujar Alcaraz.

“Ini adalah momen paling bahagia dalam hidup saya. Saya pikir itu tidak akan berubah untuk waktu yang lama,” kata dia.

Centre Court penuh sesak. Pertandingan tersebut dihadiri Pangeran William dan Kate Middleton, aktor Brad Pitt dan pemenang dua kali Grand Slam, Andy Murray berdiri untuk memuji Alcaraz.

Sesuai tradisi sekarang, Alcaraz berlari menaiki tangga dari lapangan dan memeluk pelatih Juan Carlon Ferrero bersama keluarga dan teman-temannya.

 


Novak Djokovic Beri Selamat

Reaksi kecewa petenis Serbia, Novak Djokovic setelah kehilangan poin saat menghadapi petenis Spanyol, Carlos Alcaraz pada laga final tunggal putra turnamen tenis Grand Slam Wimbledon 2023 di All England Lawn and Tennis Club, London, Minggu (16/7/2023) malam WIB. (AP Photo/Alberto Pezzali)

Alcaraz adalah pemain pria termuda ketiga yang memenangkan gelar Wimbledon setelah Boris Becker yang berusia 17 tahun pada 1985, dan Bjorn Borg yang berusia 20 tahun pada 1976.

“Anda tidak pernah suka kalah dalam pertandingan seperti ini, tetapi saya rasa ketika semua emosi sudah reda, saya harus tetap sangat bersyukur,” ujar juara Grand Slam 23 kali Djokovic, yang menangis saat pidato di lapangan.

“Saya memenangkan banyak pertandingan sulit di sini. Mungkin saya telah memenangkan beberapa final, saya seharusnya kalah jadi mungkin ini genap,” tutur dia.

“Sulit untuk dicerna ketika Anda begitu dekat. Saya kalah dari pemain yang lebih baik, saya harus memberi selamat kepadanya, dan terus maju, semoga lebih kuat,” ia menambahkan.

 


Final yang Fantastis

Petenis Spanyol, Carlos Alcaraz berusaha mengembalikan bola saat menghadapi petenis Serbia, Novak Djokovic pada laga final tunggal putra turnamen tenis Grand Slam Wimbledon 2023 di All England Lawn and Tennis Club, London, Minggu (16/7/2023) malam WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Sebelum final putra yang ditunggu-tunggu antara dua unggulan teratas, Djokovic lebih lanjut meningkatkan kegembiraan dengan prediksi “pesta” antara pasangan yang sama-sama lapar untuk sukses.

Pertandingan yang menarik dengan penuh kualitas, drama dan momentum ayunan. Pasangan ini telah menjadi dua petenis terkemuka di ATP Tour 2023 dan bersaing memperebutkan posisi sebagai petenis nomor satu dunia.

Djokovic memenangkan Australia Terbuka dan Prancis Terbuka 2023 untuk menambah gelar juara dari Rafael Nadal mendapatkan 22 gelar utama. Sebelumnya rekor sepanjang masa dengan 24 kemenangan oleh Margaret Court.

Sementara itu, Alcaraz telah mengalami pengalaman menyakitkan saat hadapi Djokovic setelah alami kram selama semifinal Prancis terbuka bulan lalu karena dia sangat gugup.

Alcaraz yakin rasa takut keluar jelang pertandingan Minggu, 16 Juli 2023. Sempat kalah dari Djokovic pada set pertama hanya 34 menit. Djokovic menang dengan pengembalian yang dalam dan konsisten, memaksa Alcaraz mempercepat tembakan dan membuat terlalu banyak kesalahan.

Akan tetapi, Alcaraz mampu membalikkan keadaan dengan menemukan lebih banyak ritme dengan groundstrokenya dan memperkenalkan lebih banyak drop shot.

Setelah ubah ketertinggalan menjadi keunggulan, dibantu oleh kemenangan besar selama 27 menit pada awal set ketiga, Alcaraz membuat dua kesalahan longgar pada waktu krusial di set keempat dan Djokovic menyamakan kedudukan. Namun, ketenangan Alcaraz kembali pada set penentuan.

Ia melakukan break untuk memimpin 2-1 yang menyebabkan Djokovic memukulkan raket ke tiang net dan terus bermain dengan kekuatan dan variasi sehingga hasilkan kemenangan yang menakjubkan selama empat jam 42 menit.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya