Liputan6.com, Jakarta - Influencer sekaligus pemilik usaha di bidang kuliner, Jovi Adhiguna Hunter, ketahuan mencampurkan kerupuk babi ke dalam semangkuk bakso yang dibelinya. Dari video yang beredar di TikTok, Jovi melakukan itu ketika makan di restoran bakso A Fung.
Sementara itu restoran 'A Fung Baso Sapi' diketahui sudah mengantongi sertifikat halal sejak lama. Logo 'Halal' pun terpampang di tiap sudut restoran hingga tercantum di daftar menu.
Advertisement
Video Jovi Adhiguna makan bakso dicampur kerupuk babi pertama kali ramai usai diunggah akun TikTok @pawpaw.kids pada Senin pagi 18 Juli 2023.
Tujuan mengunggah video Jovi makan bakso dicampur kerupuk babi itu bukan untuk mengajak siapa pun merisak (bully) Jovi. Ini murni untuk mengedukasi dan saling mengingatkan, baik kepada non maupun sesama Muslim.
Pemilik akun menulis bahwa konten yang diunggahnya untuk mengingatkan para non-Muslim agar lebih hati-hati dan menahan diri tidak membawa makanan nonhalal ke dalam restoran yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI.
"Supaya kami umat Islam bisa aman mengkonsumsi makanan yang sudah digaransikan halal oleh pihak resto," tulisnya.
"Mohon video ini dipahami dengan baik, dan punten ya Kak @joviadhigunahunter aku jadikan contoh, biar bisa ngajak dan memberikan pemahaman mengenai konsep halal dan haram dalam mengonsumsi makanan," lanjutnya.
Jovi Adhiguna Meminta Maaf
Jovi melalui akun Instagram pribadinya, @joviadhiguna sudah meminta maaf dan mengakui kelalainnya. Jovi mengaku benar-benar tidak kepikiran sampai ada yang bikin konten, lalu menyebut namanya di TikTok.
Kemudian Jovi membeberkan kronologi 'makan bakso campur kerupuk babi' sebenarnya di fitur Instagram Stories.
Respons Warganet Soal Jovi Adhiguna Makan Bakso Campur Kerupuk Babi
Dari pantauan Liputan6.com pada Selasa pagi 18 Juli 2023, tidak ada satu pun warganet yang meninggalkan komentar negatif di akun @pawpaw.kids.
Yang terjadi justru sebaliknya, satu sama lain mengingatkan bahwa yang terjadi pada Jovi Adhiguna adalah contoh kenapa restoran yang sudah mendapatkan sertifikasi halal melarang pengunjung membawa makanan dari luar.
"Inilah kenapa resto resto sertifikat halal pada stricth tentang konsumen yang bawa makanan dari luar," tulis akun Luk.
"Padahal mengurus sertifikat halal itu sudah loh dan ribet. Harus audit sampai ke kantor-kantor pusat," tulis Aegisuh.
"Di Singapura itu food court-nya antara piring atau alat makan bekas makanan halal dan nonhalal dipisah tempat pengumpulannya. Jadi, edukasi ini benar adanya," tulis Toko Aminah Tegal.
"Konsep halal itu bukan hanya dari bahannya, tapi dari semua aspek pendukungnya, termasuk alat makannya. Semoga VT kakak jadi edukasi untuk yang lain," tulis Nggiea.
Advertisement
Sebagian Warganet Ovethinking soal Mangkok Bakso yang Digunakan Jovi Adhiguna
Konten video @pawpaw.kids ini pada Senin malam 17 Juli 2023 diunggah akun Twitter @mediocrickey dan menjadi viral.
Beberapa warganet yang mengikuti Jovi sejak lama, mengaku menyayangkan kelalaian yang dilakukan sang influencer.
Menurut pengikutnya, Jovi biasanya akan mengingatkan calon penonton bahwa yang dimakannya adalah nonhalal.
"Lah iya, tumben si Jovi bermasalah. Biasanya dia begini-begini aware. Promosiin makanan nonhalal aja suka bilang skip aja yah yang Muslim. Lah... Kok ini pede bener bawa makanan nonhalal ke resto yang sudah sertifikasi halal," kicau akun @oanye*****
Meski Jovi sudah meminta maaf, warganet menilai itu saja tidak cukup. Sebab, sejulah warganet menilai apa yang dilakukan Jovi menyebabkan munculnya stigma yang membuat orang jadi takut makan bakso A Fung lagi.
"Kasihan yang punya resto. Belum lagi stigma negatif orang jadi takut makan bakso A Fung lagi," kicau @Gacor****
"Repot nih kudu identifikasi doi pakai mangkok yang mana. Udah gitu harus dicuci 7 kali + salah satunya pakai tanah," kicau akun @Twt_dr****
"Yah, jadi overthinking mau makan di luar," kicau yang lain
Ini Loh Alasan Restoran Bersertifikasi Halal Larang Konsumen Bawa Makanan dan Minuman dari Luar
Dalam sebuah kesempatan baru-baru ini, Halal Partnership and Audit Service Director, Ir Muslich MSi menjelaskan secara rinci kenapa restoran bersertifikasi halal akan melarang calon pengunjungnya membawa makanan dari luar.
"Jadi, kalau sertifikasi restoran, itu sertifikasi harus semua menu. Sehingga kalau ke restoran bersertifikasi halal, tidak perlu tanya lagi 'menu yang halal yang mana' karena kriterianya mengharuskan semua menu, dan semua outlet," kata Muslich kepada Liputan6.com di BSD, Tangerang, Banten.
Lebih lanjut dijelaskan Muslich, larangan membawa makanan dan minuman dari luar ketika mengunjungi restoran bersertifikasi halal menjadi langkah pencegahan sekaligus proteksi.
Dengan adanya larangan itu, pihak restoran memastikan bahwa semua makanan dan minuman yang tersaji di tempat mereka terjaga keamanannya sesuai dengan syariat Islam.
"Larangan tadi sesungguhnya untuk menjaga agar jangan menjadi persoalan. Ini kriteria menu, tapi kok orang (misalnya terjadi di daerah wisata) bisa bebas bawa bir masuk? Jelas-jelas bir itu haram. Itu enggak boleh," katanya.
Dalam memperoleh sertifikasi halal, lembaga pemeriksa tidak hanya berfokus pada bahan-bahan makanan atau minuman saja, tapi mencakup juga central kitchen atau dapur pusatnya.
Muslich lalu, mengatakan, agar pemilik restoran maupun brand mendapatkan sertifikasi halal, hal pertama yang harus dilakukan adalah mendaftarkan mereka atau usahanya secara online.
Nantinya, lanjut Muslich, akan dilakukan audit oleh tim Halal pada bahan baku yang digunakan, proses masak yang dilakukan, proses penyajian makanan, hingga pembersihan alat makan.
Halal atau Haram Tidak Hanya Sekadar Babi
Dijelaskannya bahwa halal atau haram itu tidak sebatas makanan tersebut mengandung daging babi atau tidak.
Sebab, daging ayam atau daging sapi yang tidak disembelih secara Islam pun bisa menjadi haram.
"Ada beberapa bahan yang jelas haramnya, ada beberapa bahan yang tidak bisa langsung dilihat jelas betul haram atau tidaknya," ujarnya.
Itu sebabnya setiap material harus memiliki dokumen. Dari dokumen itu bisa dilihat apa saja bahannya dan apakah bahan itu dari sumber yang suci.
"Bahan itu harus dari sumber yang suci, tidak boleh terkena najis sepanjang proses penangananya. Misalnya, sumber suci itu, kalau dari tanaman itu suci, hewan laut suci, chemical suci, dan air itu suci," katanya.
Namun, tidak semua bahan harus memiliki dokumen atau sertifikasi. Seperti misalnya kopi yang disangrai.
Tim audit biasanya hanya perlu mengetahui proses dan bahan yang digunakan saja.
Selama tidak penambahan bahan lain selama proses sangrai, kopi tersebut akan dinyatakan suci meski tidak memiliki dokumen sertifikasi halal.
Advertisement