Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa (18/7/2023) seiring investor menanti rilis risalah pertemuan kebijakan bank sentral Australia.
Dikutip dari CNBC, Selasa pekan ini, di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,25 persen. Sedangkan indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,81 persen dan indeks Topix bertambah 0,76 persen. Hal ini seiring Jepang bersiap untuk data ekonomi utama akhir pekan ini, termasuk neraca perdagangan dan indeks harga konsumen.
Advertisement
Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir, tetapi indeks Kosdaq naik 0,76 persen seiring Korea Selatan mengadakan pertemuan pertama Nuclear Consultative Group dengan Amerika Serikat pada Selasa, 18 Juli 2023.
Pertemuan itu akan membahas berbagi informasi, mekanisme konsultasi dan perencanaan bersama serta pelaksanaan yang dirancang untuk meningkatkan pencegahan nuklir terhadap Korea Utara, demikian laporan Yonhap.
Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong juga melanjutkan perdagangan pada Selasa, 18 Juli 2023 setelah sesi perdagangan dihentikan pada Senin, 17 Juli 2023 seiring peringatan Topan Talim.
Indeks future Hang Seng berada di posisi 19.450. Indeks ini lebih tinggi dari penutupan terakhir di kisaran 19.413,78.
Di wall street, tiga indeks acuan menguat seiring investor bersiap untuk musim laporan keuangan kuartal II 2023. Indeks Dow Jones naik 0,22 persen ke level tertinggi pada 2023. Indeks S&P 500 bertambah 0,39 persen, dan indeks Nasdaq cetak penguatan terbesar mencapai 0,93 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 18 Juli 2023
Sebelumnya, Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Senin, 17 Juli 2023 seiring investor cerna data ekonomi China.
Dikutip dari CNBC, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mencatat pertumbuhan ekonomi 6,3 persen pada kuartal II 2023. Ini lebih rendah dari yang diharapkan.
Di sisi lain, bursa saham Hong Kong tutup usai ada peringatan Topan Talim. Otoritas Hong Kong beri sinyal badai tetap berlaku hingga pukul 16.00.
Bursa Hong Kong membatalkan sesi perdagangan pagi. Saat sinyal topan mencapai nomor 8, dan semua perdagangan dibatalkan pada hari itu,
Di bursa saham China, indeks Shanghai merosot 0,87 persen, dan ditutup di posisi 3.209,62. Indeks Shenzhen melemah 0,63 persen ke posisi 11.010,36.
Di Australia, indeks ASX 200 turun ke posisi 7.298,50, dan hentikan kenaiakn beruntun dalam empat hari. Australia akan rilis angka pengangguran pada akhir pekan ini yang akan beri petunjuk kepada keputusan bank sentral Australia.
Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,35 persen ke posisi 2.619, dan akhiri kenaikan beruntun dalam empat hari. Indeks Kosdaq naik 0,22 persen ke posisi 898,29. Sedangkan bursa saham Jepang libur.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 17 Juli 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 17 Juli 2023. Wall street bersiap untuk laporan kuartalan dari beberapa perusahaan terbesar di dunia.
Dikutip dari CNBC, Selasa (18/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 76,32 poin atau 0,22 persen menjadi 34.585,35. Indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi pada 2023. Indeks S&P 500 menguat 0,39 persen ke posisi 4.522,79. Indeks Nasdaq naik 0,93 persen menjadi 14.244,95.
Saham raksasa teknologi Apple bertambah 1,7 persen. Saham Tesla menguat 3,2 persen. Selain itu, saham JPMorgan Chase menanjak 2,4 persen.
Musim laporan keuangan kuartal II dimulai pekan ini yang berasal dari sejumlah lembaga keuangan besar antara lain Bank of America, Morgan Stanley, dan Goldman Sachs. Selain itu, sejumlah perusahaan akan rilis laporan keuangan yakni United Airlines, Las Vegas Sands, dan raksasa teknologi Tesla dan Netflix.
Wall street prediksi musim laporan keuangan dengan laba lebih rendah. Analis prediksi penurunan lebih dari 7 persen untuk laba dari tahun lalu, menurut Factset.
Minggu ini juga mengantarkan “blackout period” jelang pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada Juli 2023. Pelaku pasar mengantisipasi sekitar 97 persen peluang bank sentral menaikkan suku bunga acuan pada akhir Juli setelah mempertahankan suku bunga pada Juni, menurut FedWatch CME Group.
Di sisi lain, saham keluar dari pekan kemenangan yang ditunjukkan Dow Jones dengan naik 2,3 persen, dan mencatat kenaikan mingguan terbaik sejak Maret. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing bertambah 2,4 persen dan 3,3 persen.
Risiko Resesi Lebih Rendah di AS
“Saya pikir pasar agak gembira dengan skenario disinflasi, soft landing,” ujar President of Yardeni Research, seperti dikutip dari CNBC.
“Saya telah berpikir cukup lama kita berada dalam resesi, tetapi saya berpendapat ini adalah resesi yang bergulir, bukan resesi ekonomi secara keseluruhan. Sekarang saya pikir kita sedang dalam pemulihan yang bergulir,” ia menambahkan.
Adapun pergerakan pasar terjadi setelah laba bank besar yang solid dan laporan inflasi yang lebih lemah mengangkat sentimen investor. Hal ini meningkatkan beberapa harapan bank sentral mungkin dapat meredam inflasi tanpa membuat ekonomi jatuh dalam resesi.
Marko Kolanovic dari JPMorgan melihat risiko resesi lebih rendah dalam waktu dekat. “Sementara peningkatan pertumbuhan dari normalisasi permintaan dan jasa dan harga komoditas akan tetap ada. Oleh karena itu, kami mengecilkan risiko resesi jangka pendek,” ujar dia.
Namun, ia tetap skeptis soft landing dapat dicapai. “Inflasi kembali ke zona nyaman bank sentral secara berkelanjutan tanpa penurunan,” ujar dia.
Kolanivic optimistis dengan reli pasar pada 2023. Awal bulan ini, dia mencatat kalau harga risiko resesi yang jinak bersama dengan meningkatnya tanda-tanda kemunculan siklus kredit muncul. “Hal ini membuat kita menjadi lebih negatif pada obligasi korporasi dan lebih positif pada obligasi pemerintah,” ujar dia.
Advertisement