Liputan6.com, Jakarta Presiden Bank Dunia Ajay Banga mengatakan bahwa perekonomian global berada di tempat yang sulit tetapi tidak akan bertahan lama.
"Faktanya adalah ekonomi dunia berada di tempat yang sulit. Itu telah mengungguli apa yang dipikirkan semua orang tetapi itu tidak berarti tidak akan ada tantangan lagi," ujar Banga, dikutip dari US News, Selasa (18/7/2023).
Advertisement
"Ramalan tidak sama dengan takdir. Kita bisa mengubah takdir, itu yang harus kita pikirkan saat ini," kata Banga di sela-sela pertemuan G20 di Gandhinagar, India.
Pada Juni 2023, Bank Dunia menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi global tahun 2023. Dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya, badan keuangan internasional itu mengatakan bahwa PDB global diproyeksi tumbuh 2,1 persen tahun ini.
Angka itu menandai kenaikan dari perkiraan 1,7 persen yang dikeluarkan pada bulan Januari, tetapi masih di bawah tingkat pertumbuhan 2022 sebesar 3,1 persen.
Untuk tahun 2024, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,4 persen dari 2,7 persen pada bulan Januari lalu. Pemangkasan ini imbas dari efek perlambatan dari pengetatan moneter bank sentral, serta kondisi kredit yang lebih ketat yang mengurangi investasi bisnis dan residensial.
Bank Dunia menjelaskan, faktor-faktor tersebut akan memperlambat pertumbuhan lebih lanjut pada paruh kedua tahun 2023 dan memasuki tahun 2024.
Terkait proyeksi ekonomi global tahun ini, Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill mengatakan bahwa 2023 masih akan menandai salah satu tahun pertumbuhan paling lambat untuk negara maju dalam lima dekade terakhir.
Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9% di 2023, Lewati Malaysia Hanya Kalah dari Filipina
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik menguat menjadi 5,5 persen tahun 2023 ini.
Dalam laporan terbarunya Global Economic Prospects per Juni 2023, Bank Dunia mengatakan bahwa penguatan pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik didukung oleh pemulihan di China, yang mengimbangi pertumbuhan yang moderat di beberapa negara lain.
Namun untuk tahun 2024 dan 2025 mendatang, Bank Dunia memperkirakan akan ada penurunan ekonomi di kawasan tersebut.
"Pada tahun 2024 dan 2025, pertumbuhan di EAP diperkirakan akan turun masing-masing menjadi 4,6 persen dan 4,5 persen, karena pertumbuhan di China melambat bersamaan dengan pertumbuhan yang stabil secara luas di wilayah lainnya," tulis Bank Dunia dalam Global Economic Prospects report Juni 2023, dikutip Rabu (7/6/2023).
Untuk Indonesia, Bank Dunia memproyeksi ekonomi akan tumbuh 4,9 persen pada tahun 2023 hingga 2024. Kemudian pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi akan naik di 5 persen pada tahun 2025 mendatang.
Advertisement
Proyeksi Ekonomi ASEAN
Dibandingkan dengan proyeksi bulan Januari, pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan naik 1,2 poin persentase lebih tinggi tahun ini an 0,3 poin persentase lebih rendah pada tahun 2024.
Selanjutnya di negara tetangga, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Malaysia akan tumbuh 4,3 persen pada 2023 dan 4,2 persen di 2024, kemudian Thailand 3,9 persen dan 3,6 persen di tahun 2023 dan 2024.
Adapun ekonomi Filipina yang diproyeksikan tumbuh 6 persen pada 2023 dan 5,9 persen pada 2024 mendatang.
Di China, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan pulih menjadi 5,6 persen pada tahun 2023, karena pembukaan kembali, bersama dengan akumulasi penghematan berlebih, mendukung pengeluaran rumah tangga.
"Pertumbuhan investasi (di Asia Pasifik) diperkirakan akan sedikit meningkat tahun ini, didukung oleh stimulus terkait infrastruktur dan pemulihan bertahap di sektor properti. Inflasi diperkirakan akan tetap berada di bawah target karena adanya kelesuan ekonomi, termasuk di pasar tenaga kerja," ungkap Bank Dunia.