KPK Panggil Staf Ahli Menhub Terkait Kasus Suap Proyek Jalur Kereta Api

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan memeriksa Staf Ahli Menteri Perhubungan (Menhub) Robby Kurniawan, Selasa (18/7/2023).

oleh Fachrur Rozie diperbarui 18 Jul 2023, 15:45 WIB
Gedung KPK (Liputan6/Fachrur Rozie)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan memeriksa Staf Ahli Menteri Perhubungan (Menhub) Robby Kurniawan, Selasa (18/7/2023). Robby dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan suap pengadaan dan pemeliharaan jalur kereta api di wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Sumatera periode 2018-2022.

Selain Robby, KPK juga turut memanggil lima Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Mereka yakni Nur Setiawan, Anshari, Dandun Prakosa, Irvan Ariestiana, dan Rode Paulus Gaguk.

"Pemeriksaan dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, Gedung Merah Putih, Kuningan Persada Kavling 4, Setiabudi, Jakarta Selatan," ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (18/7/2023).

Belum diketahui apa yang ingin didalami penyidik terhadap mereka. Namun, diketahui KPK saat ini sedang menyelidiki dugaan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi. Salah satu saksi yang pernah dipanggil KPK berkaitan dengan kasus ini yaitu Pengusaha asal Yogyakarta Muhammad Suryo.

Nama Suryo sempat muncul di dalam surat dakwaan perkara ini. Namanya muncul dalam dakwaan Direktur PT Istana Putra Agung Dion Renato Sugiarto yang dibacakan tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK pada Kamis, 6 Juli 2023.

Dalam surat dakwaan, Suryo disebut sebagai pihak yang memesan proyek pekerjaan Jalur Ganda KA Solo Balapan - Kadipiro - Kalioso KM 96+400 sampai dengan KM 104+900 (JGSS 6) senilai Rp164,515 miliar.

Suryo menggunakan perusahaan PT Calista Perkasa Mulia untuk mendapatkan proyek tersebut. Namun ternyata ada syarat yang tidak dipenuhi oleh PT Calista Perkasa Mulia saat proses evaluasi terkait lelang proyek tersebut.

Balai Teknik Perkeratapian (BTP) kemudian menunjuk perusahaan kontraktor lain untuk menggarap proyek tersebut. Perusahaan pengganti PT Calista Perkasa Mulia yakni, PT Istana Putra Agung yang merupakan perusahaan pendamping lelang sebagai pemenang proyek JGSS 6.


Soal Penetapan Pemenang Proyek

Proses tangkap tangan ini terjadi setelah KPK mendapat informasi dugaan rekayasa lelang dan suap saat pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Bagian Tengah (Jabagteng) Bernard Hasibuan lantas mengajak Dion Renato Sugiarto bertemu dan menyampaikan PT Istana Putra Agung akan ditetapkan sebagai pemenang paket JGSS 6.

Namun, Dion diberikan syarat untuk menyerahkan uang yang diistilahkan sleeping fee untuk Suryo sebesar Rp11 miliar. Atas syarat itu, Dion menyanggupinya. Duit itu kemudian diserahkan kepada Suryo melalui perantara.

Dari permintaan Rp11 miliar itu, Dion hanya merealisasikan pemberian sleeping fee untuk Suryo sebesar Rp9,5 miliar. KPK bakal menindaklanjuti fakta persidangan soal dugaan keterlibatan pengusaha Suryo tersebut.

"Nanti jaksa KPK tentu akan membuktikan seluruh fakta-fakta yang ada dalam surat dakwaan dimaksud. Perlu disampaikan, fakta-fakta tersebut disusun jaksa berdasarkan hasil proses penyidikan sehingga semua akan dibuka pada proses di pengadilan Tipikor," ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri.


Kasus Kebocoran Penyelidikan KPK

Selain di kasus DJKA Kemenhub, nama Muhammad Suryo juga sempat disebut oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK dalam kasus kebocoran dokumen penyelidikan di Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

Suryo disebut oleh Pelaksana harian (Plh) Dirjen Minerba Kementerian ESDM Muhammad Idris Froyoto Sihite sebagai pemberi dokumen penyelidikan yang sedang dilakukan oleh KPK. Padahal, dokumen tersebut bersifat rahasia.

"Saat diperiksa oleh Dewas, saudara Muhammad Idris Fryoto Sihite menyatakan bahwa pernyataannya yang menyatakan kalau tiga lembar kertas yang ditemukan oleh penyidik berasal dari pak menteri dan dari pak Firli diubah menjadi diterima dari seseorang pengusaha yang bernama Suryo," kata Ketua Dewas KPK Tumpak Hatarongan Panggabean saat konferensi pers, pada Senin 19 Juni 2023.

Infografis OTT KPK Kuak Dugaan Korupsi Proyek Jalur Kereta Api. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya