Ganjar Pranowo Lepas Ekspor 400 Ton Benang Senilai Rp 14,9 Miliar ke India dan Brasil

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor sekitar 400 ton benang ke India dan Brasil. Ganjar mengatakan, pelepasan ekspor ini menandai bidang perdagangan mulai meningkat kembali pascapandemi Covid-19.

oleh Arthur Gideon diperbarui 18 Jul 2023, 19:00 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor sekitar 400 ton benang ke India dan Brasil di kompleks pabrik PT Duniatex Group, Demak, Selasa (18/7/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melepas ekspor 400 ton benang produksi PT Duniatex Group di kompleks pabrik PT Duniatex Group, Demak, Selasa (18/7/2023). Ratusan ton benang ini akan dikirim ke ke India dan Brasil.

Ganjar Pranowo mengatakan, pelepasan ekspor ini menjadi tanda bahwa sektor perdagangan kembali bangkit pascapandemi Covid-19. Pelepasan ekspor ini diharapkan memicu pabrik lain untuk terus mencari pasar ekspor baru.

Dalam ekspor kali ini diangkut oleh 17 kontainer dengan total sekitar 400 ton benang. Nilai ekspor ini kurang lebih USD 1 juta atau sekitar Rp 14,9 miliar.

“Artinya, perdagangan mulai bagus, pabrik-pabrik mulai hidup kembali dan sekarang ekspor sudah mulai berjalan, tentu banyak sektor lain yang seperti ini,” katanya pada Selasa (18/7/2023).

Gubernur Jateng dua periode itu mengaku bangga dengan kegiatan ekspor yang dilakukan. Hal ini membuktikan keberhasilan industri bidang tekstil yang bisa bertahan usai badai Pandemi Covid-19.

 

“Industri tekstil ini tidak gampang untuk bisa survive hari ini, maka Duniatex mencoba menunjukkan kapasitas dirinya sebagai sebuah perusahaan yang profesional untuk tetap bisa survive,” ucapnya.

Oleh karenanya, Ganjar mendorong agar para pelaku industri tekstil terus berupaya meningkatkan ekspor, sambil membuka pasar baru di negara-negara besar lainnya.

“Maka saya ingatkan tadi untuk bisa mencari pasar-pasar baru apakah ini benang, apakah besok kain atau produk-produk jadi yang lain dan tentu saja penting hubungannya untuk menjaga ketahanan dari perusahaan itu sendiri,” ujarnya.

Ganjar juga berpesan kepada pelaku industri agar menjaga hubungan baik dengan buruh. Sehingga kondisi yang tidak gampang ini dapat dilalui bersama-sama.

“Nanti kalau pas ekonominya kembali pulih juga dinikmati bersama-sama. Sehingga susah dinikmati bareng, pada saat baik ya dinikmati bareng. Jadi kami harapkan ini bagian dari semangat untuk bisa bangkit kembali dalam sisi ekonomi,” tegas Ganjar Pranowo.


Ekspor Indonesia Capai USD 20,61 Miliar per Juni 2023, Turun 5,68%

Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia (dok: SI)

Badan Pusat Statistik(BPS) melaporkan bahwa ekspor Indonesia Juni 2023 menyentuh angka USD 20,61 miliar. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Mei 2023, angka tersebut turun sebesar 5,68 persen.

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan, ekspor migas di Juni mencapai USD 1,26 miliar atau turun 3,64 persen dibandingkan Mei 2023. Sedangkan ekspor non-migas tercatat USD 19,34 miliar mengalami penurunan 5,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Penurun ekspor non migas itu ini bisa dilihat karena penurunan nilai ekspor pada beberapa komoditas, pertama bahan bakar mineral 11,45 persen, nikel dan bahan turunannya 41,33 persen, dan logam mulia batu perhiasan permata 41,41 persen," ujar dia, di Jakarta, Senin (17/7/2023).

Sedangkan untuk ekspor migas yang mengalami penurunan sebesar 3,64 persen dikarenakan untuk gas turun sebesar 10,35 persen. "secara garis besar penurunan ekspor terjadi pada sektor migas dan nonmigas baik secara tahunan maupun bulanan seiring dengan tuenn harga komoditas ekspor unggulan kita," terang dia.

 


Rincian Ekspor

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Adapun pangsa pasar ekspor non migas Indonesia pada Juni 2023 adalah China, Amerika Serikat (AS) dan India. Untuk ekspor non migas ke China USD 4,58 miliar mengalami penurunan secara bulan dan tahun dengan pangsa pasar 23,70 persen terhadap total nilai ekspor non migas juni 2023.

Kemudian ekspor non migas ke AS, ini sebesar USD 1,96 miliar ini juga mengalami penurun baik bulanan maupun tahunan, dengan pangsa pasarnya 10,11 persen.

"Ekspor non migas ke India USD 1,67 miliar naik secara bulanan tetapi menurun secara tahunan dan pangsa ekspor 8,61 persen dan komoditasnya adalah lemak dan minyak hewani atau nabati dan bahan bakar mineral," katanya.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Jan hingga Juni 2023 mencapai USD 128,66 miliar atau turun 8,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD 120,82 miliar atau turun 9,32 persen.

Infografis Dampak Larangan Ekspor CPO dan Produk Turunannya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya