Liputan6.com, Jambi - Tari dana syarah merupakan salah satu tari tradisional yang berkembang di wilayah Jambi, khususnya di daerah Pelayangan. Pada masa lalu, wilayah Pelayangan merupakan tempat bagi masuknya para pedagang Arab untuk berdagang.
Selain berdagang, mereka juga menyiarkan agama Islam di Jambi. Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tari dana syarah merupakan salah satu karya budaya dari Timur Tengah.
Budaya tersebut dapat diterima oleh masyarakat setempat, yang kemudian diadopsi menjadi karya budaya daerah. Dari struktur lagu pengiring, tari dana syarah terdiri dari dua bagian, yaitu tarian yang diiringi lagu dana dan lagu syarah.
Baca Juga
Advertisement
Syarah merupakan bentuk syair berupa pujian terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Nabi Muhammad SAW. Jadi, tari dana sarah adalah tarian yang berfungsi untuk mengungkapkan puji-pujian lewat gerak dan lagu.
Awalnya, tari dana syarah dipentaskan oleh penari pria dalam perayaan hari-hari raya Islam. Tarian tersebut juga hanya ditampilkan untuk kalangan terbatas, yakni keluarga-keluarga keturunan Arab.
Namun, pada perkembangannya, tari dana syarah menjadi tari pergaulan yang dapat dipentaskan secara berpasangan. Biasanya, para penari tersebut merupakan remaja putra dan putri.
Tarian ini juga telah dipentaskan di berbagai acara, seperti dalam pesta perkawinan, penyambutan tamu terhormat, dan perayaan-perayaan hari besar lainnya.
Para penari ini mengenakan kostum baju dan celana teluk belango, kain sarung atau songket, dan kopiah, untuk penari pria. Sementara penari wanita mengenakan baju kurung, celana panjang, kain sarung atau songket, dan selendang.
Tari dana syarah diiringi oleh musik yang berasal dari berbagai alat musik, seperti gendang kecil, gendang rebana, biola, dan gambus. Selain itu, juga ada penyanyi yang akan menyanyikan lagu dana dan syarah.
(Resla Aknaita Chak)