Liputan6.com, Jakarta - Sosok Sebastian Gunawan sebagai desainer kenamaan Indonesia tentu sudah tak asing. Kali ini desainer yang kerap disapa Seba itu menyuguhkan karya terbarunya. Ia meluncurkan koleksi terbarunya "Metaphor" sebagai caranya menerjemahkan kehidupan dalam kiasan.
Seba menyulap kelut melut situasi kehidupan akibat pandemi Covid-19 yang menjadi inspirasinya dalam 91 koleksi karya yang kaya warna, bentuk, dan motif. "‘Metaphor’ merupakan kiasan, berawal dari apa yang kita alami di kehidupan setelah pandemi, makanya di koleksi ini ada motif kotak, gelombang, lurus, bulat, dan juga bunga," ujar Seba pada peluncuran "Metaphor" di Grand Ballroom, Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2023.
Advertisement
Dengan lini Sebastian Gunawan Signature, di bawah duet Creative Director Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese mengambil konsep berpikir ini sebagai proses kreatifnya. Gaun-gaun yang dihadirkan terdiri dari cocktail dress hingga evening dress menggunakan bahan-bahan seperti silk crepe, taffeta, jacquard, dan tulle.
Peragaan busana dimulai tampilan koleksi gaun pesta sederhana namun tetap menonjol, dengan potongan-potongan lugas bersiluet kotak. Kemudian hadir gaun berbentuk gelombang hingga bulat dengan warna-warna lembut nan cerah dan nyentrik ala Seba.
Semua koleksinya ditata dan disambung-sambungkan menjadi mozaik, ditarik dan dikerut membentuk siluet, yang hasil akhirnya seolah bagaikan metafora berupa gaun-gaun. Menurut Seba koleksi ini juga merupakan refleksi dari perjalanan jenama Sebastian Gunawan Signature dalam menciptakan rancangan-rancangan untuk para crème de la crème clientele.
Detail Koleksi Sebastian Gunawan Signature 2023/2024
Tampilan gaun dari bahan tersebut juga diberi sentuhan ulang dengan teknik embroidery, pleats, fringe, frill, dan ornamentasi, sehingga menjadi bahan baru yang indah. Tampak juga motif-motif floral pada bahan dihiasi lagi dengan tambahan embroidery dan untaian fringe, motif-motif tekstur pada bahan jacquard diberi hiasan beads yang gemerlap.
Sementara bahan-bahan polos diperkaya dengan ornamentasi dari guntingan-guntingan bahan eco-leather membentuk polageometrik. Sentuhan ulang ini hasil kerja tangan yang sudah menjadi penekanan desain pada setiap gaun-gaun Sebastian Gunawan Signature.
Pilihan warna diambil dari spektrum yang luas, dari warna-warna terang seperti kuning, biru, merah, warna-warna elegan seperti hitam dan putih, hingga yang glamor dengan penggunaan bahan-bahan berwarna keemasan. Rancang pakaian antara lain, gaun-gaun mini bersiluet pas badan di badan dan flair di sisi bawah dalam bentuk rok-rok bersiluet lonceng yang permukaannya diberi susunan lengkung vertikal yang membuat siluet rok menjadi dramatis.
Satu suit jas dan celana panjang dibuat hybrid dengan rok lonceng bermotif tartan. Bagian atas gaun banyak berpotongan halter yang akan menonjolkan keindahan bahu, namun ada juga potongan bahu-bahu tertutup dengan long coat, cape, jacket, atau sisi lengan bersiluet puff yang romantis.
Semua gaun-gaun diciptakan dengan indah dan elegan, sebagai sikap bahwasetiap sisi kehidupan apa pun yang terlalui, Sebastian Gunawan Signature mencoba positif dan optimis, untuk menjadikannya sebagai satu metafora yang indah.
Advertisement
Golden Muse Karya Sebastian Gunawan
Semangat berkarya desainer Sebastian Gunawan tetap berkobar meski pembatasan akibat pandemi belum sepenuhnya berakhir. Pada 2022, setelah dua tahun vakum, ia akhirnya dapat kembali mempersembahkan peragaan busana yang berlangsung secara offline.
Koleksi Sebastian Gunawan Signature 2022/2023 persembahannya bertajuk "Golden Muse." Sebanyak 75 looks pada fashion show kali terinspirasi dua sosok perempuan yang jadi "muse" dari seniman Gustav Klimt (1862--1918), yakni Adele Bloch-Bauer dan Emilie Louise Flöge.
"Yang saya pilih adalah muse-nya. Salah satu contohnya bahwa banyak sekali pelukis-pelukis menggambarkan wanita, tapi yang dikenal pelukisnya, bukan muse-nya," kata Sebastian Gunawan seusai fashion show Sebastian Gunawan Signature 2022/2023 di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa malam, 18 Juli 2022.
Seba menyampaikan, pelukis Austria Gustav Klimt dalam berkarya banyak terinspirasi dari perempuan-perempuan pada zaman itu. Mereka dikenal memiliki pemikiran yang sangat maju.
"Adele dan Emilie pada zaman itu sangat berbeda dengan wanita pada umumnya. Mereka punya suatu kebebasan dan motivasi untuk membentuk karakter berbeda daripada pergerakan budaya pada zamannya," tambah Sebastian Gunawan. Sang desainer menambahkan inspirasi dari Gustav Klimt diusung karena melihat mereka mempunyai karakter yang kuat.
Detail Koleksi Busana
Adele dan Emilie digambarkan punya jiwa yang bebas semasa mereka hidup. "Dalam arti kata pada zaman itu wanita memakai korset, tapi mereka sudah tidak pakai korset. Mereka punya image penampilan diri yang berbeda (dari wanita pada) umumnya zaman itu," kata Sebastian Gunawan.
Terdapat beragam siluet, detail, serta permainan kombinasi bahan yang disuguhkan dalam koleksi "Golden Muse." Seba juga menghadirkan manipulasi bentuk pada busana, mulai dari bulat, segitiga, lurus, sampai kotak.
"Sebenarnya itu enggak satu benang merah seperti itu saja. Kalau dari tangan balon, jaket balon, rok balon, segitiga pendek, segitiga susun jadi permainannya dilihat dari motif-motif pada lukisan itu sendiri," sebut desainer ini.
Untuk memvisualisasi kedua "muse," Gustav Klimt menyuguhkan busana yang terlihat seperti selimut, berjuntai, bertumpuk, dan berbahu terbuka. Siluet busana-busana itu lantas diterjemahkan dalam rancangan yang wearable nan relevan dengan pemikiran fesyen kini.
Advertisement