Liputan6.com, Jakarta - - PDI Perjuangan mengecam langkah Budiman Sudjatmiko menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, kemarin. Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan, kehadiran Budiman memberikan indikasi pelanggaran disiplin sebagai kader partai berlambang banteng.
"Budiman malah datang di Prabowo. Itu indikasi pelanggaran disiplinnya itu," ujar Komarudin kepada wartawan, Rabu (19/72023).
Advertisement
Komarudin mengingatkan kembali bahwa sebagai anggota partai politik, kebebasan diatur oleh organisasi bila bicara konteks politik. Salah satu yang diatur soal dukungan calon presiden dan calon wakil presiden
"Tapi kalau urusan politik bicara soal presiden, wakil presiden itu kan urusan organisasi, sebagai anggota partai kan," ujarnya.
Komarudin heran seorang Budiman Sudjatmiko tidak memahami aturan berorganisasi. Dia datang ke calon presiden lain dengan hanya membawa nama pribadi
"Jadi tidak bisa dibilang 'wah ini saya pribadi' itu tidak bisa. Dan orang sekelas Budiman Sudjatmiko masa tidak tahu berorganisasi, gimana sih," tegasnya.
Menurut Komarudin, pernyataan Budiman yang menyebut Prabowo Subianto sebagai orang terbaik untuk Indonesia sama saja memberikan dukungan kepada menteri pertahanan itu.
"Itu memberinya dukungan kepada pak Prabowo ya itu sama saja dengan tidak mendukung Keputusan ketua umum partai kan. Ya sudah tidak usah bergabung dengan PDIP kalau tidak mau diatur PDIP," tegas Komarudin.
Budiman Sebut Pertemuan dengan Prabowo Atas Nama Pribadi
Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa dirinya tidak mewakili partai untuk menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, dia punya cerita sejarah dengan mantan Danjen Kopassus itu.
Budiman sendiri menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada pukul 19.00 WIB. Dia bertemu bakal calon presiden dari Gerindra itu selama dua jam.
"Saya ingin mengatakan bahwa ini tidak mewakili partai, ini pribadi. Kebetulan sebelum saya masuk ke PDI Perjuangan, saya kan punya stori dan punya histori juga," kata Budiman Sudjatmiko selepas pertemuan di Kertanegara IV, Selasa (18/7/2023).
Budiman menyebut, pertemuannya dengan Prabowo terlepas dari statusnya sebagai politikus PDIP maupun jabatan. Dalam pertemuan itu dia mengaku bicara kebangsaan dengan Prabowo.
"Sebelum Pak Prabowo jadi Ketum Gerindra dan sebelum bacapres, kita sudah punya stori-stori lama, kami membicarakan itu. Kami melampaui soal status-status kami. Kita bisa bicara soal kebangsaan, kita bisa bicara soal kemanusiaan, kita bicara masa depan," tutur Budiman.
Soal izin ke partai, Budiman bakal melaporkan pertemuannya dengan Prabowo ke Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dia berkata, pertemuannya bersama Prabowo menekankan persatuan kaum nasionalis.
"Soal nanti tentu saja, saya akan bicara dengan Mbak Puan, Pak Hasto karena kalau boleh saya sampaikan, izin kepada Pak prabowo, yang saya sampaikan kepada beliau tadi, itu sebenarnya persatuan kaum nasionalis, rugi Indonesia kalau kaum nasionalis tidak saling mendukung. Harus ada yang mencairkan," tuturnya.
"Mau dianggap benar atau salah, sudah biasa. Saya dulu juga suka dianggap salah tapi ujung-ujungnyakan ada benarnya juga, kadang-kadang," kata mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP itu.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement