Liputan6.com, Jakarta - Para guru besar dan akademisi dari berbagai kampus menyatakan keprihatinannya atas kondisi bangsa dan rakyat Indonesia saat ini. Menurut mereka, keadaan ini masih jauh dari cita-cita dan tujuan pembentukan negara sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945.
Untuk itu, mereka akan berkumpul di Yogyakarta membahas kondisi bangsa. Pertemuan yang digagas Forum 2045 ini juga menyoroti permasalahan dunia pendidikan, keadilan sosial dan kemakmuran Indonesia.
Advertisement
“Orientasi pendidikan kita sekarang lebih mengedepankan penyeragaman tanpa melihat kondisi masing-masing daerah. Hal ini jauh dari pendekatan keadilan dan bagi masyarakat terbawah, juga bagi daerah terpencil yang jauh dari pusat pertumbuhan,” kata pakar pendidikan Prof. Dr. Suwarsih Madya, dalam keterangannya pada media, Rabu 19 Juli 2023.
Afirmasi keadilan harus dimulai dari Indonesia Timur dan isu keadilan tidak hanya ekonomi tetapi juga dari aspek hukum, demikian dikatakan ahli hukum tata negara Prof. Dr. Ni’matul Huda. “Perlakuan setara dan kesamaan semua orang di hadapan hukum menjadi isu sentral keadilan.”
Pertemuan yang digelar Senin 17 Juli 2023 di kediaman Prof. Dr. M. Baiquni ini juga menghadirkan Pakar pertanian dah peternakan Prof. Dr. Ali Agus.
Ia mengungkapkan untuk menuju keadilan sosial dan kemakmuran, terdapat tiga pilar yang harus dipenuhi, yakni wareg, waras dan wasis.
Wareg artinya terpenuhi pangannya, waras berarti sehat dan wasis adalah kecerdasan otak. Ketiga pilar di atas menjadi pondasi lahirnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Sektor Olahraga dan Ekonomi Jadi Perhatian Guru Besar
Saat ini pemerintah dinilai kurang memperhatikan tiga hal tersebut, hal ini tercermin dari tidak seriusnya pemerintah menyediakan lahan yang cukup bagi petani untuk memproduksi pangan.
“Lahan sebagian besar dikuasai segelintir kelompok. Demikian juga potensi ekonomi biru juga tidak menjadi perhatian. Padahal ekonomi biru yang bersumber dari laut dan perairan dapat memproduksi pangan secara melimpah,” kata Prof. DR. Saefur Rochmat.
Bidang olahraga juga tidak luput dari perhatian para guru besar yang melihat ketidak seriusan pemerintah membangun karakter bangsa melalui dunia melalui olahraga. “Anggaran olahraga nasional masih jauh dari harapan untuk dapat meningkatkan prestasi anak-anak bangsa,” ujar Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto yang selama ini mendalami dunia olahraga.
Menindaklanjuti persoalan-persoalan diatas, para guru besar akan menindaklanjuti melalui simposium nasional dengan multi stakeholder.
Advertisement