Angin Segar Teknologi Informasi untuk Pariwisata Indonesia dari Pandangan Harry Tjahaja Purnama

Kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan adalah memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2023, 00:45 WIB
Angin Segar Teknologi Informasi untuk Pariwisata Indonesia dari Pandangan Harry Tjahaja Purnama.  foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Industri pariwisata Indonesia, tidak pernah berhenti berinovasi melalui teknologi. Perkembangan teknologi informasi juga menjadi angin segar bagi sektor pariwisata Indonesia.  Kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi, yaitu memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi baik. Sebenarnya, ketiga kemampuan itu telah mulai diterapkan di Indonesia melalui digital tourism.

“Teknologi interaktif seperti Augmented Reality (AR) memberikan kita kemampuan untuk merasakan dan berinteraksi dengan dunia sekitar secara lebih dalam. Bayangkan, berjalan-jalan di museum dan melihat lukisan-lukisan hidup, dan menceritakan kisah mereka sendiri,” terang praktisi pariwisata Harry Tjahaja Purnama, yang tak lain merupakan adik kandung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, ini.

Hal ini merupakan teknologi masa depan yang akan merubah pariwisata Indonesia. “Pariwisata Indonesia bisa semakin keren dengan teknologi AR. Ini menarik dan interaktif. Yuk, kita dukung terus pariwisata Indonesia. Indonesia pasti bisa,” tuturnya.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus berupaya bergerak cepat mengikuti perkembangan tersebut. Sehingga dapat menciptakan tren pariwisata baru pasca pandemi Covid-19.

Selain AR, baru-baru ini, Harry, dengan bangga memperkenalkan teknologi baru dalam bidang digital tourism. Platform melalui chat WhatsApp tersebut diberi nama “Ask Harry Tourism”. Ini merupakan terobosan teknologi anak bangsa.

 


Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Wisatawan berkunjung ke Pelataran Agung Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12). Erupsi Gunung Agung menyebabkan sejumlah destinasi wisata di kawasan Bali Timur mengalami penurunan jumlah wisatawan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

“Bisa dibilang, "Ask Harry Tourism" ini dapat menjadi tren digital tourism bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Platform ini dapat memberikan informasi apa saja melalui nomor WhatsApp,” terangnya.

"Ask Harry Tourism" secara tidak langsung dapat membuat sektor lain seperti transportasi, rumah sakit, mall bahkan kepolisian untuk memberikan informasi dan layanan kepada masyarakat. Sekaligus agar masyarakat semakin melek dan ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi.

"Menariknya, dari "Ask Harry Tourism" ini kita bisa menanyakan hal-hal apa saja mengenai pariwisata Indonesia maupun manca negara dengan bahasa asing. Namun, semuanya hanya akan dijawab dengan Bahasa Indonesia," terang Wakil Ketua Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas) ini. Untuk berbagi informasi lebih lanjut, bisa kunjungi akun TikTok @harrybtp.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya