Riuh Ribuan Warga Banyuwangi Ikuti Petik Laut 1 Suro di Pantai Lampon, Larung Sesaji ke Laut

Masyarakat Pantai Lampon, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, bergotong royong menggelar tradisi Petik Laut. Ritual tersebut digelar tiap satu Suro penanggalan baru Jawa yang tahun ini bertepatan pada Rabu (19/7/2023).

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 20 Jul 2023, 10:06 WIB
Warga Pantai Lampon, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, bergotong royong menggelar tradisi Petik Laut. (Hermawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Warga Pantai Lampon, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, bergotong royong menggelar tradisi Petik Laut. Ritual tersebut digelar tiap satu Suro penanggalan baru Jawa yang tahun ini bertepatan pada Rabu (19/7/2023).

Petik Laut Lampon merupakan tradisi masyarakat pesisir Pesanggaran sebagai wujud syukur atas hasil laut yang mereka dapatkan selama satu tahun.

Ketua Panitia tradisi petik laut Lampon, Suharsono, mengatakan tradisi ini merupakan bentuk gotong royong para nelayan. Ritual dimulai sejak satu hari sebelum pelaksanaan. Warga gotong royong bersih-bersih pantai yang berlanjut dengan menggelar doa bersama.

"Kami bersyukur bisa melaksanakan tradisi ini dengan lancar dan meriah. Ini semua berkat kerja sama dan kekompakan nelayan Lampon yang saling membantu dan bahu-membahu menyiapkan acara ini," ujar Suharsono.

Tradisi petik laut Lampon sudah dilakukan sejak 1927 atau 96 tahun lalu. Ritual ini digelar setahun sekali tiap tanggal 1 Suro penanggalan Jawa. Dalam ritual ini, masyarakat nelayan membawa sesaji hasil bumi ke tengah laut menggunakan perahu. Sesaji tersebut kemudian dilarung.

Ribuan masyarakat riuh dan antusias merayakan petik laut Lampon. Mereka berbondong-bondong menuju pantai untuk menyaksikan prosesi ritual. Suasana khidmat terasa saat nelayan bersama-sama melepas sesaji ke laut.

"Harapannya agar para nelayan diberikan keberkahan dan keselamatan dalam mencari rejeki. Selalu dilindungi Allah Yang Maha Kuasa," kata Suharsono.

Tradisi petik laut Lampon tidak hanya diisi dengan ritual larung sesaji ke laut, tapi juga dengan berbagai hiburan rakyat yang menarik. Salah satunya adalah pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang digelar di bibir Pantai Lampon, serta berbagai kesenian hiburan juga ditampilkan lainnya.

“Pagelaran kesenian ini bertujuan untuk menghibur masyarakat nelayan yang sudah bekerja keras sepanjang tahun. Petik laut juga menjadi sarana silaturahmi dan kebersamaan antara masyarakat nelayan Lampon,” ujar Suharsono.


Pelestarian Tradisi dan Budaya Lokal

Bupati Ipuk ikut meramaikan Petik Laut di Pantai Lampon. (Hermawan/Liputan6.com)

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir langsung pada acara tersebut, mengapresiasi kebersamaan masyarakat dalam petik laut ini.

"Petik laut Lampon adalah bentuk pelestarian tradisi dan budaya lokal yang harus kita jaga dan lestarikan. Saya berharap tradisi ini bisa terjaga dan terus berlangsung dari generasi ke generasi," tutur Ipuk.

Hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Pusat Latihan Tempur Marinir (Danpuslatpurmar) 7 Lampon, Mayor Agus Fauzi; serta Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol AKBP Deddy Millewa

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya