Laba Tesla Menguat meski Pangkas Harga Kendaraan

Tesla mencatat laba bersih USD 2,7 miliar dan laba per saham 91 persen. Realisasi laba itu lebih tinggi dari prediksi analis. Saham Tesla merosot 2 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jul 2023, 07:57 WIB
Tesla melaporkan kenaikan laba lebih besar dari yang diharapkan meski ada serangkaian pemangkasan harga yang memangkas pendapatan per kendaraan yang terjual. (Foto: Tesla)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla melaporkan kenaikan laba lebih besar dari yang diharapkan meski ada serangkaian pemangkasan harga yang memangkas pendapatan per kendaraan yang terjual.

Dikutip dari CNN, Kamis (20/7/2023), Tesla melaporkan laba yang disesuaikan USD 3,1 miliar atau 91 sen per saham. Laba tersebut naik 20 persen dari kuartal II tahun lalu. Realisasi laba tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis. Analis yang disurvei oleh Refinitiv prediksi laba sebesar 82 sen per saham.

Tesla catat pendapatan USD 24,93 miliar. Angka ini lebih tinggi dari prediksi USD 24,47 miliar. Sedangkan laba bersih tercatat USD 2,7 miliar naik 20 persen dari tahun lalu.

Margin keuntungan sebesar 18,2 persen juga lebih baik dari yang diharapkan meski margin keuntungan lebih kecil dari tahun lalu karena serangkaian pemangkasan harga yang diumumkan perusahaan sejal awal 2023.

Setahun lalu, margin Tesla 25 persen, dan bahkan melaporkan margin keuntungan 19,3 persen pada kuartal I, saat pertama kali menerapkan pemangkasan harga. Margin operasi tercatat 9,6 persen, terendah dalam lima kuartal. Total margin kotor tercatat 18,2 persen.

Akan tetapi, prediksinya pemangkasan harga yang berkelanjutan akan menurunkan margin keuntungan di bawah 17 persen pada kuartal terakhir.

Pendapatan otomotif naik 47 persen tidak termasuk pendapatan dari penjualan kredit. Akan tetapi jauh lebih kecil dari lonjakan 83 persen dalam jumlah kendaraan yang terjual, sebuah tanda Tesla terus mendorong permintaan lebih besar untuk mobilnya meski harga lebih rendah.

Pemangkasan harga terjadi karena perusahaan hadapi persaingan semakin ketat dalam penawaran kendaraan listrik dari produsen mobil yang sudah mapan. Selain itu, kenaikan suku bunga yang menaikkan biaya pembelian mobil untuk sebagian besar pembeli serta ketidakpastian ekonomi.

“Margin operasi kami tetap sehat, bahkan dengan penurunan harga pada kuartal I dan awal kuartal II,” tulis perusahaan dalam sebuah pernyataan.


Tantangan Belum Berakhir

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Dikatakan untuk mencapai ini dengan upaya pengurangan biaya yang berkelanjutan, peningkatan produksi yang berkelanjutan di pabrik-pabrik di Jerman dan Texas yang dibuka tahun lalu, dan kinerja yang kuat di bisnis lainnya, termasuk energi dan jasa.

“Tantangan dari masa-masa yang tidak pasti ini belum berakhir, tetapi kami yakin memiliki “bahan” yang tepat untuk kesuksesan jangka panjang,” tulis pernyataan perusahaan.

Tesla mengatakan masih berencana dapat menjual 1,8 juta kendaraan pada 2023, yaitu 37 persen dari 2022. Ini memang memperingatkan produksi kuartal III akan turun karena penutupan yang dijadwalkan dari jalur perakitan pada musim panas. Dikatakan perlu melakukannya untuk meningkatkan kapasitas di pabriknya.

CEO Tesla Elon Musk mengungkapkan perusahaan sedang dalam diskusi awal dengan pembuat mobil besar lainnya untuk melisensikan teknologi “full self-driving (FSD)”.

“Jadi kami tidak berusaha menyimpan ini untuk diri kami sendiri. Kami sangat senang untuk melisensikannya kepada pihak lain,” ujar Musk, tanpa memberikan rincian apa pun tentang pemakaiannya.


Pengembangan Mobil Mode FSD

Elon Musk ingin membuka fasilitas produksi baru diluar Amerika Serikat.

Hampir semua produsen mobil besar memperkenalkan opsi bantuan pengemudi seperti teknologi untuk menjaga mobil pada jarak yang aman dari mobil di depannya dan pengereman otomatis untuk hindari rintangan.

Namun, Tesla paling agresif untuk klaim memiliki teknologi yang memungkinkan mobil untuk mengemudi sendiri, bahkan jika pengemudi diminta untuk tetap waspada di kursi pengemudi.

Di sisi lain, sudah banyak kendaraan Tesla yang mengalami kecelakaan termasuk menabrak kendaraan darurat di lokasi kecelakaan lain saat mode FSD.

Pada Februari, perusahaan menarik semua 363.000 kendaraan AS dengan perangkat lunak FSD setelah the National Highway Traffic Safety Administration menemukan hal itu menyebabkan risiko yang tidak masuk akal terhadap keselamatan kendaraan bermotor berdasarkan kepatuhan yang tidak memadai terhadap undang-undang keselamatan lalu lintas.

Elon Musk bersikeras pada Rabu kalau mobil dalam mode FSD sudah lebih aman dari pada mobil yang digerakkan manusia. Ia menuturkan, FSD terus membaik karena memiliki begitu banyak data yang dikumpulkan dari mobil yang dkemudikan dalam mode FSD. Ia menuturkan, sejauh ini 300 juta mile telah dikendarai dengan FSD.

“Angka 300 juta mil itu akan tampak kecil dengan sangat cepat. Ini akan segera menjadi miliaran mil dan puluhan miliar mil,” ujar dia.

“Dan FSD itu akan berubah seperti manusia menjadi lebih baik, demikian menjadi jauh lebih baik dari manusia. Kami melihat jalan yang jelas menuju self driving penuh menjadi 10 kali lebih aman daripada rata-rata pengemudi manusia,” kata dia.


Saham Tesla Merosot

Stasiun Supercharger bisa menambah daya jelajah pada mobil Tesla Model 3

Namun, Elon Musk mengakui kalau prediksinya tentang kemampuan mode FSD Tesla belum tercapai. “Saya pikir kita (FSD-red) akan lebih baik pada akhir tahun ini. Bukan berarti kami akan disetujui oleh regulator. Saya telah salah di masa lalu. Saya mungkin salah kali ini,” ujar dia.

Saham Tesla turun sekitar 2 persen setelah perdagangan. Jelang laporan keuangan, saham Tesla turun 1 persen. Saham Tesla telah melonjak 136 persen sepanjang 2023 hingga penutupan perdagangan Rabu pekan ini. Pergerakan saham Tesla ini dramatis setelah turun 65 persen pada tahun lalu.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya