Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, perusahaan industri kaca dan solar panel asal China, Xinyi Group, akan membangun hilirisasi pasir kuarsa di Kawasan Rempang, Batam.
Perusahaan terkemuka dalam industri kaca dan solar panel tersebut berencana menanamkan investasi di Kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
Advertisement
"Saya lihat Xinyi adalah salah satu pemain yang terbesar di dunia yang akan melakukan investasi di Indonesia, di Rempang," ujar Bahlil dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (20/7/2023).
Sementara CEO Xinyi Group, Gerry Tung menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia atas kemudahan dalam penanaman modal di Indonesia.
Meningkatnya iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia merupakan salah satu faktor yang mendorong Xinyi Group menambah investasinya di Indonesia.
"Kita selama beberapa tahun ini sudah memperhatikan investasi di Indonesia sangat bagus. Banyak perubahan. Kita sudah investasi di Gresik. Sekarang karena kita melihat perkembangan sangat bagus jadi kita tertarik untuk berkembang ke industri yang baru, termasuk yang di Batam ini," ungkap Gerry.
Xinyi Group yang merupakan gabungan dari Xinyi Glass dan Xinyi Solar merupakan perusahaan multinasional yang berbasis di Hong Kong dan memiliki operasi di seluruh dunia. Perusahaan ini adalah salah satu produsen kaca terbesar, dengan berbagai produk kaca yang digunakan dalam sektor otomotif, konstruksi, dan energi.
Nilai Investasi China
Selain itu, Xinyi Group juga pemimpin dalam pembuatan solar panel, memanfaatkan teknologi canggih dan berkelanjutan untuk mendukung transisi global ke energi terbarukan.
Masuknya Xinyi Group akan memperbesar jumlah investasi asal China. Adapun selama periode 2018 hingga kuartal I-2023, China menempati peringkat kedua terkait Penanaman Modal Asing (PMA) senilai USD 24,55 miliar.
Investasi tersebut tersebar di lima wilayah di Indonesia, yakni Sulawesi Tengah (USD 6,88 miliar), Jawa Barat (USD 5,21 miliar), Maluku Utara (USD 3,83 miliar), DKI Jakarta (USD 1,74 miliar), dan Banten (USD 1,45 miliar).
Adapun investasi China di Indonesia mendominasi sektor Industri logam dasar (USD 8,61 miliar), transportasi, Pergudangan, dan Telekomunikasi (USD 6,69 miliar), listrik, gas, dan air (USD 2,75 miliar), real estat, kawasan industri dan perkantoran (USD 1,74 miliar), hingga industri kimia (USD 1,95 miliar).
Advertisement