Liputan6.com, Blora - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soeprapto Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menyiapkan sejumlah fasilitas unggulan layanan kesehatan. Langkah ini sebagai cara menyambut munculnya gagasan Blora bikin kawasan Cepu Raya.
Direktur RSUD dr R Soeprapto Cepu, drg Wilys Yuniarti secara pribadi mendukung atas munculnya gagasan tersebut. Karena hal itu semata-mata tujuannya, yakni agar perekonomian di Cepu tambah berkembang.
Selain itu, alasannya Cepu adalah kecamatan ujung timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur yang didukung adanya transportasi darat maupun udara untuk menuju ke sejumlah kota besar.
"Setuju sekali. Meski Cepu jauh dari pusat Kota Blora, namun akses ke kota besar lebih bisa terjangkau dengan pemanfaatan transportasi seperti kereta api dan pesawat mau ke Surabaya, Jakarta lebih mudah," kata drg Wilys, panggilannya pada Liputan6.com, Kamis (20/07/2023).
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, di Cepu terdapat stasiun Kereta Api Indonesia (KAI), dan juga Bandar udara (Bandara) Ngloram yang dikelola Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI).
Meski saat ini kondisinya Bandara Ngloram sedang vakum alias mangkrak belum ada penerbangan lagi yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas, masih banyak yang percaya lambat laun transportasi di bandara tersebut akan kembali bergeliat.
Karena pemerintah tentunya tidak akan tinggal diam dan akan mencari cara atau langkah untuk mengaktifkan Bandara Ngloram kembali.
Dikatakan drg Wilys, panggilannya, bahwa dengan jumlah penduduk yang saat ini sekitar 76 ribuan, maka perlahan akan semakin memberi kesempatan sektor perekonomian di Cepu semakin berkembang jika gagasan tersebut diwujudkan.
"Cepu ada migas, rumah sakit, puskesmas, kantor swasta, dan lain sebagainya," tandas mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Blora ini.
Ia menyebutkan sejumlah fasilitas unggulan yang saat ini disiapkan. Yakni, meliputi Unit Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan layanan traumatic center, dan layanan antar obat wilayah Cepu. Kemudian, layanan antar pasien setelah opnam, dan layanan "Sapa Lur" untuk memastikan kondisi pasca rawat inap.
Menurut drg Wilys, untuk kebutuhan tenaga kesehatan, serta alat kesehatan RSUD dr R Soeprapto Cepu diklaim sudah terstruktur rapi didalam perencanaan.
"Seiring bertambahnya layanan pasti akan bertambah bagian-bagian yang lain," tandasnya.
Keberadaan RSUD dr R Soeprato Cepu
Dahulu, banyak warga Cepu dan sekitarnya, termasuk luar daerah Blora seperti orang Bojonegoro yang berada di daerah perbatasan seperti Padangan, Kasiman, Purwosari, jika berobat memilih RSUD dr R Soeprapto Cepu. Namun, sekarang ini mulai ada pergeseran karena adanya RSUD Padangan, Kabupaten Bojonegoro.
Selaku pemangku yang membidangi pengembangan layanan kesehatan, drg Wilys mengaku, akan terus berupaya agar RSUD dr R Soeprapto Cepu lebih dipercaya masyarakat luas.
"Tentunya dengan komunikasi, komitmen serta penyediaan sarana yang diinginkan oleh pasien," jawabnya dalam sebuah kesempatan.
Menurut drg Wilys, pelayanan adalah kunci utama mengembalikan para pasien berobat ke sebuah rumah sakit. Karena itu, maka tentunya perlu kepastian regulasi yang baik, supporting pembiayaan dan program kesehatan selaku rumah sakit milik pemerintah.
"Serta pemetaaan kebutuhan tenaga kesehatan dan mutu. Juga mem-branding RSUD Cepu menjadi rumah sakit rujukan," tandasnya.
Melongok sejarah singkat RSUD dr R Soeprapto, adalah rumah sakit tua yang keberadaannya sudah 67 tahun lamanya. Dahulu, pesaingnya adalah rumah sakit milik Migas yang kini tutup. Selain itu, juga ada rumah sakit PKU milik Muhammadiyah, dan rumah sakit swasta lainnya.
Lantas, bagaimana drg Wilys memposisikan diri sebagai tuan rumah yang mengelola rumah sakit pelat merah, sehingga bisa dijadikan rujukan untuk masyarakat Cepu dan sekitarnya?
"Untuk pengelolaan perlu melihat dua sisi," jawab drg Wilys, menjelaskan bahwa yang pertama dari sisi internal rumah sakit, yakni dengan mewujudkan mutu rumah sakit yang disupport pemerintah.
"Baik SDM maupun alat kesehatan yang lengkap," imbuhnya.
Kemudian, lanjut drg Wilys, yang kedua dari sisi eksternal rumah sakit, yakni mewujudkan keinginan pengunjung alias pasien atau keluarga pasien.
"Tentunya yang sesuai prioritas dan asas manfaat," tandasnya.
Advertisement