Film Barbie Berpotensi Kerek Harga Boneka hingga Saham Mattel

Film Barbie karya Greta Gerwig dinilai dapat kerek harga saham Mattel, produsen boneka Barbie dan harga boneka lama Barbie.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jul 2023, 13:07 WIB
Cuplikan film Barbie (Foto: tangkapan layar: Youtube Warner Bros Picture)

Liputan6.com, Jakarta - Film “Barbie” sudah tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 19 Juli 2023. Film Barbie ini dinilai dapat meningkatkan harga boneka hingga harga saham Mattel. Namun, kolektor Barbie tampak tidak peduli.

Adapun film Barbie menawarkan cerita segar dan menghibur untuk semua kalangan. Ini tidak terkecuali untuk orang dewasa. Sutradara Greta Gerwig telah meramu kisah Barbie dan suarakan hal sensitf yang kini mulai banyak dibahas dalam bentuk film, demikian dikutip dari Antara, Kamis (20/7/2023).

Sementara itu, Jian Yang (44) yang tinggal di Singapura memiliki koleksi Barbie terbesar kedua di dunia dengan lebih dari 12.000 boneka. Koleksinya diprediksi bernilai hampir USD 400.000 atau sekitar Rp 5,99 miliar (asumsi kurs Rp 14.985 per dolar AS).

Namun, Yang tidak ingin mendapatkan untung dari bonekanya. Sebagai seorang kolektor yang melakukannya demi cinta, kepada Insider, ia menuturkan, mereka yang ingin hasilkan uang harus harus investasi dalam hal lain.

“Masukkan uang Anda di obligasi, jadilah dewasa. Miliki rencana tabungan yang nyata, investasikan, sehingga apa pun yang tersisa Anda dapat dapat melakukan hal ini  (koleksi-red) dan tidak perlu membenarkannya kepada siapa pun,” tutur dia dikutip dari Insider.

Namun, Yang dan kolektor seperti dia dapat memperoleh banyak keuntungan keuangan ketika film Barbie karya Greta Gerwig tayang di bioskop. Mimpi demam permen karet telah menciptakan momen unik di mana budaya pop, produk dan nilai merek bersinggungan.


Dapat Pengaruhi Saham Mattel dan Boneka Barbie

Dalam film ini, Margot Robbie berperan sebagai Barbie. Sedangkan Ryan Gosling berperan sebagai Ken. (Warner Bros. Pictures via AP)

Pencarian Google untuk Barbie mencapai puncak lima tahun pada 5 April setelah teaser kedua film dirilis. Ketertarikan terhadap Barbie makin meningkat. Ahli yakin hal ini berdampak langsung pada nilai mainan itu sendiri.

Mengapa Film Gerwig dapat Pengaruhi Saham Mattel dan Produk?

Film Warner Bros yang dibintangi Margot Robbie dan Ryan Gosling adalah yang pertama dari serangkaian film yang direncanakan Mattel untuk membuat film-film Mattel Cinematic Universe tentang rangkaian mainannya.

MarkBeat melaporkan, ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk menjadikan IP produknya lebih berharga secara nyata.

Kepada Insider, Pakar Dr Lori memperkirakan kenaikan 25 persen, nilai harga boneka Barbie jelang rilis film dan sesudahnya. Selama sebulan terakhir, saham Mattel telah naik dengan boneka menjadi penghasil uang utamanya.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 19 Juli 2023, saham Mattel naik 0,81 persen ke posisi USD 21,04. Kapitalisasi pasar saham Mattel menjadi USD 7,45 miliar.

“Orang seharusnya tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga pemilik dari barang yang mereka konsumsi,” ujar Hankwitz.

Ia menuturkan, apakah itu investasi di saham dan barang koleksi, jika Anda bersemangat untuk menonton filmnya, mengapa tidak memiliki di dalam game.

Penggemar setia Barbie tidak peduli dengan kapitalisasi pasar. Kolektor Barbie dapat banyak keuntungan dari film dan publisitas yang dibawanya ke Barbie dan boneka Mattel yang kurang dikenal. Namun, penggila boneka ini jarang mempertimbangkan nilai finansial dari koleksinya yang cukup besar.


Bagi Kolektor, Koleksi Bagian dari Membangun Momen

Aktris Australia Margot Robbie berpose di karpet merah muda setibanya untuk pemutaran perdana Eropa Film "Barbie" di London pusat pada 12 Juli 2023. (AFP/Justin Tallis)

Yang, kolektor Singapura membangun koleksinya selama beberapa dekade. Bagi dia, setiap Barbie dalam koleksinya abadikan momen budaya tertentu, seperti kolaborasi Tommy Hilfiger-Gigi Hadid, atau boneka Calvin Klein pada 1996 yang ia ingat dari masa remajanya.

Penilaian terbesar oleh Yang untuk Barbie edisi khusus Swarovski senilai 3.600 dolar Singapura atau sekitar USD 2.840 atau sekitar Rp 45,54 juta saat lelang ketika dia berusia 21 tahun.

“Itu bukan sesuatu yang saya sukai, itu adalah sesuatu yang menurut saya keserakahan harus saya miliki karena itu salah satu dari jenisnya, itu tersedia untuk saya dan saya akan membelinya,” kata dia.

Seorang kolektor (25) dari Philadelphia memiliki 111 boneka meskipun baru mulai kumpulkan pada 2020, setelah dia melihat lebih banyak keragaman dalam boneka yang dijual.

Arjen (36), seorang kolektor dari Belanda memiliki 800 boneka dan memiliki koleksi senilai 25.000-30.000 euro (sekitar Rp 420,06 juta-Rp 504,07 juta asumsi kurs satu euro 16.802 terhadap rupiah) memakai vinted untuk mencari penjual di luar negeri.

 


Bagi Kolektor, Koleksi Barbie Bukan Sebagai Investasi

Microsoft Luncurkan Xbox Series S Edisi Barbie, Lengkap dengan Rumah dan Boneka Khusus. (Doc: Xbox)

Namun, bagi Juno, Yang dan Arjen tidak anggap koleksinya sebagai investasi keuangan. “Ada terlalu banyak elemen dalam konsep nilai, dan jarang sekali hanya tentang keuangan,” ujar Yang.’

Namun, bagi yang tertarik dengan boneka sebagai investasi, boneka selebritas bisa dibilang cukup menguntungkan. “Jika Anda di dunia investasi, sayangnya itulah yang terjadi. Seorang seniman meninggal dan tiba-tiba karyanya menjadi lebih berharga karena sekarang kefanaan memberi tahu Anda, seniman ini tidak akan pernah berkreasi lagi,” kata dia.

Harga boneka Ratu Elizabeth yang menandai Jubilee ke-70 melejit setelah setelah tutup usia pada September dari USD 75 menjadi USD 2.400. Boneka Tina Turner dalam kotak saat ini ditawarkan di e-Bay dengan harga lebih dari 8.000 pound sterling dibandingkan Mattel 55 pound sterling di situs web yang sudah terjual habis.

Meski Barbie sangat berharga, Yang menuturkan, banyak faktor yang dapat membuat hal ini tidak dapat diprediksi dengan hadiah yang berisiko bagi yang tidak ketahui sejarah Barbie.

Arjen melihat bonekanya sebagai investasi jangka panjang yang akan menua seperti anggur berkualitas.

Jadi sementara investor seperti Hankwitz mungkin melihat karya Gerwig sebagai sarana hasil kekayaan, bagi investor ini lebih dari itu.

Pada akhirnya Arjen berharap film itu akan kurangi stigma bagi kolektor seperti dirinya. “Itu membuat saya merasa aman dan bahagia. Siapa yang tidak ingin merasakan kegembiaraan yang Anda alami sebagai seorang anak,” ujar dia.

Sedangkan Yang menuturkan, ada terlalu banyak elemen dalam konsep nilai dan ini jarang hanya tentang nilai keuangan. “Selama saya belum pernah melihat ini sebagai investasi. Saya tidak akan kecewa. Ketika harga saham Anda turun, Anda menangis. Ketika harga boneka Anda jatuh, Anda berpikir, dia masih di dalam lemari,” kata dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya