Liputan6.com, Jakarta - Tidak sedikit individu yang mengganggap kalau tidak memiliki pasangan atau single berarti kesepian. Sebab banyak orang yang mengatakan kalau kebahagiaan itu bisa didapatkan jika kita punya pasangan.
Padahal, sebenarnya tidak seperti itu, ya. Entah disadarai atau tidak, kadang-kadang ada banyak manfaat dan kesempatan yang bisa Anda dapatkan sebagai seorang single.
Advertisement
Namun, biar bagaimana pun juga pasti ada saja orang-orang yang berpendapat kalau single itu merupakan sebuah kegagalan. Maka jangan heran, pasti Anda sering sekali melihat memes yang berhubungan dengan itu, khususnya menjelekkan orang-orang yang tidak memiliki pasangan. Akibatnya, muncul istilah yang kita kenal dengan single shaming.
Terlebih Anda yang sedang menjomblo, pasti tidak asing lagi dengan komentar, "Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan dengan menjalin hubungan dengan seseorang."
Walaupun teman atau keluarga tampak khawatir tentang kehidupan cinta Anda, tapi terkadang pasti membuat Anda jengkel dengan adanya tanggapan bahwa Anda tidak bahagia karena status yang dimiliki saat ini.
Penelitian baru dari Match seperti yang dilansir dari Cosmopolitan, Kamis (20/7/2023) menemukan bahwa 52% orang pernah mengalami single shaming sejak awal pandemi. Hampir dua perlima (38%) mengatakan bahwa mereka merasa kasihan karena tidak memiliki pasangan, dan hidup sendiri (30%). Meskipun begitu, ada 59% yang merasa puas dengan status hubungan mereka.
Lantas, apakah single shaming itu? Lalu bagaimana cara menghadapinya? Tidak usah khawatir dan malu, Anda bisa menemukan jawabannya di sini.
Apa yang Dimaksud Single Shaming?
Nah, apa sih single shaming itu? Ternyata, single shaming dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang suka mempermalukan orang lain karena masih berstatus lajang, baik sengaja atau pun tidak. Menurut pakar kencan, Hayley Quinn, single shaming muncul berawal dari gagasan bahwa saat menjadi lajang memiliki status yang "lebih rendah" daripada berada dalam sebuah hubungan.
Ia menambahkan, "Ini dapat dinyatakan sebagai perkataan yang bermaksud baik, walaupun bisa jadi salah menilai untuk komentar yang benar-benar kasar. Apakah itu berasal dari kerabat yang usil atau teman yang sombong, komentar ini dapat menyiratkan bahwa ada sesuatu yang aneh tentang menjadi seseorang yang lajang karena pilihan mereka sendiri."
Sayangnya, single shaming sendiri paling sering dialami oleh para perempuan. Hayley menyebut bahwa jika ditelusuri hal ini mungkin berasal dari gagasan tradisional, yaitu patriaki, di mana seorang perempuan bisa dinilai dari status pernikahan mereka.
"Ini sering kali menjadi pertanyaan pertama yang diajukan orang bahkan sebelum berpikir untuk bertanya tentang karier, teman, atau bagian lain dari hidup yang mungkin Anda pedulikan," ujarnya.
Advertisement
Cara Menghadapi Single Shaming
Memang kita tidak bisa menghindari komentar orang lain, lantas bagaimana jika ada orang yang mengomentari soal status Anda?
"Pertama-tama, tarik napas dalam-dalam!" ujar Hayley jika Anda berada di posisi tersebut. Ia mengatakan walaupun komentar ini bisa jadi terasa lancang dan tidak diinginkan, bisa jadi saat orang lain mengomentari Anda, mungkin sebenarnya ia tidak bermaksud menyakiti atau menyinggung Anda.
"Sayangnya, kebanyakan orang dibesarkan dalam masyarakat di mana sangat normal untuk mengajukan pertanyaan yang cukup invasif tentang status hubungan Anda sebagai bagian dari percakapan untuk mengenal Anda," jelasnya.
Selain itu, Hayley juga mengingatkan bahwa, "Komentar-komentar ini tidak pernah mencerminkan Anda. Biasanya komentar ini datang dari orang-orang yang memiliki pengalaman hidup yang berbeda dan tidak selalu melihat perspektif Anda."
Jadi apa yang harus dilakukan ketika seseorang kembali mengomentari Anda? Kata Hayley, "Saya akan merekomendasikan untuk tidak marah dan sebaliknya mencoba untuk tidak terlalu mencolok tentang kehidupan kencan Anda. Anda dapat mengangkat bahu dan berkata, 'Saya kira saya belum bertemu orang yang tepat,' atau bahkan, 'Tidak saat ini - bagaimana pekerjaan Anda?' untuk melanjutkan pembicaraan."
Cara Menghindari Single Shaming ke Diri Sendiri
Sayangnya, tidak cuma orang lain yang suka mempermalukan Anda, tanpa sadar bisa jadi Anda juga sempat melakukan single shaming ke diri sendiri. Apalagi kehidupan seorang lajang, juga akan mengalami pasang surut, layaknya orang-orang yang memiliki pasangan. Sama seperti yang lain, kadang-kadang Anda pun merindukan menghabiskan waktu bersama dengan seseorang.
"Mengakui kebutuhan Anda akan keintiman tidak membuat Anda lemah," kata Hayley. "Adalah normal untuk menginginkan koneksi yang lebih bermakna, terlepas dari apakah Anda ingin mengalaminya melalui hubungan tradisional." Jadi jangan keras pada diri sendiri jika Anda menghabiskan satu hari atau minggu karena Anda sedang merindukan keintiman.
"Ingatkan diri sendiri untuk tidak terlalu khawatir dan nikmati hal-hal luar biasa yang unik dari menjadi lajang. Khususnya kebebasan dan kesempatan yang tak tertandingi untuk mengenal diri lebih dalam," kata Hayley.
Dan yang paling penting, ia mengatakan itu membantu untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak berada di garis waktu orang lain tetapi Anda pun memiliki garis waktu sendiri. "Kebahagiaan Anda sehari-hari jauh lebih penting daripada menjalin hubungan, hanya karena Anda merasa tertekan."
Advertisement