Waspada, Gunung Karangetang Masih Luncurkan Guguran Lava

Guguran lava meluncur ke arah Kali Kahetang, Kali Batuawang dan Kali Batang, Kali Timbelang, juga Kali Beha Barat.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 24 Jul 2023, 00:48 WIB
Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulut, menunjukan adanya peningkatan aktvitas.

Liputan6.com, Sitaro - Petugas Pos Pengamatan Gunung Api melaporkan bahwa Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulut, masih meluncurkan guguran lava pada, Kamis (20/7/2023).

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang mengatakan, guguran lava masih meluncur dari kawah gunung api itu selama periode pengamatan Kamis pukul 00.00 sampai 06.00 Wita.

Yudia memaparkan, guguran lava meluncur ke arah Kali Kahetang sejauh lebih kurang 1.750 meter, Kali Batuawang dan Kali Batang sejauh sekitar 1.000 meter, Kali Timbelang sejauh sekitar 800 meter. Juga Kali Beha Barat sejauh lebih kurang 1.500 meter.

"Guguran lava ini terkadang menimbulkan kepulan asap putih kelabu tipis sampai tebal," kata Yudia.

Dia mengatakan, tinggi sinar api di kawah satu dan dua Gunung Karangetang antara 10 meter dan 25 meter selama masa pengamatan.

Gunung api itu selama pengamatan terekam mengalami 67 gempa guguran dengan amplitudo lima hingga 35 milimeter selama 50 sampai 176 detik serta tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai lima milimeter.

"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang berada pada Level III, Siaga," kata Yudia.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada tingkat aktivitas Level IIl (Siaga), warga, wisatawan, dan pendaki tidak boleh beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama dan kawah II Gunung Karangetang. Juga area dalam radius 3,5 km di sektor barat daya dan tenggara gunung tersebut.

"Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman lahar hujan dan banjir bandang," ujarnya.

Selain itu, warga di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna menghadapi kemungkinan terjadi hujan abu.

"Warga tidak boleh memasuki area dalam radius bahaya serta mewaspadai luncuran awan panas guguran dan material vulkanik lain dari kawah Gunung Karangetang," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya