CEO Telegram, Pavel Durov Akui Simpan Sejumlah Bitcoin

Pavel Durov tidak mengungkapkan berapa banyak BTC yang dia miliki.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Jul 2023, 11:09 WIB
Ilustrasi cara, menghapus akun, telegram. (Photo by Ümit Solmaz on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov mengungkapkan dia memegang beberapa bitcoin, kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, dan Toncoin (TON). 

Dilansir dari CryptoPotato, Jumat (21/7/2023), dalam postingannya beberapa hari lalu, dia mengungkapkan meskipun beberapa orang menyarankan agar dia membeli rumah atau jet, dia lebih suka berinvestasi dalam pekerjaannya, tanpa membeli apa pun selain beberapa Bitcoin dan Toncoin.

Meskipun begitu, Durov tidak mengungkapkan berapa banyak BTC yang dia miliki, tetapi dia mengakui satu-satunya investasi nyata yang dia buat dalam kehidupan adalah Bitcoin itu sendiri.

Tak hanya Bitcoin, Durov juga berinvestasi dalam Toncoin (TON) yang merupakan kripto milik telegram, meskipun kini sudah berganti nama dan disebut The Open Network (TON), sebelumnya disebut Telegram Open Network.

Perlu dicatat, tidak seperti mata uang kripto utama lainnya, harga TON selama 2023 telah menurun, karena telah berubah dari USD 2,00 atau setara Rp 30.112 (asumsi kurs Rp 15.056 per dolar AS) pada awal tahun menjadi USD 1,4 atau setara Rp 21.078 saat ini. 

Telegram Menerbitkan Obligasi Rp 4 Triliun

Durov juga mengumumkan perusahaannya menerbitkan obligasi Telegram senilai USD 270 juta atau setara Rp 4 triliun minggu ini untuk mendanai pertumbuhan dan upaya mencapai titik impas. 

Sementara CEO tidak menyebutkan investor dalam obligasi, sebaliknya mengatakan bahwa mereka adalah "dana terkenal dengan reputasi bintang," kepala Telegram mengatakan dia membeli seperempat dari obligasi sebagai cara berinvestasi dalam pertumbuhan platform.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya