Liputan6.com, Banyuwangi - Bunga langka raflesia zollingeriana ditemukan sedang mekar di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Banyuwangi. Bunga dengan warna merah kecoklatan dan bintik putih itu ditemukan di Resort Bandealit di Blok Bon Ngetel. Lokasi ini berada di luar plot permanen Raflesia.
Advertisement
"Bunga itu berkelopak 5, dengan diameter 35 entimeter," kata Pengendali Ekosistem Hutan TNMB Alfian di Banyuwangi, Jumat ( 21/7/2023).
Kata dia, raflesia itu ditemukan mekar kurang sempurna karena posisi knop terjepit di bawah akar. Sehingga mengganggu kelopak membuka secara sempurna.
"Diperkirakan proses mekar bunga dimulai sejak malam hari," tambah Alfian.
Tak hanya itu, di sekitar bunga tersebut juga ditemukan sebanyak 4 knop (belum mekar) yang masih baik dan satu knop yang sudah busuk.
"Ada yang berdiameter 44, 18, 15 dan 30 sentimeter," kata Alfian.
Disebutkan, bunga raflesia itu bisa mekar sempurna sehari, lalu sampai 7 hari kemudian membusuk.
Alfian menjelaskan, raflesia merupakan tumbuhan holoparasit endemik di Taman Nasional Meru Betiri yang menjadi salah satu prioritas pengelolaan flora fauna.
"Ada tiga lokasi tumbuhnya dengan nama lain Padmosari di TN Meru Betiri itu," ucapnya.
Lokasi tersebut berada di Blok Pantai Barat Sukamade, Pantai Rajegwesi di wilayah Seksi Pengolahan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Sarongan Banyuwangi, dan Blok Krecek (Jalur Andongrejo-Bandealit) pada SPTN Wilayah II Ambulu Jember.
Rafflesia Zollingeriana termasuk family Rafflesiaceae yang merupakan tumbuhan holoparasit. Yaitu tumbuhan yang sepenuhnya bergantung kepada tumbuhan lain untuk kebutuhan makanannya.
Kelompok tumbuhan ini tidak mempunyai butir-butir klorofil, tetapi mempunyai akar isap atau haustorium, dan yang menjadi inangnya adalah tumbuhan liana dari genus Tetrastigma
Sudah Tumbuh 10 Kali
Menurut catatan, sepanjang tahun 2022, bunga Raflesia sudah tumbuh dan mekar di wilayah TN Meru Betiri wilayah Banyuwangi sebanyak 10 kali.
Yang cukup unik, Taman Nasional yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Jember itu bahkan sempat ada yang berkelopak tujuh.
"Dan hanya ada satu sepanjang sejarah tumbuh Raflesia di Taman Nasional Meru Betiri," tutur Alfian.
Raflesia merupakan tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018/ dan IUCN red list dengan status konservasi terancam punah.
"Terdapat 33 spesies Raflesia di dunia, 13 diantaranya di Indonesia. Dari jumlah itu beberapa diantaranya ada di TNMB," tutur Alfian.
Dijelaskan, populasi bunga raflesia di TN Meru Betiri mulai menurun sejak bencana gelombang tsunami menerjang kawasan tersebut pada 1998 silam.
"Sejak saat itu populasinya menurun dan mulai langka," ujarnya.
Menurut catatan TN Meru Betiri, bunga Raflesia ditemukan pertama kali oleh pendiri Perkumpulan Perlindungan Alam Hindia Belanda Sijfert Hendrik Koorders pada 1902 di wilayah Kecamatan Puger, Jember.
Saat ini bunga Raflesia Zollingeriana hanya dapat dijumpai di kawasan hutan konservasi Meru Betiri.
Advertisement
Tumbuhan yang Unik
Bunga ini hanya dapat tumbuh pada akar dan batang liana Tetrastigma lanceolarium dan Tetrastigma papillosum yang berfungsi sebagai inangnya.
Bunga itu terbilang tumbuhan yang unik karena tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Satu-satunya ciri tumbuhan yang dimiliki adalah bunga yang menempel pada akar atau batang inangnya.
Tumbuhan ini tergolong holoparasit, di mana bunga merupakan satu-satunya organ tumbuhan yang dapat dilihat oleh mata biasa.
Alfian berharap agar warga sekitar hutan ikut menjaga bunga langka yang ada di kawasan TN Meru Betiri itu. Sehingga populasi bunga berbau busuk itu tetap terpelihara dan tidak punah.