Catat Ya Mom, 8 Tips Supaya Anak Cepat Betah di Pondok Pesantren

Berikut ini adalah tips agar anak betah di pondok pesantren. Harapannya, baik anak-anak maupun orangtua sukses melewati masa-masa berat awal mondok

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2023, 22:30 WIB
Santri yang masih berusia belasan tahun membaca Al Quran bersama-sama (tadarus) dalam rangka mengkhatamkan Qur'an dengan menerapkan jaga jarak pada Masjid Daarul Qu'ran Pesantren Al Kautsar, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/04/2022). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun terakhir, pendidikan di pondok pesantren makin diminati. Sebab, di pesantren, seorang santri tak hanya mendapatkan pendidikan keagamaan, namun juga formal.

Kini, banyak pondok pesantren yang mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan formal. Pesantren menyediakan pendidikan sejak SD/MI, SMP/Mts, hingga tingkat SLTA/MA. Bahkan, sudah ada sebagian yang memiliki perguruan tinggi.

Kalaupun belum memiliki pendidikan sendiri, lazimnya pondok pesantren bekerja sama dengan lembaga pendidikan di luar lembaga demi pendidikan santri-santrinya.

Biasanya anak-anak akan memasuki pondok pesantren selepas SD. Tentu ini menjadi momen yang berat, baik bagi orangtua maupun anak.

Namun begitu, kesedihan sesaat itu tak mengurangi semangat orangtua untuk memondokkan anak-anaknya.

Hari-hari pertama, minggu pertama, dan bulan-bulan pertama di pondok juga menjadi hari yang berat untuk santri. Mereka mesti beradaptasi dengan kehidupan pesantren, sekaligus menahan rindu kepada orangtua dan keluarganya.

Sebaliknya, orangtua juga banyak memikirkan anak-anaknya. Berbagai perasaan campur aduk memikirkan anak-anaknya.

Nah, agar tak berlarut-larut, berikut ini adalah tips agar anak betah di pondok, mengutip darunnasya.sch.id. Harapannya, baik anak-anak maupun orangtua sukses melewati masa-masa berat awal mondok.

 

Simak Video Pilihan Ini:


8 Tips Supaya Anak Cepat Betah di Pondok

Santri Zaman Now di El Bayan tetap memakai sandal jepit dan sarung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

1. Orang tua harus tulus 100%: merelakan ananda belajar di Pesantren

Terlepas dari siapa yang menginginkan ananda masuk pesantren . Apakah dari ananda sendiri atau orang tua. Berjauhan dengan ananda memang terasa berat bagi setiap orang tua.

Perasaan berat tersebut, hanya membuat anak (Baik diketahui atau tidak oleh ananda) semakin tidak betah berada di pesantren. Oleh sebab itu, sudah semestinya orang tua sama-sama memahami keutamaan memasukkan ananda ke pesantren secara meyakinkan supaya anak pun betah di pesantren.

2. Meyakinkan anak, bahwa Pesantren adalah pilihan terbaik untuk masa depan dan hidupnya

Peran orang tua sangat penting dalam mendukung Ananda, termasuk meyakinkan anak-anak. Bahwa menuntut pengetahuan di Pesantren adalah pilihan yang tepat untuk mengembangkan karakter, pendidikan agama dan akademiknya.

Supaya anak betah di pesantren , tunjukkanlah rasa bangga Bapak Ibu sebagai orang tua kepada ananda, karena dia telah memilih pilihan yang tepat untuk berada di Pesantren .

Ungkapan seperti itu, dapat menjadi motivasi anak untuk lebih antusias terhadap kegiatan-kegiatan di Pesantren. Motivasinya senantiasa memuncak. Sehingga ungkapan yang senantiasa terngiang di dalam hatinya adalah

“Saya ingin membanggakan kedua orang tua“

3. Terus-terus menerus Memotivasi anak dan memberi dukungan selama nyantri di Pesantren

Tahun pertama di pesantren adalah tahun terberat bagi anak-anak dan orang tua. Bagi ananda, ia harus beradaptasi dengan aktifitas, orang, lingkungan, suasana, suhu, kebersihan, privasi, waktu istirahat dan makanan yang baru.

Begitupun dengan orang tua. Di saat ananda belum ke pesantren, orang tua biasa melihat ananda di rumah. ia memanggil atau membantu orang tua, namun saat di pesantren, kehadirannya hilang dari radar kita di rumah.

Oleh karena itu, orang tua WAJIB untuk senantiasa menyemangati ananda. Orang tua dan ananda harus memegang prinsip yang sama, yaitu:

“Tidak masalah berpisah sementara di dunia, yang penting bersama kembali di surga untuk selamanya”

4. Ingatkan Ananda untuk Hidup dengan Ikhlas dan Ridho Selama di Pesantren

Seringkali santri yang baru saja memasuki pesantren rewel dengan keluhan.  Yang mana, tentu saja jelas, suasananya jauh berbeda dengan di rumah. Jika di rumah, anak mendapatkan apa yang dia inginkan. Di pesantren, tidak ada istilah “Santri dimanja” . Santri berlatih hidup dengan berbagai keterbatasan. Orang tua harus ingat dan mengingatkan ananda dengan prinsip ini:

“keberadaan santri di pesantren memang jauh dari kasih sayang orang tua (Secara fisik), tetapi sangat dekat dengan kasih sayang Allah SWT.”

 


5. Senantiasa Ingatkan: Tujuan Utama Masuk Pesantren

Ilustrasi - Sejumlah santri di Pondok Pesantren Elbayan, Cilacap, keluar dari masjid usai salat Jumat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ketika santri sedang dalam kondisi rewel, mengeluhkan berbagai hal, mengatakan tidak betah di pesantren, kemudian mengatakan kekurangan-kekurangannya selama di pesantren . Ingatkan bahwa tujuan masuk pesantren adalah belajar.

Memperoleh pendidikan sekolah dan agama akan sangat berguna di dunia dan akhirat. di tengah perjalanan tersebut, akan sangat banyak rintangan dan cobaan yang menerpa.

“Nakhoda kapal yang handal lahir dari lautan lepas yang Garang”

6. Ajari Anak-anak untuk Disiplin dan Mandiri

Terkadang, masuk ke pesantren adalah keinginan orang tua dengan tujuan ananda dapat bersosial dengan orang-orang soleh dan menghindari pengaruh yang sangat buruk di luar pesantren .

Karena itu, sebelum anak memasuki  pesantren , orang tua harus membiasakan ananda disiplin dan mandiri di beberapa kegiatan di rumah. Biasakan anak untuk mencuci piring sendiri, menyapu dan mengepel rumah. Hal tersebut akan sangat berpengaruh di saat ananda berada di pesantren .

7. Selalu Berdoa kepada Allah

Berdoa merupakan cara paling ajaib Mohon petunjuk kepada Allah agar santri senantiasa diberikan kekuatan dan kesabaran dalam melewati masa sulit selama di pesantren.

Berdoa kepada Allah agar ananda dapat menyerap pelajaran dengan baik. Mengamalkan ilmunya. Memiliki akhlak yang mulia.

8. Jangan Terlalu Sering Mengunjungi dan Berkomunikasi dengan Anak

Ini sering terjadi pada santri, terutama yang tinggal di dekat pesantren . Orang tua sering mengunjungi anaknya di pesantren. Mengunjungi anak satu bulan sekali sudah masuk kategori cukup, lebih dari itu masuk kategori sering.

Sering mengunjungi anak ke pesantren  hanya akan membuat anak semakin tidak betah di pesantren. Bayangan kenyamanan berada di rumah semakin kuat terbayang di pesantren.

Pikirannya bukan lagi soal bagaimana meningkatkan prestasinya di pesantren. Tetapi anak lebih cenderung mencari alasan agar bisa pulang, berlama-lama di rumah, pada akhirnya memutuskan untuk keluar dari pesantren .

Itulah tips agar anak bisa betah di pesantren. Tips ini untuk orang tua yang anaknya sudah menjadi santri atau yang akan menjadi santri.

Salah satu alternatif pesantren yang pendidikan formal adalah Pesantren Rojaul Huda Darun Nasya . Kunjungi halamannya untuk melihat informasi lengkap pendaftarannya.

Tim Rembulan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya