Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau masih menunjukkan peningkatan, meski pergerakanya cukup variatif jelang akhir pekan.
Berdasarkan data RTI, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk menguat 1,63 persen ke posisi Rp 1.875 per saham pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Juli 2023. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat bergerak di zona merah kemudian berbalik arah ke zona hijau. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 1.885 dan terendah 1.840. Total frekuensi perdagangan 2.406 kali dengan volume perdagangan 331.061 lot saham. Nilai transaksi Rp 61,8 miliar.
Advertisement
Sebelumnya, saham AMMN naik 1,36 persen ke posisi 1.870 pada sesi I. Posisi itu naik 10,32 persen dari harga IPO yang dipatok Rp 1.695 per lembar. Saham AMMN dibuka pada posisi 1.845 dan bergerak pada rentang 1.840-1.880. Frekuensi perdagangan saham hingga sesi I tercatat sebanyak 1.517 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 22.08 juta lembar senilai Rp 41,13 miliar.
Dalam sepekan, harga saham AMMN naik 6,25 persen. Sebelumnya, analis menilai saham AMMN menarik dicermati lantaran memiliki valuasi menarik dengan price earning ratio (PER) saat ini berada pada posisi 7,12, menurut data RTI.
"Memang kalau valuasi AMMN memang termasuk murah dan juga menarik ya dari sisi investor karena kalau dilihat dari sisi valuasi berdasarkan PE tersebut," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta.
Nafan merekomendasikan saham AMMN untuk investasi jangka panjang. Selain potensi kinerja saham yang cerah, Amman Mineral merupakan perusahaan tambang emas kedua terbesar setelah Freeport. Alhasil, terdapat potensi dari sisi fundamental serta yang penting menerapkan tata kelola usaha yang baik.
Prospek Saham
Sementara itu, pengamat pasar modal Desmond Wira mengatakan, saham AMMN jika dilihat dari price earning ratio (PER) sekarang sekitar 7 kali, sedangkan rata-rata industri sekitar 8,6 kali. Dengan begitu, valuasinya termasuk kompetitif.
Menurut ia, secara prospek saham AMMN termasuk cukup baik, ada tambang Elang sebagai sumber operasional di masa mendatang, yang bisa menggantikan tambang Batu Hijau yang diperkirakan bisa beroperasi hingga 2030. Bahkan, profitabilitasnya juga cukup bagus.
"Bagi yang ingin berinvestasi jangka panjang, bisa menjadi pilihan dan melakukan akumulasi secara bertahap," kata Desmond.
Saham AMMN resmi diperdagangkan di Bursa pada 7 Juli 2023. Sebelum itu, perseroan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan menerbitkan 6,33 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.695 per saham. Sehingga perseroan berhasil mengantongi Rp 10,73 triliun dari IPO, menjadi IPO terbesar tahun ini.
Rencananya, perseroan akan mengalokasikan Rp 1,78 triliun atau sekitar USD 117,2 juta dari dana IPO untuk penyetoran untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN).
Selain itu, sekitar Rp 3,04 triliun atau USD 200 juta akan digunakan untuk melunasi uang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Sedangkan sisa dana IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Ekspansi Pabrik Konsentrator dan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di AMNT.
Advertisement
Usai IPO, Begini Rencana Pengembangan Bisnis Amman Mineral Internasional
Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah resmi mencatatkan sahamnya pada Jumat, 7 Juli 2023.
Amman Mineral Internasional mengarahkan fokusnya untuk berekspansi bisnis demi peningkatan kinerja pada masa mendatang.
Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie mengatakan, perseroan meyakini prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif, karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia.
"Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik. AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia," kata Alexander dalam pernyataan resmi, dikutip Minggu (9/7/2023).
Adapun Amman Mineral Internasional meraup dana dari IPO sebesar Rp 10,73 triliun. Melalui perolehan dana tersebut, AMMN akan mengalokasikan untuk sejumlah proyek ekspansi.
Pertama, dana sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedua, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.
Keunggulan Kompetitif
Di sisi lain, menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang.
Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030.
Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan pada 2031 hingga 2046.
Selain memiliki cadangan yang melimpah, AMMN memiliki keunggulan kompetitif lainnya, yaitu salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia. Hal ini ditopang oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional.
Penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi USD 2,8 miliar per 31 Desember 2022, dari USD1,3 miliar per 31 Desember 2021. Peningkatan ini dikarenakan kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sepanjang 2022. Laba hingga akhir 2022 meningkat 242,7 persen menjadi USD1,1 miliar dari USD 321 juta per 31 Desember 2021.
Advertisement