Harga Minyak Terbang ke USD 81,07 per Barel Usai Pasokan Dunia Menipis

Harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,43 atau 1,8%, menjadi USD 81,07 per barel, dengan kenaikan mingguan sekitar 1,2%.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jul 2023, 08:30 WIB
Harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,43 atau 1,8%, menjadi USD 81,07 per barel, dengan kenaikan mingguan sekitar 1,2%. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik hampir 2% pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga minyak mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut, didukung oleh meningkatnya bukti kekurangan pasokan minyak dalam beberapa bulan mendatang dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang dapat menekan pasokan.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (22/7/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,43 atau 1,8%, menjadi USD 81,07 per barel, dengan kenaikan mingguan sekitar 1,2%.

Sedangkan harga minyak mentah Intermediate West Texas (WTI) AS berakhir USD 1,42 atau 1,9% ke level USD 77,07 per barel, tertinggi sejak 25 April. Harga minyak WTI naik hampir 2% dalam seminggu.

"Pasar minyak mulai perlahan mampu mengatasi krisis pasokan yang membayangi," kata analis Price Futures Group Phil Flynn.

"Pasokan minyak global mulai mengetat dan itu bisa meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu mendatang. Meningkatnya risiko perang juga bisa berdampak pada harga," lanjut Flynn.

Rusia menghantam fasilitas ekspor makanan Ukraina untuk hari keempat berturut-turut pada hari Jumat dan melakukan penyitaan kapal di Laut Hitam, dalam meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut sejak penarikan Moskow minggu ini dari perjanjian koridor laut aman yang ditengahi PBB.

Flynn mengatakan, penghentian jalur perdagangan biji-bijian dapat menekan pasokan etanol dan biofuel yang dicampur dengan produk minyak pada saat pasar biji-bijian global sudah mengetat, yang akan menyebabkan kilang menggunakan lebih banyak minyak mentah.

Penyitaan kapal juga dapat menambah risiko ekspor minyak dan barang lainnya di wilayah tersebut, tambahnya. Kremlin pada hari Jumat mengatakan tindakan "tak terduga" Ukraina menimbulkan bahaya bagi pengiriman sipil di Laut Hitam, dan situasi seputar ekspor Rusia memerlukan analisis.


Stok Minyak Mentah AS

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Di AS, persediaan minyak mentah turun minggu lalu, di tengah lonjakan ekspor minyak mentah dan pemanfaatan kilang yang lebih tinggi, Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan pada hari Rabu. 

Sebelumnya pada hari Senin, EIA memperkirakan bahwa produksi minyak dan gas serpih AS kemungkinan akan menurun pada bulan Agustus untuk pertama kalinya tahun ini, menambah kekhawatiran akan keterbatasan pasokan.

Sementara itu, perusahaan energi AS minggu ini mengurangi jumlah rig minyak sebanyak tujuh, pemotongan terbesar mereka sejak awal Juni, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes. Pada 530, jumlah rig minyak AS, indikator awal produksi masa depan, berada pada level terendah sejak Maret 2022.

 

 


Pasar Minyak

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan kepada Reuters bahwa tindakan OPEC+ saat ini untuk mendukung pasar minyak sudah cukup untuk saat ini dan kelompok itu "hanya berjarak satu panggilan telepon" jika diperlukan langkah lebih lanjut.

Pihak berwenang China mengumumkan rencana untuk membantu meningkatkan penjualan mobil dan elektronik, sebuah langkah yang disambut baik oleh para investor yang berharap hal itu akan menghidupkan kembali ekonomi negara yang lesu.

Minggu depan, survei manajer pembelian awal dari S&P Global akan menjadi kunci bagi investor yang mencoba memahami perubahan permintaan global, kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Asset Management.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya