Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan bersilaturahmi dengan perwakilan serikat buruh se-Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kehadirannya dalam rangka menerima aspirasi, masukan, serta mendengarkan keluhan dari buruh yang terdiri dari 14 serikat pekerja di Kabupaten Bogor.
Anies pun menyimak dan mencatat setiap keluhan dan masukan yang disampaikan perwakilan elemen buruh. Kepada mereka, dia bertekad memperjuangkan nasib buruh, agar kondisinya menjadi lebih baik dengan melanjutkan kebijakan yang pernah dilakukannya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Advertisement
Berita terkait Anies Baswedan bisa diakses di Merdeka.com
“Kami membawa catatan dan rekam jejak saat bertugas di Jakarta. Jadi kami tidak hanya berjanji. Insya Allah semua masalah (buruh) akan kita bereskan jika dipercaya memimpin Republik ini," tutur Anies di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023).
Anies menyatakan, upayanya melanjutkan keberpihakan dalam skala nasional tentu dapat sukses dengan dukungan para buruh itu sendiri. Hasil diskusi tentang kesejahteraan buruh, lansia, masyarakat disabilitas, dan pendidikan anak-anak tidak akan bisa terealisasikan jika perolehan suaranya tidak maksimal di Pilpres 2024.
“Mari kita jalan dan ikhtiar sama-sama. Bogor harus menang karena ini perjuangan kita bersama," jelas Anies.
Berharap Banyak pada Anies
Kabid Litbang Serikat Pekerja Indocement (SP-Indocement) Wawan Winahadi menyampaikan, dia bersama rekan lainnya berharap banyak pada Anies Baswedan, sehingga siap memenangkannya pada ajang Pilpres 2024.
"Karena kami melihat hanya Pak Anies yang terbukti berpihak pada buruh. Saat Pak Anies menjadi gubernur DKI, hanya Pak Anies satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang berani menaikkan UMP," kata Wawan.
Wawan berharap, keberpihakan Anies Baswedan pada buruh saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dapat dilanjutkan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Bogor. Menurutnya, kondisi buruh di Bogor masih jauh dari kesejahteraan, termasuk soal pelayanan kesehatan yang sangat minim.
"Kami ingin jika Pak Anies nanti jadi presiden ada UU yang terkait langsung dengan kesehatan buruh. Kehadiran BPJS Kesehatan saat ini belum maksimal," ujarnya.
Ketua DPC Serikat Pekerja/Buruh Pabrik Kimia Energi Pertambangan (SP-KEP) Kabupaten Bogor, Mujimin juga menyampaikan keluhan soal pendapatannya sebagai buruh yang tidak cukup untuk membiayai pendidikan anaknya. Sebagai tokoh yang dinilai peduli pendidikan, Anies diharapkan bisa memperhatikan hal tersebut jika terpilih menjadi presiden.
“Akar masalah kami karena Undang-Undang Cipta Kerja, Pak. Nanti tolong apakah dicabut atau direvisi UU itu," terang Mujimin.
Adapun elemen buruh yang hadir dalam pertemuan dengan Anies yaitu Serikat Pekerja Nasional (SPN), Serikat Pekerja Aqua Group (SP-Aqua), Serikat Pekerja Indocement (SP-Indocement), Serikat Buruh Pabrik Garmen dan Tekstik (SB-Gartek), dan Serikat Pekerja/ Buruh Pabrik Rokok Tembakau, Makanan dan Minuman (SP-RTMM).
Kemudian Serikat Pekerja/ Buruh Daring (SP-Speed), Serikat Pekerja/ Buruh Pabrik Kimia Energi Pertambangan (SP-KEP), Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI 98), Serikat Buruh Pabrik Logam Energi Metal (SB-LEM), Forum Buruh Bogor, Forum Buruh Perempuan, Serikat Pekerja Pabrik Logam Mesin Elektronik (SP-Lemonik), Kelompok Kerja Sub Unit Angkutan Umum 05 (KKSU-05), dan Serikat Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI).
Advertisement