Kemen PPPA Luncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Desa Watukebo Banyuwangi

Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) dicanangkan di Banyuwangi, Jawa Timur. Program ini merupakan inisiatif Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 22 Jul 2023, 21:03 WIB
Kemen PPPA meluncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Hermawan Arifianto)

Liputan6.com, Banyuwangi - Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) dicanangkan di Banyuwangi, Jawa Timur. Program ini merupakan inisiatif Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan didukung PT Amartha Mikro Fintek.

Kemen PPPA yang saat ini fokus pada implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) meluncurkan DRPPA untuk menjalankan program-program berperspektif gender dan hak anak. Nantinya akan dilakukan lewat pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa secara terencana dan berkelanjutan.

"Kemen PPPA menyadari upaya percepatan pemberdayaan masyarakat desa lewat program DRPPA, membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, salah satunya pihak swasta seperti Amartha, yang memiliki kredibilitas mumpuni untuk menjalankan program pemberdayaan perempuan, baik lewat serangkaian pelatihan maupun akses keuangan inklusif yang berkelanjutan," tutur Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA saat dikonfirmasi di sela-sela peluncuran program DRPPA pada Kamis ( 20/07/2023).

Peresmian program DRPPA dilakukan di Balai Desa Watukebo. Selain Lenny dari Kemen PPPA, acara tersebut juga dihadiri Aria Widyanto (Chief Risk and Sustainability Officer Amartha) serta Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Kemen PPPA sejak tahun 2021 telah menginisiasi program DRPPA melalui piloting di ratusan desa/kelurahan di seluruh Indonesia.

"Melalui kerja sama ini, Amartha akan bertindak sebagai pengembang kurikulum dan fasilitator pelatihan bagi warga desa serta para kader SAPA (Sahabat Perempuan danAnak)," papar Lenny.

Perspektif gender dan pemenuhan hak-hak anak merupakan nilai yang selama ini menjadi komitmen Amartha untuk menjalankan prinsip keberlanjutan. Yakni dengan menghadirkan peluang yang setara bagi setiap individu untuk mewujudkan hidup yang sejahtera.

"Jika digabungkan dengan strategi pengembangan DRPPA, saya optimis akan semakin luas dampak yang tercipta," tambah Lenny.

Program DRPPA memiliki 10 indikator isu kesetaraan yang harus diselesaikan, beberapadi antaranya mulai dari implementasi kebijakan desa yang ramah perempuan dan anak, pembiayaan desa untuk pemberdayaan perempuan, kewirausahaan berperspektifgender, pengasuhan/pendidikan bagi ibu dan keluarga.

"Tidak ada kekerasan bagi perempuan dan anak, hingga tidak ada pekerja anak, dan tidak ada perkawinan usia," ungkap Lenny.

Amartha selama ini dikenal sebagai prosperity platform yang berfokus pada pemberdayaan perempuan lewat layanan keuangan inklusif.

Pada periode pertama ini, Amartha menjalankan programnya di Desa Watukebodan Desa Kepundungan, Kabupaten Banyuwangi, Pelatihan akan fokus pada topik literasi keuangan dan digital, kewirausahaan UMKM, serta pentingnya sanitasidan higienitas.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan di Pedesaan

Kemen PPPA meluncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Hermawan Arifianto)

Menurut Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Kolaborasi Amartha dan Kemen PPPA lewat program DRPPA, bertujuan mendorong kesetaraan dalam pemberdayaan perempuan, termasuk mereka yang tinggal di pedesaan dan masih menghadapi tantangan dalam memajukan perekonomian akar rumput.

Dalam hal ini, pengalaman dan jangkauan jaringan Amartha di lebih dari 52,000 desa di Indonesia dapat membantu memperluas manfaat pemberdayaan ekonomi perempuan, melalui akses layanan keuangan, pendampingan kewirausahaan serta edukasi dalam proses adopsi digital, sehingga memungkinkan perempuan dapat lebih berdaya dan setara.

"Kolaborasi ini menjadi salah satu prioritas Amartha untuk turut ambil peran dalammendukung pembangunan desa berperspektif gender yang berkelanjutan, sertaberbasis pada nilai-nilai SDG," tuturnya

Dalam kerja sama ini, Amartha menyiapkan 20 modul pelatihan untuk meningkatkankapabilitas peserta. Amartha menargetkan sebanyak 350.000 peserta mendapatkanpelatihan selama satu tahun.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan Training of Trainer (ToT) kepada 1.000 tenaga lapangan Amartha dan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA).

“Dengan dukungan begitu besar baik dari Kemen PPPA serta jajaran PemerintahKabupaten Banyuwangi, Amartha optimis kolaborasi yang berkesinambungan ini dapatmemberi manfaat bagi masyarakat luas," ungkap. Aria.

Amartha juga akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala." Hal ini agar dapat memastikan dampak dari program ini benar-benar membantu warga desa untuk lebih berkembang dan sejahtera," pungkas Aria.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandini mendukung penuh program DRPPA. Ipuk mengakui masih sering mendapati berbagai stigma yang menyudutkan perempuan. Seperti anggapan bahwa perempuan lebih baik jika segera dinikahkan ketimbang disekolahkan sebaik mungkin.

"Perempuan juga dibatasi ruanggerak dan inovasinya dalam berwirausaha, sehingga hanya fokus mengurus pekerjaandomestik. Padahal perempuan punya potensi yang besar untuk menggerakkan rodaekonomi pedesaan. Maka, program seperti inilah yang harus kita dukung, sehinggatercipta desa yang berperspektif gender," papar Ipuk.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya