Liputan6.com, Jakarta - Nyeri pinggang adalah keluhan kedua yang membuat orang banyak berkunjung ke poli rawat jalan. Menurut data statistik di Amerika, satu dari empat orang akan terkena nyeri pinggang di usia dewasa.
Hal ini disampaikan pakar bedah saraf RSUD Cileungsi, Bogor Feda Makkiyah. Dalam penyuluhan di Puskesmas Jonggol, Bogor, Feda menyampaikan bahwa kebiasaan mengangkat barang berat menjadi salah satu pemicu nyeri pinggang.
Advertisement
Meski begitu, tak dapat dimungkiri bahwa dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, sebagian masyarakat harus melakukan kegiatan yang berkaitan dengan mengangkat barang berat.
“Bagaimana jika pekerjaan sehari-harinya mengangkat barang, sedangkan dalam penyuluhan dikatakan sebaiknya tidak mengangkat barang berat,” tanya seorang warga Jonggol yang menjadi peserta penyuluhan.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Feda membagikan tips untuk meminimalisasi nyeri pinggang saat mengangkat barang berat.
“Sebaiknya berjongkok dulu jika akan mengangkat barang,” kata Feda dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (23/7/2023).
Feda pun menyarankan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan berhenti merokok, banyak minum air putih, banyak olahraga, mengkonsumsi makanan sehat, memakai korset.
“Dan sebaiknya mempertahankan posisi tegak saat duduk atau saat bekerja di depan komputer,” Feda menyarankan.
Kaitan Kurang Minum dan Nyeri Pinggang
Saran Feda soal menjaga kecukupan cairan tubuh atau cukup minum air putih tidak dilayangkan tanpa alasan.
Meski tidak berkaitan secara langsung, tapi kurang minum bisa menyebabkan masalah ginjal yang bisa berujung pada nyeri pinggang.
Dalam keterangan lain, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang RS EMC Tangerang, Harmantya Mahadhipta angkat bicara terkait hal ini.
"Itu sering sekali saya dengar dari pasien bahwa mereka berasumsi nyeri pinggang itu karena kurang minum air putih. Padahal banyak sekali penyebab nyeri pinggang," ujar Harman dalam Healthy Monday Liputan6.com dan EMC Healthcare bertema Serba Serbi Masalah Tulang Belakang.
Menurut Harman, bila melihat pada data, faktor penyebab nyeri pinggang yang paling utama adalah masalah otot. Sekitar 70-75 persen biasanya disebabkan oleh persoalan otot yang terjadi pada pasien.
"Nah kalau problem utamanya otot itu tidak ada hubungannya dengan kurang minum air putih. Kalaupun kita mau memaksakan hubungan kurang minum air putih dengan nyeri pinggang, berarti kita bicara masalah seputar ginjal atau batu ginjal," kata Harman.
"Dari sekian banyak penyebab nyeri pinggang, problem di internal organ seperti ginjal itu hanya menyumbang sekitar dua persen saja. Jadi sebenarnya sedikit sekali," tambahnya.
Advertisement
Kista Ginjal Bisa Picu Nyeri Pinggang
Salah satu masalah ginjal yang berkaitan dengan nyeri pinggang adalah kista ginjal.
Kista ginjal adalah suatu kantong atau rongga yang berada pada ginjal. Baik di korteks (bagian terluar ginjal) atau pada medula (bagian tengah ginjal).
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dari RS EMC Tangerang Muthalib Abdullah menjelaskan, jika kista pada ginjal ukurannya kecil maka tidak akan menimbulkan gejala. Namun, jika kistanya besar maka keluhan yang dapat timbul adalah nyeri pinggang.
“Jika volume dari kista ginjal kecil, maka biasanya tidak ada keluhan nyeri atau sakit sama sekali. Namun, jika kistanya besar dan banyak atau lebih dari satu maka bisa menimbulkan keluhan. Salah satu keluhannya adalah nyeri pinggang,” kata Muthalib dalam Healthy Monday Liputan6.com edisi Menyemarakkan World Kidney Day: Kista Mengintai Ginjal, Waspadai Gejalanya dan Ketahui Penanganannya, Senin 20 Maret 2023.
Kaitan Nyeri Pinggang dengan Posisi Duduk
Saran lain yang diberikan Feda guna menghindari nyeri pinggang adalah menjaga posisi duduk tetap tegak terutama ketika duduk dalam waktu lama.
Saran ini pun bukan tanpa alasan, nyeri pinggang memang dapat dipicu oleh posisi yang tidak benar saat duduk termasuk saat mengendarai mobil terutama dalam waktu lama.
Senada dengan Feda, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang RS EMC Alam Sutera, Jephtah Furano Lumban Tobing mengungkapkan bahwa penting untuk memiliki posisi duduk yang ergonomis.
"Menurut saya yang lebih penting adalah posisi duduknya itu harus ergonomis, itu dulu yang mesti kita pahami bahwa dalam posisi tulang punggung bawah, dia harus ada seperti huruf C, seperti kurva," kata Jephtah dalam Healthy Monday Liputan6.com edisi Serba Serbi Masalah Tulang Belakang.
Terutama bila hendak menyetir dalam waktu yang lama, maka posisi duduk harus ergonomis. Hal tersebut dianggap dapat mencegah sakit pinggang dan punggung.
"Kalau menyetir dalam waktu lama, tentunya posisi duduknya jadi lebih lama. Jadi kalau posisi duduk tidak ergonomis, tentunya akan lebih rentan menyebabkan masalah pada tulang punggung, biasanya punggung bawah," tambah Jephtah.
Advertisement