AHY Tanggapi Luhut Soal Kampungan: Pemerintah Harusnya Terbuka Terhadap Kritik

Luhut sebelumnya menyebut AHY kampungan karena menuding Presiden Jokowi berupaya menjegal pencalonan presiden Anies Baswedan. Bagaimana respons AHY?

oleh Muhammad Ali diperbarui 23 Jul 2023, 11:27 WIB
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri Apel Siaga Perubahan NasDem di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7) (Ahda Bayhaqi/Merdeka.com)

 

Liputan6.com, Jakarta - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyindir Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kampungan. Hal itu, karena AHY menuding pemerintah terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjegal capres untuk maju di Pilpres 2024.

Menanggapi hal itu, AHY mengaku menghormati sindiran Luhut terhadap dirinya. Sebab, bagi dia Luhut merupakan sosok senior.

Namun, dia mengatakan jika apa yang disampaikan ke publik perihal penjegalan yang dialami bacapres Koalisi Perubahan untuk Perbaikan Anies Baswedan berdasarkan fakta di lapangan.

"Saya kemarin berbicara yang juga terkait dengan sejumlah indikator yang menunjukkan demokrasi di Indonesia itu mengalami kemunduran yang, mengalami regresi, paling tidak stagnasi," kata AHY, di kawasan Sentul, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023) malam.

"Dan ini bukan hanya observasi subjektif yang dilakukan dalam keseharian kita, termasuk dalam pertemuan dan dialog dengan masyarakat yang di berbagai daerah. Memang kondisinya demikian dan ini dikuatkan dengan berbagai lembaga kredibel," sambungnya.

Lebih lanjut, dia menilai, jika demokrasi di Indonesia diatur oleh suatu kekuasaan hal itu sangat berbahaya. Padahal, masyarakat menginginkan adanya perubahan dan figur yang merepresentasikan perubahan.

Sehingga, pihaknya hanya menyampaikan dan mengingatkan agar pemerintah tidak mengatur siapapun figur yang akan maju dalam pilpres 2024 nanti.

"Di sini kita tidak ingin terlalu jauh berspekulasi, tetapi kami mengingatkan karena ini indikasinya ada dan kita semua tau itu," ujarnya.

"Saya menghormati kalau beliau menyampaikan itu tetapi kami punya hak untuk menyampaikan pandangan dan juga apa yang kami rasakan," tambah AHY.

AHY menilai, seharusnya pemerintah mendengarkan peringatan yang disampaikan oleh pihaknya. Terlebih, apa yang diutarakan merupakan hasil diskusi dengan masyarakat.

"Yang jelas negara kita adalah negara demokrasi pemimpin, pemerintah tentu harus bersabar dan terbuka untuk mendapatkan feedback, masukan bahkan kritik," tuturnya.

"Apalagi kalau disampaikan dengan baik dengan niat yang baik dan konstruktif kenapa tidak mendengarkan masukan dari rakyatnya sendiri," imbuh AHY.

 


Luhut Sebut AHY Kampungan

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kampungan karena menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya menjegal pencalonan presiden Anies Baswedan.

Luhut juga menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo tak mungkin berupaya menjegal salah satu bakal calon presiden untuk maju dalam Pemilihan Presiden 2024.

"Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali itu, saya jamin kalau itu. Saya kan perwira, kalau itu saya jamin enggak ada, jadi enggak usah bikin bicara-bicara, kampungan itu menurut saya," kata Luhut.

Luhut pun mengaku heran kenapa Jokowi dikaitkan dengan upaya Moeldoko mengambil alih kedaulatan Demokrat.

"Beliau itu tidak pernah mau mencampuri masalah hukum atau menjegal orang tadi seperti dibilang si Agus tadi, mau dijegal partainya. Enggak ada itu sama sekali," ujar Luhut.

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

Infografis Geger Isu Dongkel AHY dari Kursi Ketum Demokrat. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya