Liputan6.com, Trenggalek - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur telah melakukan penanganan wabah demam berdarah dengue (DBD) yang diidentifikasi telah menyebar di wilayah kerja 19 Puskesmas setempat sejak beberapa bulan terakhir.
"Semester pertama ada 77 kasus. Kemudian ada tambahan dua kasus sehingga per 14 Juli 2023 ada 79 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Trenggalek Sunarto di Trenggalek, dilansir dari Antara, Sabtu (22/7/2023).
Advertisement
Dan dari 19 wilayah kerja Puskesmas itu, terbanyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Dongko dengan jumlah delapan kasus, disusul wilayah kerja Puskesmas Karangan dan Bendungan dengan jumlah masing-masing tujuh kasus.
"Untuk yang lainnya, rata-rata satu sampai lima kasus. Sementara tiga Puskesmas belum ada konfirmasi kasus. Satu kasus yang meninggal itu di wilayah Kecamatan Bendungan," katanya.
Untuk itu, petugas telah melakukan tindakan fogging (pengasapan) ke titik tertentu untuk mencegah persebaran.
Pengasapan itu hanya dilakukan di tempat yang terjadi dua fokus dalam waktu perdekatan sehingga pengasapan dilakukan secara selektif, karena di sisi lain pengasapan itu juga menimbulkan dampak polusi udara dan pencemaran lingkungan dari obat yang digunakan.
"Selain itu pengasapan hanya bisa membunuh nyamuk-nyamuk dewasa saja," katanya.
Untuk memaksimalkan penanggulangan itu, pihaknya mengajak warga untuk menggalakkan gerakan 3M plus. Gerakan 3M plus itu dinilai efektif untuk memberantas persebaran nyamuk demam berdarah hingga ke jentik-jentiknya. Apalagi di saat kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.
"Seperti misalnya menguras bak mandi minimal seminggu sekali. Sebab siklus hidup 10 hari sampai tiga minggu, ketika lebih dari itu nyamuk sudah dewasa. Bisa juga pakai abate untuk tempat yang tidak memungkinkan untuk dikuras dan lain sebagainya," kata dia.