Viral Sekolah Jual Paket Seragam dan Atributnya, Warganet Soroti Harga Jilbab yang Dinilai Kemahalan

Total biaya yang harus dibayar untuk paket seragam dan atributnya itu mencapai Rp2 jutaan. Warganet pun terbelah dua.

oleh Farel Gerald diperbarui 24 Jul 2023, 08:33 WIB
Harga atribut di suatu sekolah Indonesia mulai dari seragam sampai jilbab yang terbilang mahal. (dok. Tangkapan layar Twitter @convomf/https://twitter.com/convomf/status/1682404118105817090?t=UasI3EUJ52YKszS9XlmFwA&s=19/Farel Gerald)

Liputan6.com, Jakarta - Seragam sekolah menjadi atribut yang diwajibkan dipakai siswa. Meski bisa membelinya dari luar sekolah, sejumlah sekolah meyediakan seragam untuk dibeli para siswa. Baru-baru ini, sebuah unggahan tentang paket seragam sekolah menjadi sorotan. 

Pada Jumat, 21 Juli 2023, unggahan dari akun Facebook bernama Triyatni Martosenjoyo diunggah ulang ke Twitter oleh akun @convomf. Unggahan itu memperlihatkan kertas berisi seragam sekolah dan berbagai atributnya disertai harga yang harus dibayar. 

Nama sekolah yang menjual seragam dan atributnya disamarkan. Unggahan itu telah menarik perhatian masyarakat luas dengan mencapai 2 juta tayangan.

"Sampai hari ini saya tidak mengerti mengapa begitu banyak uang yang harus dihabiskan untuk pakaian seragam," tulis Triyatni di Facebooknya sambil menampilkan foto sebuah daftar harga seragam mulai dari seragam abu-abu putih, pramuka, batik, khas, jas almameter, kaus olahraga, ikat pinggang, tas, atribut, dan jilbab.

Triyatni menilai bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kedisplinan dengan jumlah seragam yang begitu banyak. "Terlalu banyak kontraktor pakaian seragam yang berada di sekitar pejabat pendidikan kita," bubuh Triyatni mengakhiri kalimatnya.

Akun Twitter @convomf mengunggah ulang cuitan Triyatni tersebut dan mendapatkan beragam respons warganet. Mereka merasa keberatan dengan harga seragam sekolah yang mahal dan juga meragukan apakah seragam tersebut sudah dijahit atau belum.

"The real sekolah "RAKUS" nih gais.. pihak sekolah kayak jualan diluar seragam tapi harganya gak ngotak banget.. mana harga jilbab 160.000 pula.. ini jilbab apaan," bunyi unggahan dari akun base tersebut.


Harga Jilbab yang Mahal

Ilustrasi jilbab (Sumber: Pixabay)

Berbagai komentar bermunculan dari warganet terkait unggahan tersebut, khususnya mengenai harga jilbab yang dianggap kemahalan. Bagi banyak orang, harga jilbab yang mencapai Rp160.000 ribu tampak sangat berlebihan, terlebih jumlahnya hanya satu.

"Jilbab 160k pasti dibuat dari serat emas 25 karat asli dari palung mariana dan dilapis kristal swarovski," tulis akun @koootoshidayo canda.

"Inget dulu waktu SD, apa-apa diduitin oleh pihak sekolah terutama soal seragam. Tapi kalau aku sekarang mikirnya, hal tersebut adalah fenomena struktural masalah ekonomi politik pendidikan," tulis akun lain @rakaputrapr.

"itu jilbab nya bahan apeeeee," tanya akun @diontarot tidak percaya.

Seorang pengguna Twitter dengan akun bernama @jickseen memberikan pendapat yang berbeda. Menurutnya, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan karena momen seperti ini, yang merujuk pada momen masuk sekolah pertama kali, hanya terjadi sekali dalam setahun.

"kenapa deh org2 tuh masalahin ini. padahal kan setahun sekali doang, aku smp jg kaya begini. kalau sklhnya bagus ya fine fine aja laaahhhh," tulis akun itu diakhiri emoji menangis.


Kata Alumni

Harga seragam abu-abu putih, pramuka, batik, khas, jas almameter, kaos olahraga, ikat pinggang, tas, atribut, dan jilbab dengan rentang Rp359.400 ribu sampai yang termurah Rp36.000 ribu. (Tangkapan layar Twitter @convomf/https://twitter.com/convomf/status/1682404118105817090?t=UasI3EUJ52YKszS9XlmFwA&s=19/Farel Gerald)

Berikut daftar lengkap seragam dan atribut beserta harga-harganya:

1. Satu stel abu-abu putih Rp359 ribu

2. Satu stel pramuka Rp315 ribu

3. Satu stel batik Rp383 ribu

4. Satu stel khas Rp440 ribu

5. Satu jas almameter ukuran M Rp185 ribu

6. Satu kaos olahraga ukuran L Rp130 ribu

7. Ikat pinggang Rp36 ribu

8. Tas Rp210 ribu

9. Atribut Rp140 ribu

10. Jilbab Rp160 ribu

Berbagai respons mengalir dari warganet mengenai unggahan tersebut, namun salah satu komentar yang menarik perhatian datang dari akun bernama @b00bl33. Pengguna akun ini mengaku sebagai alumni dari sekolah yang sedang menjadi sorotan. Dia berusaha memberikan klarifikasi mengenai isu harga seragam dan atribut sekolah yang dianggap terlalu mahal tersebut.

"hi aku alumni sekolah itu, sekolah favorit di kotaku, mau meluruskan jilbab 160k itu dpt 5 biji ya!! sedih banget ini rame sampe lamtur padahal emang di sini harga segitu, sekolah lain juga gitu dan emang cuman dpt kain yg harus dijahit sendiri," tulis akun tersebut.

Menurutnya, sekolah tersebut adalah sekolah favorit, Namun, dia juga menyampaikan bahwa sekolah tersebut sangat memperhatikan keberagaman kondisi ekonomi orangtua siswa.

"tapi itu tidak memaksa, malah petugas kainnya juga memperbolehkan untuk kaya baju abu" putih/pramuka untuk beli langsung di toko seragam, soalnya kan dua baju itu ada di toko seragam, aku dulu gt dan emang lebih murah, jadi ga memaksa ya," imbuhnya.


Dilarang Memaksa Orangtua Siswa

Ilustrasi anak sekolah, seragam sekolah. (Photo by Hakan Nural on Unsplash)

Dilansir dari kanal Surabaya Liputan6.com pada Minggu, 23 Juli 2023, Pemerintah Kota Surabaya melarang pihak SD dan SMP Negeri di wilayah setempat memaksa orangtua siswa membeli seragam melalui koperasi sekolah.

"Jangan ada sekolah di bawah naungan pemerintah kota menjual seragam dalam bentuk paket yang memberatkan memberatkan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi seusai acara masa orientasi orangtua pelajar SD dan SMP di Surabaya, dilansir dari Antara, Sabtu, 22 Juli 2023.

Eri mengaku tak segan menghukum oknum di sekolah yang kedapatan memaksa pembelian seragam sekolah, terlebih jika bandrol yang ditentukan melebihi harga pasaran. "Kalau ada laporan dan terbukti akan saya sanksi, saya sudah sampaikan itu," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menyatakan penjualan seragam bersifat tidak mengikat. Artinya, tak ada kewajiban bagi orangtua siswa harus membeli kebutuhan pendidikan pelajar melalui koperasi sekolah.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya bakal rutin mengawasi dan mengevaluasi setiap SD dan SMP Negeri di Kota Surabaya. "Sanksi paling berat itu mutasi, sebab ada pelanggaran ada tingkatannya dan itu terus diawasi dan evaluasi juga," ucapnya.

Kendati demikian, Yusuf tak melarang bila orangtua siswa ingin membeli seragam di koperasi sekolah. "Intinya sekolah jangan memberatkan," ujar dia.

Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya