Liputan6.com, Jakarta - Setelah kabar beberapa waktu lalu terkait bau mobil baru yang dapat menyebabkab kanker, kini ada sebuah informasi terbaru yang menyebutkan bahwa pelapis krom yang kerap digunakan pada kendaraan juga dapat memberikan dampak negatif kepada kesehatan.
Dilansir Autocar, informasi tersebut dijelaskan karena pada lapisan krom di kendaraan, ada zat kromium heksvalen, di mana hal itu dikenal sebagai karsinogen.
Advertisement
Adapun secara khusus, kandungan yang ada pada lapisan tersebut merupakan sumber kanker paru-paru kronis, karena emisi udara yang dilepaskan selama proses pelapisan dikatakan 500 kali lebih beracun daripada solar.
Melihat adanya temuan baru tersebut, Uni Eropa, telah mengusulkan sebuah larangan yang akan dimulai pada tahun 2024. Selain itu, mereka juga mengungkapkan dengan adanya larangan di kawasan tersebut, setidaknya akan memiliki dampak besar kepada lingkungan dan konsumen agar terhindar dari ancaman tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Gilles Vidal, Kepala Desainer Renault, mengungkapkan bahwa meskipun alternatif telah ditemukan, dirinya berharap hal tersebut juga bisa lebih dieksplorasi untuk digunakan di kemudian hari.
"Ada solusi non-polusi yang sedang diselidiki, tapi saya harap ada alasan mengapa kita secara intuitif dapat menghindarinya. Sudah saatnya kita sedikit mengubah permainan dan membuka pikiran kita di luar krom, ada alternatif yang lebih berkelanjutan," jelasnya.
Studi di Tiongkok Menyebutkan Bau Mobil Baru Dapat Memicu Kanker
Baru-baru ini Institut Teknologi Beijing China, mengeluarkan keterangan bahwa bau mobil baru yang kerap disenangi oleh konsumen, rupanya dapat menyebabkan penyakit kanker.
Dilansir dari Drive Australia, Institut Teknologi Beijing China, menemukan bahwa bahan kimia yang menciptakan bau mobil baru tersebut memiliki sifat karsinogenik, di mana zat kimia tersebut berpotensi beracun dan membahayakan terhadap kesehatan konsumen.
Para ilmuwan di Tiongkok menemukan bahwa ada kadar bahan kimia yang dikenal dengan senyawa organik Volatil (VOC) tersisa pada bagian interior.
Adapun VOC tersebut dikeluarkan oleh pelapis yang digunakan untuk bagian interior seperti kulit, plastik, sealant dan pembersih kaca pada interior mobil baru.
Resiko pelepasan zat tersebut semakin meningkat karena suhu dalam kabin yang semakin panas, sehingga senyawa tersebut keluar dan dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Dalam penelitian tersebut, juga ditemukan bahwa senyawa tersebut akan menyebabkan konsumen menjadi mengantuk dan menjadi lebih lesu. Sebagai dampak paling fatalnya, zat tadi juga dapat menyebabkan kanker dan kelainan janin.
“Bau mobil baru bukannya tanpa risiko – kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa bagi sebagian orang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti pusing, mual, dan sesak napas,” jelas Oliver Jones, Profesor Kimi di RMIT University of Melbourne.
Advertisement