Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 10 Muharram dikenal sebagai lebaran anak yatim. Pada hari tersebut anak-anak yatim berkumpul dan diberi santunan, sementara orang yang memuliakan anak yatim akan meraih keutamaannya.
Bicara soal anak yatim, ada kisah menarik yang bisa menginspirasi muslim masa kini untuk memuliakan dan menyantuni anak yatim. Kisah tersebut menceritakan seorang pedagang kurma yang masuk surga karena anak yatim.
Dikisahkan, ada seorang pedagang kurma kaya raya di Mesir. Namanya adalah Athiyah bin Khalaf. Dari hasil menjual kurmanya ia memiliki harta yang berlimpah.
Baca Juga
Advertisement
Namun, roda kehidupan berputar. Ia harus mengalami kebangkrutan. Awalnya kaya raya menjadi sengsara dan dari menyenangkan menjadi memilukan.
Sungguh, kehidupannya nyaris 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Hartanya hangus, yang tersisa hanya pakaian untuk menutup auratnya. Meski demikian, dia masih taat kepada Allah SWT.
Pada hari kesepuluh bulan Muharram (‘Asyura), Athiyah pergi ke masjid Amr bin Ash untuk menunaikan salat subuh berjemaah. Selain pada hari ‘Asyura, kebiasaan di sana tidak memperkenankan wanita untuk memasuki masjid.
Athiyah berdoa kepada Allah bersama orang yang hadir di masjid tersebut. Namun, di tengah-tengah ia berdoa, ada seorang wanita bersama anak-anak kecil yang menghampirinya.
Wanita tersebut meminta agar Athiyah memberikan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan makan anak-anaknya, sebab ayah dari mereka telah meninggal. Sang ayah tidak meninggalkan sesuatu apa pun untuk mereka.
“Aku adalah syarifah. Aku tidak tahu siapa yang akan aku tuju. Aku tidak pernah keluar kecuali hari ini, itu pun karena darurat yang menjadikanku hajat untuk mengorbankan diriku. Dan itu juga bukan merupakan kebiasaanku,” kata wanita itu dikutip dari NU Online, Senin (24/7/2023).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Bersedekah Baju
Athiyah ingin memberikan sesuatu kepada syarifah itu. Namun, ia tidak mempunyai apa-apa kecuali pakaian yang ia gunakan untuk menutup auratnya.
“Jika aku lepas, maka tubuhku akan terbuka dan auratku akan terlihat. Namun jika wanita ini aku tolak, lantas alasan apakah yang akan aku sampaikan kepada Rasulullah saw kelak?” kata Athiyah dalam hatinya.
Athiyah lantas mengajak wanita itu pergi ke rumahnya. Ia mengatakan akan memberi sesuatu untuk mereka.
Sesampainya di rumah Athiyah, wanita tersebut menunggu di depan rumahnya. Sementara, Athiyah melepas bajunya dan menggunakan sarung lusuh yang ia punya. Baju tersebut kemudian ia berikan kepada wanita itu dari samping pintunya.
Kemudian wanita tersebut berdoa, “Semoga Allah memberikan pakaian-pakaian surga kepadamu, sehingga engkau tidak butuh kepada orang lain selama hidupmu.”
Athiyah merasa bahagia setelah didoakan oleh wanita itu. Ia kemudian mempersilakan wanita itu pulang.
Advertisement
Mimpi Bertemu Bidadari Surga
Athiyah kembali masuk ke dalam rumah. Ia berdzikir kepada Allah SWT hingga larut malam lalu tidur.
Di saat Athiyah tidur, ia bermimpi melihat bidadari yang belum pernah ia lihat wanita yang lebih cantik darinya. Di tangan bidadari itu ada apel yang baunya mengharumkan langit dan bumi.
Buah apel itu dibelah kemudian diberikan kepada Athiyah, dari belahan apel itulah keluar pakaian surga yang tidak sebanding dengan dunia dan seisinya. Kemudian pakaian itu dikenakannya pada Athiyah, lalu bidadari itu duduk di pangkuannya.
Lantas, ia bertanya kepada bidadari tersebut, “Siapakah kamu ini?”
“Aku adalah Asyura, istrimu di surga,” jawab wanita tersebut.
“Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan ini?” tanya Athiyah kepadanya.
Kemudian ia menjawab, “Dengan seorang janda miskin dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepadanya.”
Athiyah lalu terbangun dari tidurnya. Seketika bau rumahnya sudah sangat harum. Sebagai ungkapan rasa senang dan bahagia atas mimpi tersebut, ia berwudhu dan melaksanakan salat sunnah dua rakaat. Lalu berdoa kepada Allah SWT.
“Wahai Tuhanku, jika mimpiku itu benar, dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di dalam surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu.”
Belum selesai doa itu dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah bin Khalaf ke surga Darussalam.
Itulah kisah teladan seorang pedagang kurma yang masuk surga karena anak yatim. Masya Allah, semoga menjadi motivasi bagi setiap muslim untuk semangat berlomba-lomba dalam memuliakan anak yatim.
Kisah ini diambil dari kitab karya Syekh Zainuddin al-Malibari berjudul Irsyadul ‘Ibad ila Sabilir Rasyad yang disarikan ulang dari situs Keislaman NU. Wallahu’alam.