Bursa Saham Asia Beragam Jelang Rilis Data Ekonomi Aktivitas Bisnis hingga Inflasi

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada awal pekan ini, Senin, 24 Juli 2023. Investor menanti rilis data inflasi dari Malaysia dan Singapura serta data PMI. Indeks Nikkei catat penguatan 0,95 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jul 2023, 06:49 WIB
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, (24/7/2023) jelang rilis data ekonomi. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, (24/7/2023) jelang data ekonomi wilayah termasuk inflasi dari Malaysia dan Singapura.

Dikutip dari CNBC, di Jepang, indeks Nikkei 225 bertambah 0,95 persen. Indeks Topix mendaki 0,57 persen seiring rilis survei indeks manajer pembelian pada Juli 2023.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,13 persen setelah Australia melihat prediksi PMI Juli merosot sehingga kontraksi untuk pertama kali sejak Maret.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,44 persen. Sedangkan indeks Kosdaq susut 1,07 persen, dan sentuh level tertinggi sejak April 2022. Indeks Hang Seng future ke posisi 18.953. Ada potensi koreksi indeks Hang Seng seiring penutupan sebelumnya 19.560,57.

Di wall street bervariasi pada perdagangan Jumat pekan ini. Indeks Dow Jones bertambah 0,01 persen, dan catat kenaikan 10 kali berturut-turut dan terpanjang sejak Agustus 2017. Indeks S&P 500 menanjak 0,03 persen dan indeks Nasdaq turun 0,22 persen.

Sementara itu, sejumlah sektor saham China alami pergeseran fundamental yang menguntungkan. Sektor saham berpindah ke industri, consumer dan kebutuhan pokok, dan hindari energi serta bahan baku menurut HSBC.

Investor juga dapat memperoleh beberapa jawaban tentang kebijakan makro dalam beberapa hari ke depan dengan pertemuan pemimpin Tiongkok yang disebut Politbiro yang dijadwalkan akhir bulan.

Aktivitas bisnis di sektor swasta Australia turun untuk pertama kalinya sejak Maret terutama karena kontraksi dalam aktivitas jasa. Menurut perkiraan sekilasi dari Juno Bank, indeks manajer pembelian komposit turun menjadi 48,3 dari 50,1 pada Juni.

PMI Jasa turun menjadi 48 dari 50,1 pada Juni. Sebaliknya aktivitas manufaktur membukukan kontraksi yang lebih lemah 49,6 dibandingkan 48,2 pada Juni.

PMI di atas 50 menunjukkan ekspansi di sektor ini, sedangkan pembacaan PMI di bawah 50 menunjukkan kontraksi.


Penutupan Bursa Saham Asia pada 21 Juli 2023

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Jumat, 21 Juli 2023 seiring investor mencerna angka indeks harga konsumen Jepang pada Juni. Tingkat inflasi inti yang hapus biaya makanan segar mencapai 3,3 persen sejalan dengan harapan ekonom yang disurvei Reuters, demikian data resmi menunjukkan.

Dikutip dari CNBC, inflasi tersebut lebih tinggi dari Mei sebesar 3,2 persen dan juga di atas target Bank of Japan 2 persen. Tingkat inflasi utama Jepang juga mencapai 3,3 persen pada Juni, naik dari posisi Mei sebesar 3,2 persen.

Indeks Nikkei 225 merosot 0,57 persen ke posisi 32.304,25. Indeks Topix sedikit naik seiring data inflasi datang menjelang pertemuan bank sentral Jepang pekan depan untuk keputusan suku bunga.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat dan naik 0,37 persen ke posisi 2.609,76. Indeks Kosdaq bertambah 0,32 persen dan menandai kemenangan beruntun selama sembilan hari dan capai level tertinggi sejak April 2022.

Indeks ASX 200 susut 0,15 persen ke posisi 7.313,9 terseret saham layanan teknologi. Sementara itu, indeks Hang Seng Kong bertambah 0,71 persen. Bursa saham China melemah. Indeks Shanghai dan Shenzhen masing-masing melemah tipis ke posisi 3.167,74 dan 10.810,18.

 


Penutupan Wall Street pada 21 Juli 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham atau wallstreet bervariasi karena para investor memantau hasil pendapatan perusahaan terbaru. Dow Jones Industrial Average memperpanjang kemenangan beruntun menjadi 10 sesi.

Melansir laman CNBC, 30 saham Dow naik 2,51 poin, atau 0,01% menjadi 35.227,69. Kemudian S&P 500 bertambah 0,03% berakhir pada posisi 4.536,34, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,22% untuk menyelesaikan sesi di 14.032,81.

Dow membukukan kenaikan sepuluh hari berturut-turut, suatu prestasi yang tidak terlihat untuk indeks sejak Agustus 2017.

Pada basis mingguan, S&P 500 bertambah 0,69%, sedangkan Dow naik 2,08%. Itu adalah minggu positif kedua berturut-turut untuk kedua indeks. Nasdaq turun 0,57% untuk periode tersebut

Bursa AS bergejolak karena manajer portofolio mengkalibrasi ulang dana mereka untuk memperhitungkan Nasdaq-100 yang tidak biasa penyeimbangan mulai berlaku hari Senin.

Sejumlah besar indeks dan opsi saham juga berakhir susut. Pedagang masih mengincar lebih banyak pendapatan perusahaan setelah minggu yang sibuk dengan hasil kuartalan.

Raksasa transportasi CSX turun 3,7% karena hasil yang mengecewakan. American Express, sementara itu, turun hampir 3,9%.

Pendapatan perusahaan bergerak beragam sejauh ini. 75% dari perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan melampaui ekspektasi analis, menurut data FactSet. Namun, tingkat itu masih di bawah rata-rata tiga tahun sebesar 80%, menurut The Earnings Scout.

″... Secara keseluruhan, hasil awal Q2 tampaknya cukup baik untuk pasar ekuitas untuk menggiling lebih tinggi untuk saat ini,” tulis Emmanuel Cau dari Barclays.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya