Liputan6.com, Jakarta Sindrom mata kering adalah kondisi ketika air mata yang diproduksi tidak memiliki kualitas yang baik untuk menjaga kelembaban mata.
Kondisi yang juga disebut dry eye syndrome ini dapat berujung pada gangguan penglihatan. Guna mencegah terjadinya gangguan mata yang lebih parah, dokter spesialis mata Maria Magdalena Purba memberikan beberapa tips yakni:
Advertisement
Gunakan Tetes Mata Golongan Air Mata Buatan
Tetes mata adalah air mata buatan yang berfungsi untuk melembabkan mata. Gunakan tetes mata yang bebas pengawet dan direkomendasikan oleh dokter mata. Tetes mata ini dapat membantu mengurangi rasa kering dan iritasi pada mata.
Hindari Lingkungan yang Kering
Cobalah untuk menghindari paparan langsung terhadap lingkungan yang berdebu, berangin, atau ber-AC yang dapat meningkatkan penguapan air mata.
“Gunakan humidifier di rumah atau kantor Anda untuk menjaga kelembapan udara,” kata Maria dalam keterangan pers KMN EyeCare yang diterima Disabilitas Liputan6.com belum lama ini.
Istirahatkan Mata Secara Teratur
Jika bekerja di depan komputer atau menggunakan perangkat elektronik dalam waktu yang lama, penting untuk mengistirahatkan mata secara teratur.
Setiap 20-30 menit, pandanglah jauh dari layar selama beberapa detik dan kedipkan mata beberapa kali untuk membantu melumasi mata secara alami.
Gunakan Kacamata Pelindung
Kiat selanjutnya yakni menggunakan kacamata pelindung jika beraktivitas di lingkungan yang berdebu atau berangin.
“Gunakan kacamata pelindung untuk melindungi mata dari iritasi dan pengaruh lingkungan yang buruk.”
Perhatikan Pola Hidup Sehat
Konsumsi makanan yang seimbang dan kaya akan nutrisi, serta pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum cukup air. Pola hidup sehat secara umum dapat mendukung kesehatan mata.
Advertisement
Gejala Sindrom Mata Kering
Agar bisa melakukan pencegahan sedini mungkin, maka masyarakat perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja gejala sindrom mata kering.
Menurut Maria, gejala sindrom mata kering cenderung bervariasi di setiap individu, mulai dari yang ringan hingga berat.
Beberapa tanda umum mata kering yang sering muncul meliputi:
- Mata memerah
- Terasa panas dan perih seperti terbakar
- Mata tiba-tiba gatal
- Lebih sensitif terhadap cahaya
- Penglihatan kabur
- Terasa seperti ada benda asing di mata
- Keluar lendir dari mata.
Sering kali, gejala-gejala mata di atas semakin memburuk setelah beraktivitas di depan komputer, membaca buku atau berada di lingkungan ber-AC.
Jika Gejala Mata Kering Tidak Mereda
Jika gejala mata kering tidak mereda atau semakin parah meskipun telah mengambil langkah-langkah di atas, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter mata.
Dokter mata dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan saran serta pengobatan yang sesuai untuk mengatasi kondisi mata kering.
Penyebab Sindrom Mata Kering
Pencegahan juga bisa dilakukan sebelum sindrom mata kering terjadi. Yakni dengan mengetahui dan menghindari penyebabnya.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab mata tidak mendapatkan pelumas yang baik dari air mata, di antaranya:
Lingkungan yang Kering
Salah satu faktor yang bisa memicu sindrom mata kering adalah lingkungan. Paparan jangka panjang terhadap lingkungan yang berdebu, berangin, atau ber-AC dapat menyebabkan penguapan air mata yang lebih cepat dan meningkatkan risiko mata kering.
Pekerjaan atau lingkungan yang membutuhkan fokus penglihatan yang intens, seperti penggunaan komputer atau perangkat elektronik dalam waktu yang lama, juga dapat mengurangi frekuensi kedipan sehingga menyebabkan mata kering.
Penggunaan Lensa Kontak
Pemakaian lensa kontak dalam waktu yang lama dapat mengganggu produksi air mata alami dan menyebabkan mata kering.
Kontak lensa yang tidak sesuai atau tidak dirawat dengan baik juga dapat meningkatkan risiko iritasi dan ketidaknyamanan pada mata.
Penting untuk diketahui bahwa beberapa faktor penyebab mata kering dapat saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
“Jika Anda mengalami gejala mata kering yang berkelanjutan atau mengganggu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendiagnosis penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai,” ujar Maria.
Advertisement