Menkes Luncurkan Gerakan Anak Sehat untuk Atasi Stunting, Dimulai dari DKI Jakarta

Menkes mengatakan, Jakarta menjadi provinsi paling terbuka terhadap penanganan stunting, sehingga datanya diperoleh lebih cepat.

oleh Winda Nelfira diperbarui 24 Jul 2023, 16:15 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui usai Rapat Pimpinan (Rapim) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, Rabu (01/02/2023). (Dok. Liputan6/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar Rapat Koordinasi bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin untuk membahas penanganan stunting di DKI Jakarta. Hasilnya, Menkes RI bakal meluncurkan gerakan anak sehat.

"Rencana kami bulan ini kita akan meluncurkan gerakan anak sehat. Ini untuk 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang memang stunting-nya masih perlu perhatian khusus. Dan kita pilih mulainya di DKI Jakarta," kata Menkes RI Budi Gunadi Sadikin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (24/7/2023).

DKI Jakarta dipilih sebagai provinsi pertama program dijalankan. Menurut Budi, Jakarta menjadi provinsi paling terbuka terhadap penanganan stunting, sehingga datanya diperoleh lebih cepat.

"Karena DKI Jakarta pemerintahnya sangat terbuka, sangat progresif, dan sangat ingin stunting-nya beres. Ada yang sangat ingin angkanya bagus gitu kan, ini pak gubernur enggak, yang penting stunting-nya beres," jelas Budi.

Sebab itu, Budi menyebut dalam program gerakan anak sehat ini, pihaknya mendorong data stunting di berbagai kabupaten/kota dibuat transparan. 

Selain itu, dia juga berharap setiap kabupaten/kota memastikan seluruh balita telah ditimbang. Pasalnya, kata dia banyak daerah yang belum menimbang semua balita, sehingga data anak dan balita stunting belum sepenuhnya terdata.

"Begitu sudah ditimbang, nanti dapat kategorinya. Saya bilang saja kalau masuk stunting itu udah telat dan susah sembuhnya dan mahal, jadi kita mesti jaga," ucap dia.

 


798.107 Balita Masuk Kategori Rawan Gizi

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan, saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 798.107 balita yang masuk kategori rawan gizi. Baru 250 ribu diantaranya yang sudah ditimbang.

"Sesuai dengan data dari BPS sebanyak 798.107 yang rawan gizi. Sasaran balita ter-input di dalam sistem itu 457 ribu dan balita yang sudah ditimbang itu 250 ribu," ungkap Heru.

Sedangkan di DKI Jakarta, tercatat ada 21 ribu anak yang mengalami stunting. Kemudian, sebanyak 36 ribu balita terdata mengalami gizi buruk serta ada yang termasuk kategori stunting.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya