Peluru Pindad Laris Manis, Erick Thohir Pastikan Produksi Meningkat

Erick Thohir saat mendampingi kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pabrik PT Pindad di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023)

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Jul 2023, 18:20 WIB
Momen Menhan Prabowo Subianto jadi sopir Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir saat kunjungan di Pindad Malang (dok: @erickthohir)

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam mendukung produktivitas industri pertahanan dalam negeri.

Hal ini disampaikan Erick Thohir saat mendampingi kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pabrik PT Pindad di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Erick bersama Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi serta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjajal kemampuan kendaraan taktis Pindad, Maung. Erick duduk di kursi depan mendampingi Prabowo yang berada di kursi kemudi. Sementara Jokowi dan Ibu Negara berada di kursi belakang.

"Alhamdulillah peluru produksi BUMN Pindad mendapat permintaan tinggi," ujar Erick.

Tingkatkan Produksi

Dia menyampaikan permintaan peluru kepada Indonesia acapkali menjadi pembahasan yang sering disampaikan banyak kepala negara kepada Jokowi.

Sebagaimana instruksi presiden, Erick menilai industri pertahanan Indonesia memiliki prospek yang baik. Erick menyampaikan Pindad juga telah membuktikan mampu meningkatkan produksinya.

"Tadi Bapak Presiden sampaikan, produksi sebelum PMN itu 275 juta peluru, setelah mendapatkan PMN senilai Rp 700 miliar, produksinya naik jadi 415 juta peluru. Ini menggambarkan Pindad mampu mengoptimalkan PMN untuk peningkatan produksinya," ucap Erick.

 


Dukungan ke Kemenhan

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur, Senin, (24/7/2023). Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Dia juga menambahkan, Kementerian BUMN sejak awal berkomitmen mendukung Kementerian Pertahanan dalam pengembangan industri pertahanan nasional.

Erick bahkan telah membentuk holding BUMN pertahanan atau Defend ID sebagai salah satu langkah penguatan ekosistem BUMN-BUMN yang bergerak di sektor pertahanan, termasuk Pindad.

"Kementerian BUMN dan Kementerian Pertahanan siap berkolaborasi, bermitra dengan partner-partner potensial demi meningkatkan ekspor," kata Erick.

Pihaknya juga siap menindaklanjuti arahan Jokowi untuk memindahkan pabrik BUMN pertahanan seperti Pindad dan PTDI dari Bandung ke kawasan industri Subang.

Erick menilai Pindad dan PTDI akan memiliki ruang yang lebih luas dalam melakukan inovasi maupun menggenjot produksi di kawasan industri Subang.


Jokowi Akan Pindahkan PT Pindad dari Bandung ke Kawasan Industri Subang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan unit kendaraan operasional TNI terbaru yang dinamai Maung. Mobil ini merupakan produksi dari PT Pindad.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan memindahkan PT Pindad (Persero) yang ada di Bandung, ke kawasan industri Subang, Jawa Barat. Dia menyampaikan pemindahan tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Hal ini disampaikan Jokowi usai mengunjungi PT Pindad (Persero) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023). Jokowi tampak didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Yang jelas, yang kedua akan kita geser Pindad yang ada di Bandung untuk dipindahkan secara bertahap dipindahkan ke kawasan industri di Subang yang dimiliki oleh Kementerian BUMN," kata Jokowi dilihat dari tayangan video, Senin (24/7/2023).

Menurut dia, pemindahan ini dilakukan karena kawasan industri di Subang memiliki lahan yang cukup besar untuk pengembangan PT Pindad. Terlebih, Jokowi menilai PT Pindad memiliki prospek yang baik.

"Sehingga betul-betul memiliki sebuah lahan yang luas untuk pengembangan Pindad karena memiliki prospek yang sangat baik," ujarnya.

Untuk PT Pindad yang ada di Kabupaten Malang, Jokowi menyebut tidak dipindahkan. Namun, dia tak menutup akan dilakukan pemindahan apabila ada permintaan jumlah profulsi yang besar.

"Ndak, ndak. Ya mungkin untuk pengembangan, di sini tetep, untuk pengembangannya. Bisa saja kalau partnernya meminta jumlah produksi yang gede ya kalo di sini masih ada lahan bisa, kalo ndak bisa juga dibangun di Subang," tutur Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya