Liputan6.com, Jakarta Penanggung Jawab Komunitas Disabilitas Fajar Harapan Monica Linda Permatasari tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat menerima alat bantu baca Bee Braille Nusantara.
Ini adalah alat bantu baca bagi penyandang disabilitas netra yang merupakan inovasi dari Binus University. Alat berbentuk persegi panjang seukuran kotak pensil ini bisa menampilkan huruf timbul dari buku elektronik.
Advertisement
Sekitar satu bulan lalu, pihak Linda diundang oleh Binus untuk melakukan uji coba Bee Braille Nusantara.
“Ya senang ya punya alat seperti Bee Braille ini, karena sebagai tunanetra itu sangat membutuhkan. Kan banyak buku-buku yang tulisan biasa atau tulisan awas, itu satu lembar kalau disalin ke huruf braille bisa jadi empat lembar,” kata Linda saat ditemui di Digital Industry Lab BINUS Kemanggisan, Syahdan Campus, Jakarta, Kamis 20 Juli 2023.
Tulisan awas yang dialihkan ke dalam tulisan braille bisa membuat buku yang awalnya kecil dan tipis menjadi tebal dan kurang efisien untuk dibawa atau disimpan di rumah. Maka dari itu, inovasi alat baca braille elektronik menjadi hal yang sangat membantu.
“Luar biasa sih kalau bisa menemukan alat ini, di luar negeri ada tapi mahal harganya. Hanya orang tertentu yang ekonominya menengah ke atas bisa punya alat itu.”
Usai melakukan uji coba, Linda diminta untuk kembali datang ke Binus untuk serah terima.
“Saya bersyukur Fajar Harapan bisa menerima alat itu dan teman-teman di komunitas Fajar Harapan bisa baca buku yang dalam bentuk braille. Sangat efisien alatnya, enggak perlu lagi buku sampai setumpuk,” ucap Linda.
Sudah Mudah Digunakan
Linda yang merupakan penyandang disabilitas netra sudah mencoba Bee Braille dan mengatakan bahwa alat ini mudah digunakan oleh tunanetra.
“Sudah akses untuk digunakan walaupun masih ada beberapa yang masih harus dikembangkan lagi. Mungkin ke depannya bisa lebih baik lagi, tapi so far itu sudah sangat berguna banget.”
Ukurannya yang kecil juga memudahkan penyandang disabilitas netra untuk menyimpan dan menggunakannya.
Advertisement
Mengenal Bee Braille
Dalam kesempatan yang sama Head of Program Computer Engineering Binus University Daniel Patricko Gemeno Hutabarat, S.T., M.T. menjelaskan lebih dalam tentang Bee Braille.
“Bee braille ini sebetulnya kita ngomongnya sistem ya, ada hardware-nya ada software-nya. Nah hardware-nya ini braille display-nya dan selain hardware kita kembangkan server-nya. Kemudian kita juga kembangkan aplikasi untuk perpustakaan,” jelas Daniel dalam temu media di lokasi yang sama.
“Jadi ini sebenarnya modelnya kayak perpustakaan digital tapi untuk tunanetra. Kalau biasanya di perpustakaan tunanetra tuh mereka mendengar, kalau sekarang kita bantu dengan teks.”
Dengan kata lain, Bee Braille adalah alat yang membantu penyandang disabilitas netra untuk dapat mengakses materi edukasi seperti buku pengetahuan maupun buku cerita.
Kelebihan Bee Braille
Perangkat keras Bee Braille didesain untuk bisa menampilkan setiap baris atau alinea dari buku yang ditampilkan di layar.
“Kelebihannya, ini terhubung secara nirkabel dengan server-nya. Sehingga, di server nanti bisa kita tambah bukunya. Bukunya bentuknya soft copy sehingga kalau ada netra yang mau membaca buku tertentu dia tinggal pilih judul buku yang akan tampil di braille display,” kata Daniel.
Dalam kesempatan itu, Vice Rector Academic Operation & Resources Binus University Dr. Reina, S.Kom., M.M. turut menyampaikan bahwa ini adalah hasil karya yang membanggakan.
“Ini merupakan hasil karya yang membanggakan. BINUS melalui Faculty of Computer Engineering memberikan Langkah nyata melalui karya-karya yang berdampak bagi masyarakat melalui Bee Braille Nusantara yang dapat membantu Komunitas disabilitas netra untuk dapat mengakses pengetahuan,” tutur Reina.
Advertisement