BMKG Imbau Warga Tak Termakan Hoaks terkait Dampak Gempa di Timor Tengah Utara NTT

BMKG Stasiun Geofisika Kupang mengimbau, masyarakat untuk tidak termakan hoaks atau berita bohong yang berkaitan dengan dampak dari gempa bumi yang dirasakan di Nusa Tenggara Timur.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Jul 2023, 13:26 WIB
Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang mengimbau, masyarakat untuk tidak termakan hoaks atau berita bohong yang berkaitan dengan dampak dari gempa bumi yang dirasakan di Nusa Tenggara Timur.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono dilansir dari Antara, Selasa (25/7/2023).

BMKG menyebutkan, wilayah Pantai Barat Laut Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur telah diguncang gempa tektonik dengan parameter update magnitudo 5,7 pada Selasa (25/7/2023) sekira pukul 07.25.12 WIB.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,26° LS; 123,96° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak empat km arah Barat Laut Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 67 km.

Margiono menjelaskan, gempa bumi yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.

Gempa bumi tersebut dirasakan di Kabupaten Lembata, Alor, Kota Maumere, Waingapu, Larantuka, dan So'e. Gempa juga dirasakan di daerah Kupang.

"Gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ucapnya.

Lebih lanjut Margiono mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Ia meminta, masyarakat untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal sudah cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa.

"Pastikan bangunan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ucap Margiono.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya