Laba Lippo Cikarang Susut 67,03 Persen pada Semester I 2023

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatat pendapatan turun 24,53 persen jadi Rp 566,09 miliar. Sedangkan laba merosot 67,93 persen pada semester I 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jul 2023, 10:59 WIB
PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan Rp 566,09 miliar. Pendapatan itu susut 24,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 750,1 miliar.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/7/2023), beban pokok pada periode tersebut sebesar Rp 309,81 miliar, turun dibandingkan Juni 2023 sebesar Rp 382,72 miliar. Alhasil, perseroan membukukan laba kotor Rp 256,28 miliar, turun 30,24 persen dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 367,37 miliar.

Pada paruh pertama tahun ini, perseroan membukukan beban usaha Rp 128,33 miliar, penghasilan laingga Rp 11,24 miliar, dan beban lainnya Rp 15,25 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 123,95 miliar, turun 50,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 248,41 miliar. Beban keuangan pada periode ini tercatat sebesar Rp 35,17 miliar, bagian laba atas entitas asosiasi tercatat sebesar RP 1,61 miliar.

Setelah dikurangi pajak, Lippo Cikarang membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 73,36 miliar. Laba itu turun 67,03 persen dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 222,53 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 9,61 triliun dari Rp 9,35 triliun pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 2,9 triliun dari Rp 2,65 triliun pada Desember 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 6,71 triliun dari Rp 6,7 triliun pada Desember 2022.

 


Lippo Cikarang Tunjuk Manajemen Baru, Ini Daftarnya

Presiden Komisaris (Independen) LPCK Didik Junaedi Rachbini dan Presiden Direktur LPCK Ketut Budi Wijaya saat RUPST PT Lippo Cikarang Tbk di Hotel Aryaduta Menteng (15/6/2023). (Dok LPCK)

Sebelumnya, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis 15 Juni 2023. Dalam RUPST ini terdapat dua agenda penting yaitu menetapkan Laporan Tahunan Perseroan dan juga perubahan  Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

Presiden Direktur Lippo Cikarang Ketut Budi Wijaya mengatakan, RUPST ini menetapkan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp 302,8 miliar. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 140,4 miliar.

Dilaporkan, dalam pertemuan yang dilakukan secara hybrid tersebut, para pemegang saham sepakat menyetujui perubahan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

"Kami mengucapkan selamat bergabung kepada para Dewan Komisaris dan Direksi baru, serta mari berkontribusi demi meningkatnya kinerja Perseroan di tahun-tahun yang akan datang ini,” ujar Ketut dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (16/6/2023).

Adapun susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perseroan yang baru sampai dengan pada penutupan RUPS Tahunan pada tahun 2023 ialah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

  • Presiden Komisaris (Independen): Didik Junaedi Rachbini
  • Komisaris Independen: Hadi Cahyadi
  • Komisaris: Anand Kumar
  • Komisaris: George Raymond Zage III

Direksi:

  • Presiden Direktur: Ketut Budi Wijaya
  • Direktur: Rudy Halim
  • Direktur: Maria Clarissa Fernandez Joesoep
  • Direktur: Marshal Martinus Tissadharma
  • Direktur: Gita Irmasari. 

Lippo Cikarang Catat Pendapatan Turun 49,81 Persen pada Kuartal I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Sebelumnya, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) telah mengumumkan hasil keuangan untuk kuartal I 2023. Perseroan mengantongi pendapatan sebesar Rp 158 miliar pada kuartal I 2023.

Pendapatan tersebut turun 49,81 persen dari kuartal yang sama tahun lalu karena kuartal I 2022 mencakup serah terima secara massal untuk Waterfront Travertine, proyek rumah tapak yang diluncurkan pada 2020 dan apartemen Orange County yang selesai pada 2019.

Pada kuartal I 2023, pendapatan terutama terdiri dari serah terima persediaan dari proyek perumahan dan industri serta pendapatan non-properti. Margin kotor untuk kuartal ini berada di angka 50 persen, relatif stabil dibandingkan dengan 52 persen tahun lalu. Beban usaha untuk kuartal ini mencapai Rp 60 miliar, naik 3 persen dari kuartal I 2022. 

Peningkatan tersebut mencerminkan peningkatan pasca-covid dalam aktivitas terkait penjualan. Beban umum dan administrasi kuartal ini tidak mengalami peningkatan dari kuartal yang sama tahun lalu.

Meskipun terjadi penurunan pendapatan, EBITDA tetap positif sebesar Rp25 miliar atau 16 persen dari pendapatan. Sementara itu, Lippo Cikarang membukukan rugi bersih Rp 7,28 miliar pada kuartal I 2023 dari laba bersih Rp 91,04 miliar pada kuartal I 2022.

Lippo Cikarang juga mencatatkan pra-penjualan sebesar Rp 337 miliar pada kuartal I 2023, naik 2 persen dibandingkan dengan kuartal I 2022 dan mencapai 25 persen dari target untuk 2023 sebesar Rp1,37 triliun. 

 


Prapenjualan Lippo Cikarang

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Pra-penjualan pada kuartal I 2023 didorong oleh permintaan yang kuat untuk proyek-proyek rumah tapak (Waterfront Uptown dan Cendana Spark), serta permintaan yang tinggi untuk lahan industri (Delta Silicon 3 dan Newton Techno Park), dengan kontribusi masing-masing sebesar 49 persen dan 35 persen.

Sisanya 16 persen terdiri dari penjualan residensial low-rise apartemen yang baru (Newville), apartemen high-rise yang ada, dan ruko-ruko komersial. Perseroan menjual sebanyak 313 unit dari proyek-proyek perumahan, industri dan komersial di atas.

CEO Lippo Cikarang Rudy Halim mengatakan, pihaknya melihat banyak peluang pertumbuhan di industri properti. Selama kuartal I 2023, perusahaan telah berhasil melakukan pra penjualan sesuai dengan target yang ditetapkan walaupun menghadapi banyak tantangan di sektor properti seperti suku bunga acuan yang meningkat dan tekanan inflasi. 

"Dalam menghadapi 2023, kami yakin akan tetap mempertahankan momentum pertumbuhan dengan strategi bauran produk yang tepat. Kami juga berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan untuk dapat melakukan serah terima tepat waktu kepada para konsumen kami,” kata Rudy Halim.

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya