Liputan6.com, Jakarta Memasuki musim kemarau ditambah adanya kerusakan Pintu Air Sepuluh, membuat 4.666 hektare sawah di wilayah Kabupaten Tangerang, terancam kekeringan.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang mencatat, 4 ribu hektare lebih sawah tersebut mengandalkan aliran Sungai Cisadane untuk pengairan utama. Yakni yang berada di wilayah Teluknaga, Kosambi, Sepatan, dan Pakuhaji.
Advertisement
"Yang mana, wilayah Pantura Tangerang ini memang mengandalkan Sungai Cisadane untuk pengairan sawah mereka," kata Kepala Dinas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, Senin (25/7/2023).
Saat ini, dia pun berharap agar debit air di Sungai Cisadane kembali normal, sehingga ancaman puso yang akan menghantui para petani tidak terjadi.
"Kalau berlarut tentunya akan kekeringan dan puso ini terjadi. Makanya, selain perbaikan, kami harap ada langkah dari Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC), dan Dinas PUPR Provinsi Banten dapat segera mengatasi permasalahan tersebut," ujarnya.
Ketinggian Air Sungai Cisadane dalam Kondisi Terkendali
Sementara, pasca dilakukan penanganan darurat dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane Ciliwung (BBWSCC), yakni pemasangan stop block, kimi ketinggian air Sungai Cisadane terlaporkan dalam kondisi aman terkendali.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Bambang Hidayah memastikan, bila pihaknya sudah melakukan penanganan terkait kerusakan empat dari 10 Pintu Air Sepuluh Sungai Cisadane Kota Tangerang.
"Bisa dicek, yang bocor-bocor berkurang banyak, permukaan air sudah diangka 11, pengambilan air sudah normal," jelasnya.
Advertisement