Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mengincar pertumbuhan laba sebelum pajak hingga 6 persen atau sekitar Rp 1,6 triliun pada 2023.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menuturkan, pihaknya optimistis mencapai laba 5-6 persen pada 2023. Sebab, pertumbuhan pendapatan bunga telah mengalami peningkatan 2,28 persen hingga akhir Juni 2023.
Advertisement
"Hingga akhir tahun ini kami targetkan laba sebelum pajak 5-6 persen," kata Busrul dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Di samping itu, Bank Jatim juga membidik pertumbuhan kredit hingga 13 persen pada 2023. Optimisme tersebut didukung oleh kondisi makroekonomi dan peningkatan permintaan pembiayaan.
"Seperti diketahui sekarang secara makro ekonomi inflasi relatif rendah, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Kondisi makro itu mendorong demand pembiayaan tumbuh dengan baik, realitanya semester I 2023 kami tumbuh double digit. Dengan situasi seperti ini kami optimistis bahwa pada akhir tahun nanti outstanding kami dapat tumbuh sekitar 12-13 persen,” kata dia.
Bank Jatim mencatatkan laba bersih menjadi Rp 720 miliar pada semester I 2023. Angka tersebut turun 11,68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 815 miliar.
Lantas, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pun turun 1,58 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi R p2,34 triliun pada semester I 2023. Lalu, Bank Jatim juga mencatatkan penurunan aset sebesar 5,43 persen yoy menjadi Rp 103 triliun pada semester I 2023.
Dia bilang, laba bersih turun dikarenakan dalam beberapa waktu terakhir ini suku bunga Bank Indonesia (BI) cenderung tinggi. Dengan begitu, struktur pendanaannya menjadi tidak ideal.
Selain itu, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Secara keseluruhan total kredit mencapai Rp 49,21 triliun hingga semester I 2023.
Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen yoy menjadi Rp 20,04 triliun dan sektor konsumer 5,77 persen you menjadi Rp 29,16 triliun.
Buka Akses Pembiayaan
Menurut ia, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” kata dia.
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88 persen pada semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I tahun 2023. Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada semester I tahun 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim juga ikut menurun di angka 2,80 persen pada semester I 2023, berbanding 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
“Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Jatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” ujar Busrul.
Advertisement
Bank Jatim Catat Laba Bersih Rp 720 Miliar hingga Semester I 2023
Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mencatatkan laba bersih menjadi Rp 720 miliar pada semester I 2023. Laba tersebut turun 11,68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 815 miliar.
Lantas, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pun turun 1,58 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi R p2,34 triliun pada semester I 2023. Lalu, Bank Jatim juga mencatatkan penurunan aset sebesar 5,43 persen yoy menjadi Rp 103 triliun pada semester I 2023.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menuturkan, laba bersih turun dikarenakan dalam beberapa waktu terakhir ini suku bunga Bank Indonesia (BI) cenderung tinggi. Dengan begitu, struktur pendanaannya menjadi tidak ideal.
"Sehingga akhirnya strategi kami adalah bagaimana kami melakukan restruktur kembali terhadap funding ini. Nah, sehingga walaupun rasio dana murah (current account saving account) kami naik, walaupun interest expenses kami naik, tapi kenaikan kami relatif lebih rendah dibandingkan yang lainnya. Dan tentu saja nantinya akan kami dorong semakin efisien dan semakin murah,” kata Busrul dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Selain itu, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Secara keseluruhan total kredit mencapai Rp 49,21 triliun hingga semester I 2023.
Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen yoy menjadi Rp 20,04 triliun dan sektor konsumer 5,77 persen you menjadi Rp 29,16 triliun.
Akses Pembiayaan
"Seperti diketahui sekarang secara makro ekonomi inflasi relatif rendah, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Kondisi makro itu mendorong demand pembiayaan tumbuh dengan baik, realitanya semester I 2023 kami tumbuh double digit. Dengan situasi seperti ini kami optimistis bahwa pada akhir tahun nanti outstanding kami dapat tumbuh sekitar 12-13 persen,” kata dia.
Menurut ia, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” kata dia.
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88 persen pada semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I tahun 2023. Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada semester I tahun 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim juga ikut menurun di angka 2,80 persen pada semester I 2023, berbanding 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
"Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Jatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” ujar Busrul.
Advertisement