Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 26 Juli 2023: Sebagian Besar Wilayah Cerah Berawan

Cuaca di hampir seluruh wilayah Indonesia diprakirakan cerah berawan, cerah, dan berawan pada pagi hari ini, Rabu (26/7/2023).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 27 Jul 2023, 19:23 WIB
Hampir seluruh wilayah Indonesia langit paginya pada hari ini, Rabu (26/7/2023) diprakirakan cerah berawan, cerah, berawan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Rabu (26/7/2023). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca di seluruh wilayah Indonesia pada hari ini, Rabu (26/7/2023) bervariasi yaitu cerah berawan, cerah, dan berawan. Demikian prakiraan cuaca Indonesia hari ini, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Lalu di siang nanti, sebagian besar Indonesia cuacanya diprediksi cerah berawan, kecuali Serang dan Ambon diprakirakan hujan ringan serta waspada hujan petir di Pangkal Pinang siang nanti.

Kemudian pada malam hari nanti, langit Indonesia diprediksi cerah berawan, cerah, berawan, hujan ringan, dan hujan sedang.

Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan guyur wilayah Gorontalo, Bandung, dan Manokwari serta hujan sedang di Medan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Denpasar  Berawan  Berawan  Berawan
 Serang  Cerah  Hujan Ringan  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Berawan  Berawan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Cerah  Hujan Ringan
 Jambi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Semarang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Pontianak   Cerah   Cerah Berawan  Cerah 
 Banjarmasin   Cerah  Cerah Berawan  Cerah 
 Palangkaraya  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Samarinda  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Tarakan   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bandar Lampung  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Ambon   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Ternate   Cerah   Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Berawan   Berawan
 Manokwari   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Pekanbaru   Cerah  Cerah  Cerah Berawan
 Mamuju   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manado    Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Padang   Cerah  Cerah  Cerah Berawan
 Palembang  Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Medan   Cerah  Cerah  Hujan Sedang

BMKG Prediksi Puncak El Nino pada Agustus-September, Dampaknya Mulai Terasa

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim global dan dampak dari fenomena cuaca El Nino, berada di balik rekor suhu panas itu.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi puncak terjadinya El Nino pada Agustus-September 2023. BMKG pun mengingatkan semua pihak terkait dampak yang ditimbulkan fenomena El Nino yang mulai terasa.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, El Nino sesuai hasil prediksi sudah mulai terjadi di Indonesia sejak Juli. Akan tetapi, sesuai hasil prediksi juga, ia menuturkan, El Nino masih lemah pada awal Juli.

Dwikorita menuturkan, dalam hal ini dampak El Nino pada awal Juli masih kurang signifikan atau kurang terasa karena El Nino masih lemah. Demikian mengutip dari Antara, Kamis 20 Juli 2023.

Namun, beberapa hari lalu, sesuai hasil prediksi, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.

“Ini baru mulai menjadi moderat. Makanya kami terus gencar mengimbau, mengingatkan, dengan El Nino yang semakin moderat atau semakin menguat, tentunya dampaknya akan menguat juga,” ujar dia.


Dampak El Nino

Ilustrasi Liputan Khusus El Nino

Dwikorita menuturkan, puncak terjadinya El Nino akan berlangsung pada Agustus-September. Hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada 2020, 2021, dan 2022.

Ia menuturkan, jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar.

“Itu yang harus diantisipasi, dicegah, jangan mudah membuang puntung rokok atau menyulut di lahan atau di hutan,” tutur dia.

Dia mengatakan, El Nino juga berdampak ke petani karena air semakin kurang sehingga  sektor pertanian akan terganggu.

Dengan demikian, BMKG sejak awal 2023 sudah melakukan persiapan, salah satunya dengan menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi petani agar dapat beradaptasi selama terjadinya El Nino dengan menyesuaikan pola tanam.

“Tentunya kami bekerja sama dengan dinas-dinas pertanian di berbagai daerah di Indonesia,” ujar dia.


Menko Airlangga Minta Pemda Waspadai El Nino yang Bisa Ganggu Produksi Pangan

Ilustrasi kondisi kekeringan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Nusantara Hall II ICE Bumi Serpong Damai (BSD).

Dalam gelaran ini, Menko Airlangga menyatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih berada di posisi yang kuat dan menjadi modal baik untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang diprediksi melambat di 2023.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2023 mencapai 5,03% dengan PDB per kapita mencapai USD 4,782 serta inflasi kembali ke kisaran sasaran 3+1% dan melanjutkan tren penurunan menjadi 3,5% (yoy) pada bulan Juni 2023.

Kualitas pertumbuhan ekonomi tersebut juga diiringi dengan penurunan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan rasio gini.

“Indonesia salah satu negara G20 yang tumbuh tinggi di antara negara-negara lain,” kata Airlangga Hartarto dikutip dari keterangan tertulis, Kamis 20 Juli 2023.

Menko Airlangga pun memberikan beberapa arahan kepada Pemerintah Daerah diantaranya terkait ketahanan pangan dan penurunan angka kemiskinan ekstrem yang diharapkan dapat mendekati 0 di tahun 2024. Lebih lanjut, Menko Airlangga juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Daerah dalam menjaga inflasi.

“Untuk inflasi, alhamdulillah, terima kasih kepada APKASI. (Inflasi) kita di angka 3,5%,” ujar Menko Airlangga.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya