Liputan6.com, Vatikan City - Paus Fransiskus mengatakan kepada seorang anak muda yang merupakan transgender bahwa "Tuhan mencintai kita apa adanya". Ini merupakan pendekatan terbarunya terhadap komunitas lesbian, gay, biseksual, and transgender (LGBT).
Dilansir Channel News Asia, Rabu (26/7/2023), hal itu diucapkannya dalam sebuah podcast yang dirilis media Vatikan.
Advertisement
Dalam tayangan podcast tersebut, Paus Fransiskus mendengarkan dan menanggapi pesan audio dari sejumlah anak muda menjelang festival pemuda Katolik yang akan dihadirinya di Portugal pekan depan.
Salah satu pesan audio itu datang dari Giona, pemuda asal Italia berusia 20-an, yang mengatakan bahwa ia merasa bimbang atas dua hal yang bertentangan yakni iman Katoliknya dan identitasnya sebagai transgender.
Paus Fransiskus kemudian menjawabnya dengan mengatakan, "Tuhan selalu berjalan bersama kita. Bahkan jika kita adalah orang berdosa, Dia mendekat untuk membantu kita. Tuhan mencintai kita apa adanya, ini adalah cinta Tuhan yang luar biasa".
Paus berusia 86 tahun itu memang kerap menyatakan keterbukaannya terhadap kelompok LGBT.
Ia juga pernah mengatakan "Siapakah saya ini hingga bisa menghakimi", ketika ditanya tentang masalah homoseksual dan undang-undang (UU) yang mengkriminalkan kelompok LGBT.
Pada saat yang sama, Paus Fransiskus menegaskan bahwa pernikahan seumur hidup dalam Gereja Katolik hanya terjadi antara seorang pria dan wanita. Namun, dia tetap mendukung kesetaraan bagi kelompok LGBT dalam hal birokrasi termasuk pensiun dan perawatan kesehatan.
LGBT Bukan Kejahatan
Sebelumnya, Paus Fransiskus juga pernah mengatakan bahwa LGBT bukan merupakan bentuk kejahatan. Maka dari itu, ia menyebut bahwa undang-undang (UU) yang mengkriminalkan homoseksualitas tidak adil.
Bahkan, ia meminta para uskup Katolik yang mendukung UU tersebut untuk menerima kelompok LGBT ke dalam gereja dan mengatakan bahwa Tuhan mencintai semua anak-Nya sebagaimana adanya.
"Menjadi homoseksual bukanlah kejahatan," katanya dalam wawancara dengan AP, Selasa (24/1).
Paus Fransiskus mengakui bahwa para uskup Katolik di sejumlah negara di dunia mendukung UU yang mengkriminalisasi homoseksualitas atau mendiskriminasi komunitas LGBTQ, namun dia sendiri menyebut masalah ini sebagai "dosa".
Advertisement
Ditentang Kaum Konservatif
Gereja Katolik memang mengajarkan bahwa kelompok LGBT harus tetap diperlakukan dengan hormat, penuh kasih sayang serta tetap menghargai hak asasi mereka.
Namun di saat yang sama, sikap keterbukaan Paus Fransiskus terhadap kelompok LGBT yang dilakukan secara konsisten mendapat pertentangan dari kaum konservatif.
Isu ini yang kemudian akan dibahas dalam pertemuan para uskup sedunia pada Oktober 2023 dan tahun 2024 mendatang, dan diharapkan akan menegaskan sikap Gereja Katolik terhadap kaum LGBT.