Liputan6.com, Jakarta LeBron James memiliki impian bisa main bareng dengan anaknya Bronny James di NBA sebelum pensiun. Keinginan LeBron James ini terancam kandas. Pada pekan ini Bronny mengalai serangan henti jantung atau Cardiac Arrest.
Bronny James terkapar saat sedang menjalani latihan bersama tim basket kampusnya Universitas South California pada Senin (24/7/2023) waktu Amerika Serikat. Bronny langsung mendapat pertolongan dan dilarikan ke rumah sakit pada Senin pagi.
Advertisement
Beruntung kondisi Bronny sudah membaik. Saat ini Bronny sudah tidak lagi berada di ICU. Kondisinya juga sudah stabil meski masih harus berada di rumah sakit.
Pihak kampus enggan memberikan pernyataan atas kejadian yang dialami Bronny. Baru juru bicara LeBron yang memberikan komentar.
"Kemarin saat berlatih Bronny James mengalami serangan jantung. Staf medis dapat merawat Bronny dan membawanya ke rumah sakit. Dia sekarang dalam kondisi stabil dan tidak lagi di ICU. Kami meminta rasa hormat dan privasi untuk keluarga James dan kami akan memperbarui media ketika ada informasi lebih lanjut," kata juru bicara keluarga James dalam sebuah pernyataan.
"LeBron dan istrinya, Savannah ingin secara terbuka menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang terdalam kepada staf medis dan USC Athletics atas kerja luar biasa dan dedikasi mereka untuk keselamatan atlet mereka."
Berpeluang Masuk NBA Tahun Depan
Apa yang baru saja dialami Bronny ini bisa mengancam rencana besar LeBron untuk menjadi pasangan ayah dan anak pertama yang main bersama di sebuah klub NBA.
Bronny sebelumnya digadang akan bisa ikut NBA Draft tahun depan. Bronny tampil sangat cemerlang di level SMA bersama Sierra Canyon High School. Dia memiliki rata-rata 14 poin, lima rebound dan tiga assists musim lalu.
Usai lulus SMA, Bronny memilih bergabung dengan Universitas South California. Dia menolak tawaran dari kampus lain seperti Ohio State dan Oregon.
Advertisement
Cardiac Arrest
Cardiac Arrest adalah kondisi jantung berhenti bekerja dan berkontraksi sehingga tidak ada aliran darah yang cukup untuk menghidupi otot jantung dan organ vital lainnya. Namun, tidak semua pasien yang mengalami henti jantung akan meninggal dunia.