Delegasi Taliban Dikabarkan ke Jakarta, Ini Respons Kemlu RI

Media Jepang Nikkei Asia melaporkan bahwa delegasi tingkat menengah Taliban mengunjungi Indonesia dan Malaysia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Jul 2023, 18:00 WIB
Delegasi Taliban Shahabuddin Delawar (kiri), Mullah Abdul Ghani Baradar, dan Khairullah Khairkhwa (kanan) bertemu diplomat asing di Doha, Qatar, Selasa (12/10/2021). Taliban mencari pengakuan serta bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan usai kembali berkuasa di Afghanistan. (KARIM JAAFAR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Taliban dikabarkan ke Jakarta, Indonesia. Hal itu telah dikonfirmasi oleh pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.

Kedatangan perwakilan Taliban ke Jakarta, disebut pihak Kemlu RI, tidak ada kaitannya dengan pemerintah Indonesia.

"Mereka datang untuk urusan internal dengan perwakilan Afghanistan di Jakarta, sifat kunjungan informal dan tidak ada pertemuan apapun dengan pihak pemerintah atau Kemlu," ujar Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Rabu (26/7/2023). 

Sebelumnya, media Jepang Nikkei Asia melaporkan bahwa delegasi tingkat menengah Taliban mengunjungi Indonesia dan Malaysia guna meningkatkan hubungan antara Afghanistan dengan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 

"Ini kunjungan delegasi tingkat menengah ke Indonesia dan Malaysia, dan berusaha untuk meningkatkan hubungan antara Afghanistan dan kedua negara Islam tersebut," kata sumber Taliban. Ia juga menambahkan bahwa kunjungan tersebut dilakukan lebih dari seminggu yang lalu.

Kunjungan itu, kata para analis, merupakan upaya Taliban untuk mendapatkan dukungan dan pengakuan internasional.

Lebih jauh lagi, analis menyebut Taliban berusaha untuk menarik investasi asing ke Afghanistan guna menopang ekonominya yang lemah, mengingat bahwa negara tersebut merupakan salah satu yang termiskin di dunia.


Taliban Cari Dukungan

Petugas keamanan Taliban menggeledah jemaah Muslim saat mereka tiba untuk salat Idul Fitri, yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di Jalalabad pada Jumat, 21 April 2023. (AFP)

Menurut pendapat sejumlah ahli, Taliban tengah berupaya mencari dukungan dan meyakini bahwa ada kelompok-kelompok Islam di negara Muslim, seperti Indonesia dan Malaysia, yang mau mendengarkan cerita dari sisi mereka. 

Selain itu, ahli juga mengatakan bahwa Taliban berusaha meyakinkan kelompok-kelompok tersebut untuk melobi pemerintah dalam mendukung mereka. 

"(Perjalanan) ini tidak hanya termasuk mendorong pengakuan rezim Taliban tetapi juga mendorong negara-negara ini untuk berinvestasi di Afghanistan dan memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan," ujar Wakil Direktur dan Kepala Divisi Terorisme Asia Selatan di Badan Think-Tank Islamic Theology of Counter Terrorism yang berbasis di Inggris, Faran Jeffery. 

"Pada saat yang sama, Taliban tidak terlalu menyoroti pertemuan ini, mungkin agar tuan rumah mereka dapat menghindari rasa malu," tambahnya. 


Ekonomi Afghanistan Merosot Sejak Taliban Berkuasa

Tempat makan cepat saji yang ditutup oleh Taliban di provinsi Herat, barat laut Afghanistan, Senin, 10 April 2023. Taliban telah melarang keluarga dan perempuan untuk mengunjungi restoran yang memiliki taman atau ruang terbuka hijau di provinsi Herat, kata seorang pejabat pada hari Senin. (AP Photo/Omid Haqjoo)

Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus 2021, Badan Program Pembangunan PBB menyebut bahwa ekonomi Afghanistan menyusut hingga lebih dari 20 persen. 

Namun, sejak itu tingkat korupsi juga dilaporkan menurun, nilai tukar mata uang yang cenderung stabil dan inflasi terkendali. 


Belum Ada Negara yang Akui Taliban

Teuku Faizasyah, Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemlu) usai acara PPTM pada Rabu (12/1/2023). (liputan6/Benedikta Miranti)

Hingga kini, belum ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan secara resmi. Meskipun, sejumlah negara telah mengirim perwakilan ke beberapa misi luar negeri Afghanistan di China, Rusia, Qatar dan Pakistan. 

Begitu juga dengan Indonesia. Walaupun pada tahun 2022 Indonesia pernah mengirim bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, namun itu tidak berarti bahwa pemerintah mengakui Taliban secara resmi. 

"Kami ingin kembali menggarisbawahi bahwa hingga sekarang tidak ada satupun negara yang mengakui pemerintahan Taliban saat ini di Afghanistan, namun di sisi lain teman-teman juga mencermati bahwa hampir semua negara melakukan engagement dengan pihak Taliban termasuk di dalam hal inilah negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa," ujar Faizasyah pada Januari 2022. 

"Oleh karena itu, ada keperluan kita semua untuk membedakan kedua hal ini antara memfasilitasi proses bantuan kemanusiaan dan hal-hal yang bersifat esensial," sambungnya.

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya