Liputan6.com, Cilegon - Ada19,1 persen atau sekitar 6.800 balita di Kota Cilegon, Banten, menderita stunting. Hal itu berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 lalu.
Pemkot Cilegon menargetkan, angka tersebut bisa turun 5 persen pada 2024. Karenanya, RW, RT, posyandu beserta kader hingga pegiat gizi bisa urun rembuk menangani stunting di Kota Baja.
Baca Juga
Advertisement
"Bagaimana caranya supaya tahun depan harus turun lima persen, menjadi 14 persen. Ayo kita gerakkan semua unsur sampai RT RW, kader posyandu, pendamping keluarga, sampai komunitas gizi," ujar Sanuji Penyamaran, Wakil Walikota Cilegon, Kamis (27/07/2023).
Sanuji menerangkan, dari 19,1 persen itu, sama dengan sekitar 6.800 balita di Kota Cilegon yang terkena stunting. Pencegahan anak stunting harus dilakukan sejak masa awal kehamilan hingga berusia dua tahun.
Pola makan serta asupan gizi sejak hamil hingga tumbuh kembangnya harus diperhatikan secara baik. Makanan sehat tidak selalu mahal dan sulit di dapatkan. Pekarangan rumah bisa dijadikan lahan menanam sayuran.
"Pencegahan stunting juga harus diperhatikan dan dibimbing mulai dari pertama dinyatakan hamil sampai usia dua tahun lebih, dengan diberikan gizi yang baik, asupan dan nutrisi yang terbaik. Dapat diketahui dari pemerintah pusat bahwa Kota Cilegon memiliki jumlah stunting 19,1 persen dari jumlah balita, artinya sebanyak 6.800 balita yang terkena stunting," terangnya.
Politisi PKS menerangkan, kalau stunting tidak hanya terjadi di keluarga tidak mampu. Namun keluarga berkecukupan juga ditemukan anak yang menderita stunting. Sehingga pola asuh keluarga terhadap anak sangat berpengaruh.
Salah satunya terdapat di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten, dari 15 kasus gizi buruk dan kurang gizi, 80 persennya berasal dari keluarga mampu.
"Jangan sampai bapak ibunya kerja, anaknya dititip ke neneknya dikasih makan seadanya. Pagi siang sore makannya ciki, ini bahaya, bisa mengancam kecerdasan anak. Stunting itu ke depannya rentan terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, jantung dan strok," ujarnya.
Pelatihan Dapur Sehat
Perwakilan warga Kota Baja mendapatkan pelatihan Pengelolaan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), sebagai upaya untuk menuntaskan kasus stunting hingga zero atau angka nihil stunting.
Mereka diajarkan pola asuh serta menjamin ketersediaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan bagi anak dan keluarga, sehingga bisa menekan angka stunting.
"Selain menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, program Dashat ini juga diharapkan dapat menurunkan angka kasus stunting yang ada serta mencegah munculnya kembali atau kenaikan kasus stunting," ujar Agus Zulkarnain, Plh Kepala DP3AP2KB Kota Cilegon, Kamis (27/07/2023).
Advertisement