Gelombang Panas Melanda Italia, Lusinan Turis Pingsan di Colosseum Roma

Saking panas, Roma, yang merupakan kota lokasi Colosseum, sampai dijuluki "Kota Neraka" oleh media lokal.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Jul 2023, 21:00 WIB
Polisi (kanan) dan petugas Carabinieri berpatroli di luar Colosseum di Roma, Italia, Senin (1/6/2020). Colosseum, yang merupakan ikon kota Roma dibuka kembali untuk umum pada Senin (1/6), setelah ditutup lebih dari dua bulan, dengan beberapa pembatasan akses bagi pengunjung. (AP/Domenico Stinellis)

Liputan6.com, Jakarta - Italia dilanda gelombang panas. Karena kondisi tersebut, setiap hari puluhan turis pingsan saat antre menunggu masuk ke Colosseum Roma yang terkenal. Anggota dewan kota Roma pun mengimbau untuk mengubah jam buka monumen, serta tempat wisata lain.

Melansir Polish News, Kamis (27/7/72023), sekitar 70--80 orang pingsan sehari dalam antrian ke Colosseum Romawi karena panas yang melebihi 40 derajat celcius. Amfiteater Flavia saat ini buka mulai pukul 9 pagi, saat matahari sudah bersinar terik, dan tutup pukul 19.15, saat panas yang menyengat perlaham mulai mereda.

Di dekat Colosseum tercatat sebagian besar kasus pingsan di Roma. Salah satu anggota dewan, Dario Nanni, telah mengirim permintaan pada otoritas kota untuk mengubah jam buka amfiteater kuno secepat mungkin, menyesuaikannya dengan kondisi cuaca.

Cuaca ini akan sangat mempersulit pelancong dan akan tetap demikian untuk waktu yang lama di musim panas tahun ini. Merujuk laporan Roma Today, menurut anggota dewan, Colosseum harus dibuka pukul 7.30 sehingga setidaknya beberapa wisatawan dapat terhindar berdiri di "penggorengan," yaitu alun-alun di sekitarnya.

Selain itu, ia juga mengimbau untuk memperpanjang jam kunjungan di Roman Forum, Bukit Palatine, dan monumen stadion kuno Circus Maximus, yang saat ini tutup pukul 6 sore. Seruan ini bertepatan dengan pengumuman dampak lain dari antisiklon baru di Italia, Charon Bis, yang diprediksi membawa suhu di atas 40 derajat celcius di Roma.

Kota Abadi adalah pemegang rekor musim panas ini, di ibu kota negara itulah tingkat peringatan panas tertinggi diumumkan paling banyak sejauh ini. Suhu yang terus-menerus tinggi di sana telah menyebabkan media nasional menjuluki Roma sebagai "Kota Neraka."

 


Peringatan Risiko Kesehatan Ekstrem

Gelombang panas yang melanda Eropa selatan telah meningkatkan risiko kebakaran dan kematian akibat panas di Italia. (Photo by Giovanni ISOLINO / AFP)

Italia telah mengeluarkan peringatan risiko kesehatan ekstrem di 16 kota, termasuk Roma dan Florence, menyusul gelombang panas yang membakar Eropa. Ilmuwan iklim di Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan, panas ekstrem bisa mencapai 48 derajat celsius di Sisilia dan Sardinia, berpotensi jadi suhu terpanas yang pernah tercatat di Eropa.

Roma diperkirakan dapat mencapai suhu 44 derajat celsius, rangkum kanal Global Liputan6.com dari CNN, 16 Juli 2023. Otoritas Italia juga mengeluarkan peringatan level lebih rendah ke sembilan kota lain.

Kementerian Kesehatan Italia menyarankan masyarakat agar tetap terhidrasi, makan makanan lebih ringan, dan menghindari paparan sinar matahari langsung antara pukul 11.00--18.00 waktu setempat.

ESA memperingatkan bahwa gelombang panas yang menerjang Eropa baru saja dimulai. Selain Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, Yunani, dan Polandia juga diperkirakan turut dilanda cuaca ekstrem.

Ada kekhawatiran khusus bagi mereka yang bekerja di luar ruangan setelah seorang pekerja konstruksi berusia 44 tahun di Italia meninggal setelah pingsan di tengah suhu ekstrem.


Kebakaran Lahan di Yunani

Hembusan angin hingga 49 kilometer (31 mil) per jam mempersulit upaya untuk mengendalikan kobaran api di Pulau Rhodes Yunani. (Photo by EUROKINISSI / Eurokinissi / AFP)

Masih soal dampak gelombang panas di Eropa, bencana kebakaran lahan yang terjadi di Rhodes, salah satu destinasi wisata populer di Yunani, sejak pekan lalu, memaksa 19 ribu wisatawan dan warga lokal dievakuasi dari lokasi mereka tinggal.

Mengutip The Sun, 24 Juli 2023, lebih dari 16 ribu orang dievakuasi dari daratan dan 3.000 lainnya dievakuasi dari laut yang tersebar di 12 kampung dan sejumlah hotel. Mayoritas turis merupakan warga Inggris. Jumlah tersebut menjadikan upaya evakuasi terbesar yang dilakukan Yunani.

Sejumlah kamera merekam rombongan orang menyeret koper dan anak-anak di jalanan saat mereka mencari tempat yang lebih aman. Kebanyakan tinggal di penampungan sementara di pantai sembari menunggu giliran mengungsi menumpang kapal.

Turis Inggris lain menyelamatkan diri dari kebakaran lahan dengan menghabiskan malam di kamp darurat di seluruh pulau. Ruang kelas dan gymnasium disulap jadi tempat pengungsian dengan kasur digelar di lantai.

Pejabat Kedutaan Besar Inggris di Athena mendesak warga mereka meninggalkan daerah itu pada Sabtu malam, 22 Juli 2023, karena hari libur dan jadwal penerbangan ke Rhodes terus dibatalkan. Kementerian Luar Negeri Inggris juga telah mengirim tim evakuasi.


Cerita Turis yang Jadi Pengungsi

Kebakaran di pulau tersebut hanya terjadi di pegunungan Pulau Rhodes. Namun angin, suhu panas, dan kondisi kering memperluas wilayah kebakaran hutan dan lahan. (AFP/Spyros Bakalis)

Di antara para pengungsi adalah Daniel Jones. Ia dan tiga anggota keluarganya berusaha menyelamatkan diri dari kebakaran lahan hebat di Rhode pada malam hari.

Pria yang berprofesi sebagai guru olahraga itu harus berenang untuk menyelamatkan keluarganya ke kapal pesiar demi menghindari api yang mengejar mereka. "Ini adalah mimpi buruk, liburan kami hancur, anak-anak kami trauma," katanya pada The Sun.

Ia mengatakan, "Masih ada banyak kebingungan, itu gila. Tidak ada perwakilan atau siapa pun yang memberi tahu kami apa yang sedang terjadi. Ada saat di mana Anda dapat dengan jelas melihat api mendekat, tapi tidak ada perahu untuk melarikan diri. Saya merasa benar-benar tidak berdaya untuk melindungi keluarga saya."

Situasi serupa juga dialami Joanna Hughes, suaminya Jon, dan putrinya yang berusia lima tahun, Emilia. Keluarga ini terpaksa meninggalkan barang-barang mereka di hotel karena kebakaran hutan. Mereka bergabung dengan ribuan turis lain saat berjalan di sepanjang pantai berbatu di tengah cuaca panas ekstrem untuk mencari keselamatan.

Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya